02.

2 1 0
                                    

Hi!🤍
Aku janji bakalan up kisah JJ sering-sering. Aku sayang kamu, sayang kalian, sayang yang baca cerita JJ🤍
Semoga kalian selalu suka sama kisah mereka ya❤️🤍

HAPPY READING!🤍🌵

|||

Gadis itu tengah memotret tanaman hias di pinggiran jalan, dengan gaya rambut yang ia kuncir menjadi satu, lalu hoodie tosca yang membalut tubuh mungilnya. Cantik, siapa yang tidak terpesona dengan kecantikan Anya. Bukan Anya Geraldine, tapi Anya . Gadis cantik dengan ekspresi apapun. Ceria, anaknya hangat dan ramah, gadis penuh dengan kesederhanaan.

"Saya beli satu ya Pak bunga mawarnya."

"Allhamdulilah sok atuh Neng Bapak kasih bonus satu pot bunga kertas," ujar Bapak itu senang.

Anya tersenyum tulus lalu memberikan selembar uang berwarna merah muda. "Jangan Pak, Bapak sering ngasih saya bonus padahal saya hanya beli satu pot itupun saya tidak sering membelinya."

"Rezeki tidak boleh di tolak Neng, Neng langganan Bapak. Silahkan di ambil atuh."

"Enggak usah Pak saya ikhlas membeli satu pot bunga mawar tanpa bonus satu pot bunga kertas dari Bapak."

Akhirnya Bapak itu mengangguk lalu membawakan satu pot bunga mawar ke dalam mobil Anya. Sudah cantik tulus lagi, batin Bapak itu.

"Kembaliannya Neng," ujar Bapak itu sembari menyodorkan beberapa lembar uang kembalian ke Anya.

Anya menolaknya. "Enggak usah Pak sisanya buat Bapak," balas Anya.

"Jangan Neng, ini lumayan lho buat uang bengsin."

"Jika Bapak berat untuk menerimanya boleh nanti di belikan makanan saja lalu di kasih ke anak-anak sana ya Pak," kata Anya dengan menunjuk anak-anak kecil yang tengah bernyanyi di pinggiran jalan sembari menyodorkan kaleng bekas minuman ke para pengguna mobil atau motor.

"Yaudah Pak saya pamit pulang dulu ya, nanti mampir kesini lagi," sambung Anya lalu di angguki oleh Bapak itu.

Sesaat setelah kepergian Anya, Bapak itu langsung pergi ke warteg terdekat untuk membeli aneka makanan dan minuman untuk anak-anak yang sedang beryanyi di pinggiran jalan.

Jiwa yang melihat Anya dari dalam caffe-pun merasa terkesan. Benar-benar baik hati dan cantik. Ya, waktu itu Jiwa sedang mencari ponselnya yang jatuh di Jalan Cendana, ia sampai bingung sendiri untuk mencarinya kemana lagi. Awalnya Jiwa membiarkan saja ponsel itu hilang, lalu ia membeli ponsel baru. Tapi tiba-tiba seorang gadis menepuk bahu Jiwa lalu menyodorkan ponselnya.

"Tadi jatuh," ujar gadis itu singkat, lalu pergi begitu saja dengan mengayuh sepedanya.

Jiwa pikir pertemuan yang singkat itu hanya sehari dalam seumur hidup ternyata salah, ia bertemu lagi dengan gadis itu di sekolahnya. Murid baru, katanya.

"Mas ini kopinya," ujar seorang pelayan perempuan. Jiwa menoleh lalu mengangguk singkat.

Jiwa mengeluarkan ponselnya lalu melihat beberapa notifikasi yag masuk dan panggilan tak terjawab dari Kai. Jiwa mengerutkan dahinya bingung, ada apa dengan Kai? Saat ia ingin mengirim pesan kepada Kai, Kai malah menelpon Jiwa. Ini yang malas dari jiwa mengangkat sebuah telpon yang masuk.

JANJI JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang