09.

0 1 0
                                    

HI! 🌵🤍
Kalian yang masing daring tapi nyempetin waktu buat baca cerita JJ, makasih ya 🥺🤍
Aku sayang pembaca JJ dimanapun kalian🤍

HAPPY READING!
🌵❤️

|||

Sial! Bukannya Jiwa yang mengantarkan gadis itu berangkat sekolah tapi justru gadis itu yang mengajak Jiwa untuk manaiki angkutan umum. Motor Jiwa mati ia pikir bensinnya habis, ternyata bukan. Ia membawa motornya ke bengkel depan rumah Anya, lalu menyuruh gadis itu berangkat duluan bersama Kai. Tapi Anya menolak, ia tak mungkin meninggalkan Jiwa dengan keadaan motornya yang mati.

Saat sampai di persimpangan jalan tidak lama kemudian angkutan umur berhenti di depan mereka. Anya mengajak Jiwa untuk menaiki angkutan umum itu dan Jiwa setuju.

"Enggak papa, kan?" tanya Anya. Jiwa hanya menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban.

Di dalam angkutan umum itu hanya ada Anya, Jiwa dan dua anak kecil yang memegangi gitar kecil. Anya tersenyum kearah anak kecil itu lalu memberikan permen coklat 4 buah. Anak kecil itu menatap Anya dalam, ingin mengambil permen itu tapi mereka ragu.

"Enggak papa ambil aja," kata Anya dengan mengelus rambut anak kecil itu.

"Emang boleh Kak?" ujar anak kecil itu polos. Anya tersenyum simpul lalu mengangguk. "Boleh banget, asal kalian selalu baik sama orang lain dan selalu senyum juga ya."

Jiwa menatap Anya lalu menyunggingkan senyumnya. Cantik saja tidak mungkin membuat Jiwa sekagum ini pada seorang gadis. Anya, sudah cantik baik hati pula siapa yang tidak akan kagum melihat sosok Anya, bahkan Jiwa saja yang notabene-nya adalah laki-laki dingin akan luluh dengan sikap Anya jika melihat seorang gadis seperti ini.

"Kakak yang di sebelah Kakaknya bakalan marah enggak?" sahut anak kecil yang memegangi kaleng kosong. Anya menoleh kearah Jiwa lalu kembali menatap anak kecil itu. "Kenapa harus marah emang?" tanya Anya penasaran.

"Karena Kakak udah kasih permen coklat ini sama kita."

"Enggak. Dia orangnya baik, tapi enggak pernah senyum aja."

Anak kecil itu menatap Jiwa, lalu memberikan permen coklat yang di berikan Anya. "Kata Kakak ini Kakak enggak pernah senyum, jadi aku kasih permen coklat ini buat Kakak biar selalu senyum," tutur anak kecil itu, Jiwa menerima permen coklat itu lalu tersenyum simpul. Anya tertegun ketika melihat Jiwa tersenyum simpul seperti ini.

"Kalo Kakak sering senyum Kakak cantik ini bakalan sering kasih Kakak permen coklat," lanjut anak kecil itu. Tidak lama kemudian anak kecil itu turun dari angkutan umum dan melambaikan tangannya pada Anya.

Di angkutan umum itu hanya ada Jiwa dan Anya. Anya mengeluarkan ponselnya lalu memasangkan earphonenya, Jiwa menoleh kearah Anya lalu ia kembali menatap jalanan.

"Kamu suka denger musik enggak?" kata Anya, Jiwa hanya mengangguk singkat.

Tiba-tiba Anya memasangkan earphonenya ke sebelah kiri kuping Jiwa, laki-laki itu terkejut bukan main. Lalu ia menoleh kearah Anya, gadis itu hanya tersenyum lalu memutar music yang berasal dari ponselnya.

Ada rasa hangat dari diri Jiwa saat dekat dengan Anya. Gadis itu mampu membuat Jiwa melakukan hal-hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Dengan cara sederhananya bisa membuat Jiwa tersenyum bebas tanpa rasa takut sebelumnya.

Lima belas menit berlalu dan akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah, Kai datang menghampiri Jiwa lalu berhive five.

"Motor lo mana Wa?"

JANJI JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang