Chap [14]

208 22 1
                                    

Tak akan lupa aku ingatkan untuk tekan bintangnya, jangan segan ya kalo kalian liat ada typo biar langsung aku benerin.

.
.
.
.
.

Happy reading guys...

Seorang laki-laki dengan perawakan tinggi, kulit sedikit gelap yang terlihat eksotis, dan wajah tampan yang berpadu dengan tatapan tajam  membuat para wanita meliriknya kagum. Dia memasuki toko skincare di depannya dengan sedikit menunduk menghindari tatapan para wanita yang mengikuti langkahnya di setiap lirikan mata.

Ia adalah Kim Mingyu. Jajaran Prince charming yang selalu jadi perbincangan para wanita setiap harinya. Ada saja hal menarik darinya yang membuat wanita-wanita itu bergosip ria. Meskipun hal itu hanya sebatas Mingyu yang memakai celana bahan, menampilkan gambaran CEO muda yang karismatik, misalnya.

Dalam hati Mingyu merutuki kegilaan adiknya yang mengamuk minta ganti rugi hanya karena dirinya tak sengaja mematahkan lipstik yang katanya merupakan pemberian dari sang pacar. Itu bukan salah Mingyu. Salah sendiri menyimpan benda itu di tempat yang bukan seharusnya.

Tapi Kim Jiya, adiknya yang centil itu memiliki kepala sekeras batu. Sudah Mingyu ceritakan kejadian sebenarnya sepanjang kereta pun ia tetap tak mendengar. Sebagai bukti rasa bersalahnya, di sinilah Mingyu berada sekarang. Ia memang kakak baik yang lebih memilih mengalah.

Berbekal informasi dari teman kelasnya mengenai pembukaan toko baru ini, Mingyu lekas datang kesini sebelum kelasnya dimulai kembali.

'Andai gue punya pacar, pasti udah gue suruh dia yang beli!' batinnya geram.

Mingyu memilih jalan samping guna menghindari tatapan para wanita yang menatapnya dengan berbagai macam. Mingyu akui, dirinya memang tampan. Sangat tampan malah. Tapi ketahuilah tatapan mereka saat ini tampak menggelikan bagi Mingyu. Tatapan kagum dan ledekan yang berpadu jadi satu.

Sial sekali paginya di hari Senin yang cerah ini. Tidak ada kah satu pun pegawai laki-laki disini?!

Mingyu terlalu sibuk menunduk sampai tak menyadari keberadaan Yeonsoo di depannya. Dia hanya melirik lewat ekor matanya tanpa benar-benar melirik wajah Yeonsoo.

"Mingyu?" ucap Yeonsoo pelan dengan ragu namun masih bisa Mingyu dengar dengan jelas.

"Yeonsoo..." panggil Mingyu dengan mata berbinar layaknya seorang anak yang melihat coklat di depannya.

•••••

"Jadi, ini ulah Jiya?" tanya Yeonsoo begitu mereka keluar dari toko dengan menenteng paper bag kecil.

Di sampingnya Daerim memeluk erat paper bag-nya dengan sayang. Sedangkan Yeonsoo sudah melayangkan tatapan tajamnya pada gadis itu. Bagaimana tidak, hanya karena iming-iming traktiran Daerim benar-benar menguras isi dompetnya dengan membeli seperangkat skincare lengkap.

Untung saja, tadi Yeonsoo hanya berjanji membelikan skincare dan bukannya kosmetik. Bisa kering dompetnya dikuras sahabat kurang ajarnya itu.

"Ya, seperti itulah. Ngomong-ngomong kenapa anak itu tidak ada perubahan sama sekali?" bisik Mingyu di telinga Yeonsoo.

Pandangan Yeonsoo bergulir pada Daerim yang telah jauh di depan sana. Terlihat sekali enggan melihat Mingyu. Sejak keberadaan Mingyu di dalam toko, Daerim memang menjadi lebih kalem dan sebisa mungkin menghindari laki-laki itu. Bahkan saat ia selesai memilih belanjaan, Daerim berdiri didekat kasir dan menunggu tanpa niat memanggil Yeonsoo yang sedang membantu Mingyu.

Mereka berdua memang memiliki masa lalu yang tak Yeonsoo pahami. Bermusuhan tanpa akhir hingga Yeonsoo malas meladeni tingkah keduanya. Dan sepertinya kini Mingyu sudah tak lagi peduli. Berbeda sekali dengan Daerim yang sama keras kepalanya dengan Jiya.

Kuliah | Wonwoo ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang