Chap [15]

117 8 2
                                    

Bergelung dengan hujan di pagi hari adalah hal yang menyesatkan bagi Yeonsoo. Terlebih jika ia harus masuk kelas pagi.

Sialnya, ia sedang ada di fase itu sekarang.

Diambilnya ponsel yang terus saja mengeluarkan suara nyaring sejak 20 menit lalu.

Dengan malas Yeonsoo bangkit duduk sambil menguap lebar. Daerim tidak ada di tempatnya. Yang Yeonsoo ingat, tadi Daerim pamit duluan karena harus mengerjakan tugas yang lupa ia kerjakan.

Dan seingatnya, tadi Daerim mengatakan jika ia telah membelikannya sarapan. Benar saja, di atas meja belajarnya sudah ada sendwich dan susu kesukaanya. Yeonsoo menghela nafas kecil lalu pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah memakan sarapannya Yeonsoo segera pergi menuju kampus tak lupa memegang payungnya untuk melindungi diri dari hujan panjang yang entah kapan akan reda.

"Yeonsoo...!" panggil seseorang.

"Kenapa? Mau minjem duit lagi?" tanyanya membuat orang itu mengeluarkan cengiran khasnya.

"Dih, lo mah. Emang gue kalo manggil lo itu artinya mau minta duit," ucap orang itu yang Yeonsoo balas dengan bahu terangkat.

"Jadi kenapa lagi?"

"Gue mau bayar hutang, dong." Mendengar hal itu lantas membuat senyum hadir di bibir Yeonsoo.

"Bagus. Tahu aja lo kalo gue lagi butuh duit."

"Iyalah, gue kan tipe cowok peka yang selalu mengerti wanita." Yeonsoo mendengus malas dan menoyor kepala Seokmin keras.

"Peka doang sukanya ngutang sama gue. Gak guna insting lo!" ejeknya diakhiri tawa yang membuat Seokmin misuh-misuh tak jelas.

"Namanya juga anak rantau, Eun. Masa iya gue harus minta ke orang tua terus kalo butuh dana dadakan. Selama ada lo, hidup gue aman." Ingin rasanya Yeonsoo memukul lagi kepala Seokmin kalau saja dirinya tidak ingat keadaan sekitar yang ramai.

"Nih, gue kasih sama bonusnya juga." Seokmin meletakkan beberapa lembar uang ditambah dua buah permen yang katanya bonus itu.

"Apaan lo ngasih gue bonus permen, kayak mbak-mbak supermaket aja lo, Min." Dan seperti biasa Seokmin pun membalasnya dengan senyum lebar.

"Terima aja lah, Eun. Kapan lagi kan lo dapet barang semanis permen dari cowok ganteng ini," kata Seokmin dengan jari jempol dan telunjuk berada di dagunya.

Kesal mendengar celotehan absurd Seokmin, dengan langkah cepat Yeonsoo berjalan menuju gerbang kampus meninggalkan Seokmin yang berteriak ingin minta tumpangan payung.

"Dasar jamet! Siapa suruh gak bawa payung!" teriak Yeonsoo tanpa menoleh ke belakang.

"Lagian apanya yang manis, sih? Ini permen rasanya asem, astaga!" gumam Yeonsoo tak habis pikir.

Seokmin yang capek meneriaki nama Yeonsoo akhirnya berhenti kala matanya menangkap sahabat karibnya yang berjalan dari sisi yang berbeda.

Tak menunggu lagi, Seokmin dengan cepat menghampirinya dan merapatkan tubuhnya agar tidak semakin basah oleh air hujan.

"Untung aja lo lewat. Emang lo itu kayaknya tulang rusuk gue, deh," ujar Seokmin.

Laki-laki itu heran darimana datangnya anak absurd satu ini? Dia tadi sedang membaca informasi dari grup chat kelasnya. Lalu Seokmin tiba-tiba saja datang, menubruk tubuhnya.

"Lo jelangkung?" tanyanya heran.

"Kok lo tahu?" tanya Seokmin pura-pura terkejut.

Namun, memang dasar temannya yang satu ini kelewat baik hati dan polos. Jadi ucapan ngelantur itu sepertinya dianggap serius. Lihat saja matanya yang sudah melotot itu.

"Ya, enggaklah. Gila aja muka pangeran gini dibilang jelangkung!" ucap Seokmin kemudian.

Dan kembalilah raut wajah laki-laki itu yang memperlihatkan kelembutan dan kepolosannya.

Andai saja Seokmin itu mulutnya gak bar-bar, pasti sekarang mereka berdua akan terlihat sebelas dua belas. Pasalnya kalau hanya bermodalkan wajah, Seokmin tentu akan dicap sebagai laki-laki kalem pendiam yang baik hati.

Hm..., dalam mimpi kali, ah.

Gak akan kesampaian lah imej kayak gitu buat Seokmin mah.

Gak bar-bar = No fun

Sahabat karib Seokmin itu namanya Hwang Yunseong. Mukanya emang kalem banget, sama kayak sifatnya yang supel dan ramah tapi bisa segala hal.

Gak banyak orang percaya kalau Yunseong itu pelatih taekwondo karena mukanya yang polos.

Dan kalian para perempuan! Percayalah, melihat Yunseong yang sedang mempraktekkan gerakan taekwondo itu akan melukai diri sendiri.

Banyak dari perempuan yang melihat akan merasakan gejala-gejala seperti mata melotot lebar dengan mulut menganga tanpa terkendali. Kaki lemas dan tangan tremor ditambah hati yang nyaris lepas dari tempatnya saking cepatnya ia berdetak.

Jadi, bagi kalian yang ingin mengamankan diri jangan tiru hal tersebut karena itu hanya dilakukan oleh para jomblowati yang ingin meninggikan standar calon mereka!

"Songsong, lo udah kirim pesan ke si Yeonsoo, gak?" tanya Seokmin yang tiba-tiba ingat temannya ini tertarik pada Yeonsoo.

Yunseong yang beberapa saat lalu kembali memainkan ponselnya terdiam sebentar lalu menggeleng sambil mengalihkan pandangan.

"Ah, lo cemen bener. Jangan bikin cowok jadi rendah di mata cewek dong, bro. Kalo suka lo harus usaha Songsong!" kata Seokmin lagi dengan sedikit kekesalan yang tertahan.

"Nama gue Yunseong, bukan Songsong!" balas Yunseong mengelak dari pembahasan.

"Alah, sok banget mau ngalihin pembicaraan. Udah ah, gue sebagai lelaki sejati cuman bisa ngasih saran buat lo. Kalo—"

"Gak usah!" potong Yunseong langsung sebelum Seokmin memberitahunya.

"Tapi—"

"Udah, lo diem aja deh, Mimin. Gue gak percaya sama saran lo," balas Yunseong sarkas.

Untunglah logikanya kini sedang memimpin. Bayangan bagaimana ia percaya begitu saja dengan ucapan Seokmin satu bulan yang lalu membuatnya kapok. Lelaki sejati macam apa yang menghadiahkan pakaian bekasnya kepada pacarnya saat ulang tahun.

Emang dasar otaknya gak waras!

"Yaudah, gue gak akan kasih tahu. Gue sih gak rugi apa-apa," sombong Seokmin.

Yunseong hanya bisa memutar bola matanya mendengar kesombongan lelaki sejati KW seribu ini. Terserah sajalah, biarkan Seokmin bahagia dengan dunianya.

Ketika sampai di pintu masuk, Yunseong melihat seorang gadis yang ia tahu pacar dari lelaki di sampingnya ini keluar dari mobil mewah sambil berjalan bergandengan tanga dengan sang pengemudi.

"Kayaknya bukan gue yang harus lo khawatirin. Khawatirin dulu diri lo, Min. Noh, pacar lo udah punya gandengan baru," jujur Yunseong.

Lalu ia menepuk bahu Seokmin beberapa kali ketika laki-laki itu terpaku dengan tangan yang menutupi mulutnya yang menganga.

Miris sekali, ya.


__TBC__

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kuliah | Wonwoo ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang