Yeonsoo masih tidak mempercayai kakak tingkatnya yang beberapa waktu lalu, mentraktirnya makan hanya karena sebuah pulpen. Bukannya dia berpikiran negatif, hanya saja sikap yang ditunjukkan kakak tingkatnya itu memang patut dicurigai.
Tidak ada angin bahkan tidak ada hujan, tiba-tiba saja orang itu hadir di depan matanya bersikap layaknya sahabat lama, seperti saat ini.
"Hai, lo mau ke perpus ya?" Tanya kakak tingkatnya itu. Bahkan saking takutnya Yeonsoo, dia sampai tidak tahu siapa nama orang ini.
"Iya, kak." Jawab Yeonsoo dengan sedikit nada dingin disana.
Ini aneh, Yeonsoo bukan tipe orang yang suka bersikap dingin pada orang baru. Bahkan Yeonsoo akan cenderung lebih ceria saat bertemu teman baru.
"Ya udah, kalo gitu lo bareng gue aja," usulnya.
Yeonsoo hanya tersenyum menanggapi ucapan Wonwoo tanda dia oke-oke saja dengan usulan itu.
Wonwoo yang merasa diabaikan sejak tadi tidak merasa kesal sedikit pun. Wonwoo adalah tipe orang yang suka mengabaikan, ingat? Jadi dia tidak masalah jika diabaikan balik karena salah satu alasan dari mengabaikan adalah adanya ketidakterbiasaan. Dan atas dasar itu, Wonwoo berarti harus mulai mendekati Yeonsoo agar gadis ini bisa terbiasa dengan keberadaannya.
Sesampainya di perpustakaan, Yeonsoo segera menghampiri Seungcheol untuk mengembalikan buku yang dipinjamnya minggu lalu. Wonwoo yang berdiri di belakang Yeonsoo hanya bisa menatap heran pada kedekatan di antara Yeonsoo dan Seungcheol. Yeonsoo bahkan selalu tersenyum memandang penjaga perpustakaan itu.
"Hei, minggir lo! Ada yang mau balikin buku tuh." Wonwoo yang merasa ditunjuk oleh Seungcheol hanya bisa diam dengan alis terangkat.
"Gue?" Wonwoo menunjuk dirinya sendiri sedangkan Yeonsoo tak menampilkan ekspresi apapun, hanya memandang Wonwoo dalam diam.
"Iyalah. Emang siapa lagi yang berdiri di depan gue selain kalian berdua?"
"Dia sama gue, kak." Ucap Yeonsoo cepat.
"Oh pantesan dia dari tadi liatin gue kayak kepo banget gitu." Tuduh Seungcheol yang memang sempat mendapati Wonwoo memperhatikan obrolannya dengan Yeonsoo.
Saat hendak membalas ucapan Seungcheol, Yeonsoo sudah lebih dulu menginterupsinya untuk mencari tempat duduk karena menurutnya jika meladeni Seungcheol tidak akan selesai dalam hitungan menit.
"Lo itu sering banget ya ke perpus gini?" Tanya Wonwoo saat kesunyian menghampiri keduanya.
"Ya…hampir setiap hari, kecuali kalo gak ngampus." Balas Yeonsoo tanpa melihat ke arah Wonwoo.
Sebenarnya tadi niat Yeonsoo untuk datang ke perpustakaan untuk mengistirahatkan pikirannya dengan membaca novel. Tapi apalah dayanya yang yang harus bertemu dengan kakak tingkatnya yang absurd ini. Jadi, dia harus pura-pura mengerjakan tugas kuliahnya.
"Lo emang gak bosen ya ngerjain tugas terus?" Wonwoo pusing sendiri melihat Yeonsoo yang sepertinya tidak bisa menyelesaikan tugasnya dan malah merobek hasil kerjaannya sendiri.
"Bosenlah, kak." Yeonsoo tak bisa berbohong untuk yang satu ini karena dia memang sudah suntuk berpura-pura.
"Mau ikut gue?"
"Hah!?"
Tiga kata yang dikeluarkan Wonwoo itu membuat sebagian otak Yeonsoo dipenuhi dengan hal-hal negatif. Kakak kelasnya ini bukan psikopat kan?
Mohon maaf saja tapi Yeonsoo bukan tipe orang yang akan ikut kemana pun saat diajak orang. Dia akan mempertimbangkan dulu baik dan buruknya. Dan tolong dicatat dia tidak mengenali orang ini yang diketahuinya hanyalah sebatas dia kakak tingkat di kampusnya.
"K-kok ekspresi lo gitu amat ya? Gue kesannya kayak punya niat buruk sama lo." Wonwoo menggaruk rahangnya tersenyum kikuk.
Yeonsoo yang tersadar dari pikiran anehnya itu pun segera mengubah raut wajahnya dan tersenyum lebar—yang lebih terlihat dipaksakan—pada Wonwoo.
"Sorry, kak. Tapi gue kan gak kenal sama lo. Hahahaha," tawa garing Yeonsoo membuat salah satu mahasiswi menegurnya karena mengganggu.
"Emang gue belum ngasih tahu?" Yeonsoo menggeleng pelan.
"Hahaha." Yeonsoo mengangkat alisnya heran melihat kakak tingkatnya yang tiba-tiba saja tertawa dengan tangan yang menutupi wajahnya. Biar gak ditegur kali, ya.
"Kalo gitu ini salah gue. Nah, ayo kenalan lagi," senyum manis Wonwoo membuat Yeonsoo tanpa sadar menerima uluran tangan Wonwoo yang sudah menggantung di depannya.
"Nama gue Wonwoo. Lo bisa panggil gue Wonwoo atau Wonu atau Won atau Woo, apalah terserah lo. Salam kenal, Eun Yeonsoo."
Yeonsoo sedikit tersentak saat kakak tingkatnya yang telah diketahui namanya itu ternyata mengetahui identitasnya.
"Loh, kok kakak…"
Wonwoo sudah tahu pasti akan begini saat dia memperkenalkan diri. Jujur saja wajah polos Yeonsoo membuatnya semakin ingin menjahili gadis itu. Dan itu berhasil membuatnya jatuh semakin dalam.
"Udah, yok. Gue bosen di perpus terus." Tanpa melepaskan tautan lengan Yeonsoo, Wonwoo beranjak berdiri meembuat Yeonsoo secara tidak sadar ikut berdiri.
"Kita mau kemana, kak?"
"Kemana aja yanga penting gak berhubungan sama buku ataupun tugas." Wonwoo tersenyum manis ke arah Yeonsoo. Yah, dan itu sukses membuat Yeonsoo terpaku.
Sesampainya di halte bus, Wonwoo melepaskan tangan Yeonsoo. Tapi suhu tangan Wonwoo masih tertinggal di tangannya. Hangat.
"Pernah nyobain makan es krim di The Cornsweet?" Tanya Wonwoo memecahkan keheningan.
Yeonsoo menggeleng sebagai jawaban. Kalau nama tokonya sih dia tahu tapi dia belum sempat mencobanya karena memang tugas yang mebludak dan lagi setiap kali dia mengajak yang lain pasti mereka akan menolak.
"Tapi tokonya tahu, kan?" Kali ini Yeonsoo mengangguk.
Apa Yeonsoo terlihat sangat canggung? Ia memang merasa canggung dengan keadaan ini. Kakak kelasnya ini, bukankah dia terlalu terang-terangan dalam mendekati dirinya? Itu sedikit membuat Yeonsoo tidak nyaman, sedikit sekali.
"Kalau begitu, ayo!" Wonwoo berjalan melewati Yeonsoo.
Loh? Kok? Jangan bilang Wonwoo akan berjalan kaki ke toko itu. Yeonsoo tahu kalau toko itu tidak terlalu jauh dari kampusnya, tapi apa maksud Wonwoo dengan mengajaknya ke halte bus? Hanya untuk berdiri kah?
Aish, ingin rasanya Yeonsoo berteriak sampai vita suaranya meledak. Wonwoo memang laki-laki teraneh yang pernah ditemuinya.
__TBC__
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah | Wonwoo ver.
Random"Won, lo beneran suka sama dia?" Wonwoo berhenti lalu menoleh pada Woozi. "Dia siapa?" tanyanya singkat. "Anak fakultas sebelah yang lo ajak ngobrol tadi," balas Woozi menunjuk tempat Wonwoo mengobrol beberapa saat yang lalu. "Oh..." Wonwoo kembali...