Kalo kalian liat ada typo yang nyempil ataupun bertebaran, jangan lupa komen ya…
Happy reading
-
-
-Pagi itu, Yeonsoo pergi menuju tempat kerjanya. Anak rantauan seperti dirinya memang harus bisa mencari uang untuk menghidupi hidupnya di kota orang. Walaupun uang saku selalu aman dikirim setiap bulannya, tapi setidaknya dengan bekerja paruh waktu Yeonsoo tidak akan terbuang sia-sia.
Pekerjaan yang dilakoninya cukup mudah. Selain itu, kerja paruh waktunya ini lumayan bergengsi dan menurutnya pekerjaan ini kurang cocok dijadikan pekerjaan paruh waktu karena gaji yang ditawarkan juga lumayan besar.
Asisten sutradara. Itulah nama pekerjaan paruh waktunya. Yeonsoo hanya bekerja di saat sang asisten sutradara yang tetap berhalangan hadir atau memiliki tugas lain yang bersamaan.
Pekerjaan itu sangat menguntungkan. Disamping Yeonsoo selalu bertemu aktris dan aktor terkenal, para staf yang bekerja bersamanya juga sangat bersahabat bahkan mereka tak segan-segan mentraktir Yeonsoo saat makan siang tiba. Yeonsoo merasa seperti memiliki keluarga besar di kota yang asing untuknya ini.
Sesampainya Yeonsoo di tempat syuting, beberapa orang menyapanya ramah. Sedangkan kebanyakan dari mereka sudah sibuk dengan tugas masing-masing. Mulai dari memasang kamera, mengecek kelengkapan peralatan syuting sampai mengarahkan jalannya syuting nanti, dan tentu saja pengarah jalannya syuting adalah atasan langsung Yeonsoo, Yang Sejeong.
Sutradara muda yang terkenal dari partisipasi kerjanya dalam film 'Miracle in Cell No.17'. Kesuksesannya itu terlahir dari dedikasi dan keseriusannya dalam mengerjakan film ini. Banyak orang di luar sana yang menjadikan film ini sebagai film terfavorit mereka. Kesuksesan film ini juga diperlihatkan dalam prestasinya mendapatkan tropi di salah satu ajang bergengsi Awards terbesar Asia.
"Annyeonghaseyo, sutradara-nim." Sapa Yeonsoo sopan lengkap dengan senyuman manisnya.
"Ohh, bukankah sudah ku bilang jangan memanggilku seperti itu. Kita ini cuman beda 6 tahun." Ucap Sejeong dengan wajah sangar yang lebih terlihat lucu di mata orang yang melihatnya.
Sejeong ini walaupun umurnya sudah bisa dikatakan dewasa tapi wajah dan sikapnya kerap kali menyangkal kebenaran dari umur biologisnya. Bukan hanya sikapnya saja yang dapat menyangkalnya bahkan aspek lainnya seperti gaya pakaian sampai makanan favoritnya saja ikut-ikutan menepis kebenarannya.
"Baiklah, baiklah. Aku pergi dulu, sut-Sejeong-ssi."
Melihat Sejeong yang hendak protes dengan panggilannya yang formal dan terkesan meledeknya, Yeonsoo segera melesat jauh menuju rumah syuting dan mengambil naskah untuk syuting hari ini.
"Sepertinya hari ini akan cukup melelahkan." Erangnya saat melihat betapa tebalnya naskah yang ada di genggamannya.
~~°~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah | Wonwoo ver.
Random"Won, lo beneran suka sama dia?" Wonwoo berhenti lalu menoleh pada Woozi. "Dia siapa?" tanyanya singkat. "Anak fakultas sebelah yang lo ajak ngobrol tadi," balas Woozi menunjuk tempat Wonwoo mengobrol beberapa saat yang lalu. "Oh..." Wonwoo kembali...