Chap [12]

163 25 2
                                    

Jangan segan-segan komen kalo kalian menemukan typo ya...

Happy reading...

.
.
.
.

Seperti yang dijanjikan, Wonwoo sudah stand by di depan rumah Yeonsoo sejak pukul 7 pagi. Dan Dino lah yang tersiksa gara-gara kedatangan Wonwoo itu.

Sang Tante memaksanya untuk segera bangun karena tidak tahu jika Yeonsoo yang sebenarnya akan ditemui Wonwoo. Padahal 'kan Dino niatnya akan bangun ketika waktu survei nanti. Memang ini nasib sial di pagi Senin yang cerah.

"Gak sekalian subuh aja lo dateng, bang?" dumel Dino dengan wajah kesal.

"Maunya sih gitu, tapi kan lo tahu sendiri gue ini anaknya on time," balas Wonwoo yang dihadiahi decakan Dino.

"Terserah lo ajalah." Dino duduk di sofa panjang yang berada di samping single sofa Wonwoo lalu membaringkan tubuhnya disana dengan mata merem melek.

Wonwoo yang sudah biasa melihat kelakuan Dino—yang memang baperan jika sedang mengantuk pun memilih untuk tidak menanggapinya lagi.

Sejak kemarin tiga temannya terus saja mengajukan protes karena Wonwoo tidak ada kabar sama sekali. Tentu saja Hoshi lah yang paling dramatis dibanding yang lain.

Entah bagaimana anak itu saat kecil sampai-sampai tingkah lakunya hiperaktif seperti sekarang. Itu yang Wonwoo pikirkan kalau melihat Hoshi yang mulai meluncurkan perilaku anehnya.

Jam setengah 8 kurang 10 menit Yeonsoo keluar dari kamarnya dengan menggunakan jeans hitam dan blouse warna soft pink yang membuatnya terlihat manis dan feminim.

Ketika ingin menuju ke dapur, Yeonsoo terkejut melihat Wonwoo yang sudah duduk di kursi tamu dengan tatapan yang terarah padanya.

"Lho, kakak kok udah ada disini?" herannya.

"Kamu kenal sama Wonwoo?"

"Kenal, Bu. Malah Yeonsoo sekarang mau ke kampus bareng dia." Ibu mengerjapkan matanya lalu melirik Wonwoo sejenak.

Dia menepuk dahinya dan berbicara pada Yeonsoo, "Berarti dia ke sini mau ketemu sama kamu?" Yeonsoo mengangguk kecil.

Tangannya sibuk mengambil susu dan makanan dalam kulkas. Sepertinya Wonwoo datang sebelum sarapan. Jadi, tidak ada salahnya jika ia menawarkan makanan ringan ini, 'kan?

Dilihatnya sang ibu yang pergi mendekati Wonwoo. "Chan, kamu ke kamar aja. Tante kira Wonwoo mau ketemu kamu tadi," ucapnya sambil menepuk bahu Dino.

Yeonsoo akhirnya mengerti kenapa ibunya terlihat merasa bersalah tadi. Dino memang semalam sudah bilang akan tidur sampai jam 10 pagi. Yeonsoo jadi ingin tertawa tapi juga kasihan pada Dino.

Setelah memasukkan beberapa makanan ringan dan sandwich ke dalam paper bag, Yeonsoo pergi menghampiri Wonwoo yang mengobrol dengan ibu.

"Bu, Yeonsoo pergi sekarang, ya." Atensi keduanya beralih melihat Yeonsoo yang sudah berdiri di dekat pintu.

"Gak akan sarapan dulu?" tanya ibu singkat.

Yeonsoo menggeleng, ia memperlihatkan paper bag yang sedang dipegangnya. "Yeonsoo udah bungkus makanan. Gak apa-apa 'kan kak kalo kita sarapan nanti di kampus?"

"Gak masalah," balas Wonwoo dengan bahu terangkat.

Dia memang jarang sarapan. Mau makan atau tidak ketika pagi, rasanya sama saja menurut Wonwoo.

Mereka pun berangkat tepat jam setengah delapan. Wonwoo biasanya akan sampai dalam waktu 30 menit kalau ngebut. Hanya saja karena sekarang ia membawa seseorang di belakangnya, sepertinya akan membutuhkan waktu sekitar satu jam jika kecepatannya pelan.

"Kak, kalo pelan gini kapan sampenya?" protes Yeonsoo karena memang Wonwoo menjalankan motornya begitu pelan sampai dikalahkan orang yang sedang joging.

"Biar aman."

"Cepetan dikitlah kak, 'kan katanya kakak ada kelas jam 9. Gue udah biasa kok kebut-kebutan waktu dibonceng Daerim." Seakan mendapat lampu hijau untuk meningkatkan kecepatan, Wonwoo pun menyetujuinya.

Dia memang sedikit aneh kalau membawa motor dengan pelan. Anginnya kurang terasa. Setelah kecepatan bertambah, dirasakannya kedua tangan Yeonsoo yang memegang masing-masing sisi jaket yang dikenakan Wonwoo.

Begitu saja Wonwoo sudah tersenyum lebar di balik helmnya. Sungguh pagi yang indah.

Wonwoo dan Yeonsoo sampai di kampus lebih cepat dari perkiraan. Agak risih melihat beberapa mahasiswa yang terlihat memperhatikan Yeonsoo ketika turun dari motor Wonwoo.

Tapi dia juga tidak peduli. Meskipun memang ada yang membicarakan, tapi orang-orang di kampusnya ini lebih banyak yang terkesan acuh pada hal yang bukan urusan mereka.

Lagipula bukan hanya Wonwoo saja yang terkenal disini. Setahu Yeonsoo banyak juga selebgram ataupun orang terkenal lain yang menimba ilmu di kampus ini. Info itu disponsori oleh Daerim si ratu netizen.

Mengingat makanan yang telah dibawa, Yeonsoo mengajak Wonwoo untuk makan bersama di taman kampus yang tak jauh dari parkiran. Wonwoo sih ikut-ikut saja. Dia juga yang bahagia kalau diajak.

"Lo gak suka sarapan pagi, kak?" ujar Yeonsoo langsung begitu mereka duduk di bangku taman.

"Gue lebih sering Brunch, biar nanti siang gak makan lagi." Yeonsoo mengangguk mengerti mendengarnya.

"Sekarang juga masuknya Brunch, 'kan? Nih, tadi ibu bikin sandwich. Sekalian sama susu rasa pisang."

Wonwoo tersenyum lebar ketika Yeonsoo dengan semangat mengeluarkan makanan dan minuman itu dari dalam paper bag. Yeonsoo terlihat seperti ibunya yang selalu meneriaki Wonwoo untuk segera makan.

"Makasih, Soo."

Yeonsoo mendongak menatap Wonwoo yang juga sedang menatap dirinya dengan senyum lebar. Duh, kok Yeonsoo jadi deg-deg-an melihatnya.

Mudah-mudahan wajahnya tidak memerah karena hal ini. Dengan cepat Yeonsoo kembali sibuk membuka tempat makannya yang memperlihatkan beberapa potong buah yang sempat Yeonsoo potong sebelum mandi tadi.

Yeonsoo meletakkan kotak makan itu di depannya dan di depan Wonwoo dengan ragu. Dia bingung harus berkata apa.

"Makan, kak," ucap Yeonsoo pada akhirnya sambil melirik Wonwoo sekilas.

Yeonsoo tidak kuat jika Wonwoo terus saja tersenyum polos padanya. Ini jantung, bukan batu yang akan diam saja dilihat seperti itu.

__TBC__

Holaa, gimana kabarnya hari ini?
Jangan lupa bahagia yaa🥰

Maafkan aku yang gak update-update ini. Semoga masih ada yang nunggu cerita ini up👉👈

Kuliah | Wonwoo ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang