Perseteruan Dua Cogan Yang Memusingkan

51 12 4
                                    

HAPPY READING! (っ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING! (っ.❛ ᴗ ❛.)っ

"Dalam percintaan di masa remaja apalagi saat masa SMA pastilah bukan rasa yang benar-benar asli. Dapat juga rasa tersebut menjadi rasa yang mengekang hati orang lain dan malah menyakiti orang yang dicintai tersebut, jika memang timpal balik dari kedua pihak tak memungkinkan atau salah satu darinya tidak mampu untuk melakukannya."

_____________________

~Author POV~

Sudah 5 menit jalan raya terlewati hanya untuk sampai ke SMA Strongila yang letaknya memang tak terlalu jauh dari rumah Bina. Untung kota Malang sekarang tidak terlalu ramai pada jalan rayanya jadi Bina dan ayahnya tidak terjebak pada keadaan yang namanya macet itu.

Bina hendak turun dari motor metik ayahnya itu dan langsung menyalami ayahnya sebelum melangkahkan kaki untuk masuk ke pintu gerbang sekolahnya.

"Ayah, Bina berangkat dulu ya! Ayah semangat ya kerjanya, kalau dah gajian beliin Bina boneka beeusaarr, ya Yah?" tanya Bina dengan mata yang berbinar-binar demi dapat menyilaukan hati ayahnya.

"Iya, ya pasti Ayah belikan kalau sudah gajian nanti. Kamu belajar yang benar dan semangat raih segala keinginanmu!" ujar Ayahnya Bina menyalurkan semangat pada anak satu-satunya tersebut.

"Terima kasih, Ayah! Aku sayang Ayah!" Refleks Bina memeluk ayahnya dengan sangat erat, dia merasa tak ingin untuk melepaskan pelukannya ini meski sebentar saja, entah mengapa dia merasa gelisah gak jelas sejak terbangun dari tidurnya tadi.

"Sama-sama, Putriku! Ayah juga sayang padamu! Yok, masuk ke kelas sekarang! Nanti takut ketelatan lho!" cakap Ayah Bina sambil mengelus-elus rambut anaknya tersebut dengan penuh kasih sayang.

"Baik, Ayah! Dadah!" pamit Bina sambil melambaikan tangannya hingga punggung ayahnya sudah tak terlihat lagi di jalan raya depan pintu gerbang SMA Strongila ini.

Dia tersenyum kecut, dia sebenarnya masih ingin tuk bersama ayahnya. Hatinya entah mengapa sejak bangun pagi tadi begitu merasa khawatir dan gelisah tanpa sebab. Namun Bina merupakan tipe orang yang jago menyimpan kesedihannya dengan senyuman sumringahnya dengan mudah. Maka akan dia lakukan seperti di depan ayahnya tadi yang telah terbukti keberhasilannya.

💨💨💨

'Kring! 'Kring! 'Kring!

Suara bel masuk mengagetkan Bina yang tengah duduk dan membaca surat dari ibunya dulu secara diam-diam di kelasnya. Karena semua teman-teman di kelas IPA 1 ini kebanyakan di luar kelas. Sedangkan di samping dia terdapat Ririn dan Winda yang satu kelas dengannya.

Hanya mereka berdua yang tahu bahwa yang dibaca oleh Bina tersebut merupakan peninggalan dari ibunya yang masih menjadi teka-teki akan isinya. Tapi mereka berdua tak mau ikut campur, mereka paham bahwasannya mereka tak punya hak untuk mengetahuinya dan demi keutuhan persahabatan mereka. Ternyata dibalik sisi kemenoran mereka dalam merias wajah dan humor receh khasnya, mereka juga bisa paham dan mau mengerti satu sama lainnya.

SIKLUS TAKDIRKU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang