Masa Yang Dirindukan

349 84 292
                                    

PERHATIAN!!
Mohon maaf sebelumnya jika nanti ada kesamaan nama, lokasi dan suasana di dalam cerita, semua itu merupakan suatu hal yang tidak disengaja sama sekali.
Terima kasih.

HAPPY READING! ෆ╹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING! ෆ╹ .̮ ╹ෆ

"Masa-masa indah yang tak bisa kuhapus selama ini dalam memori abadiku serta tak ada niatanku untuk melupakannya bahkan jikalau aku sampai mengalami amnesia pun kuharap bahwa Tuhan bisa membuatku masih bisa mengingatnya kembali kisah ini.
Inilah kisahku."

_____________________

Halo, namaku Bina. Aku merupakan anak pertama dan terakhir kedua orang tuaku atau bisa dibilang pula bahwa aku merupakan anak sulung dari sebuah keluarga sederhana ini.

Aku ingat pada waktu itu, aku berumur 7 tahun. Aku yang memiliki hobi menggambar ini memang punya cita-cita ingin menjadi seorang pelukis. Aku pencinta rembulan yang selalu aku pandang setiap malam tiba disertai taburan bintang yang melengkapinya menjadi luar biasa. Tidak ada yang spesial dariku namun aku punya keluarga sempurna yang membuat hidup di dunia ini selalu bahagia meski sederhana. Mereka adalah harta karun paling berharga bagiku.

Kami keluarga sahaja, Ayahku bekerja sebagai seorang satpam di sebuah pertokoan baju. Aku sering ke sana selepas sekolah untuk menemui Ayah agar bisa mengantarkan bekal dari Ibuku untuk Ayah.

****

Suatu saat aku pulang dari mengantarkan bekal untuk Ayahku dengan riang, karena alasan dibalik itu adalah diberi sebatang cokelat oleh Ayahku. Itu apresiasi dari Ayahku untukku yang telah meraih peringkat ke-1 di kelasku dan itulah mengapa Ayah memberiku cokelat kesukaanku hari ini. Selepas aku pulang ke rumah, tiba-tiba kudapati Ibuku tidak ada di dalam rumah. Awalnya aku takut sekaligus khawatir sekali, tanpa berpikir panjang pun aku segera mencari Ibuku di sudut-sudut rumahku berharap Ibuku memang masih ada di rumah.

Namun aku tak mendapati Ibuku ada di semua ruang rumahku. Lalu aku berpikir Ibuku mungkin ke supermarket terdekat untuk membeli kebutuhan kami sekeluarga. Kemudian setelah aku menunggu lama sambil mengerjakan tugas Matematikaku, Ibuku kembali dengan muka bahagia. Muka yang tak bisa aku mengerti alasan apa yang bisa membuat Ibuku sebahagia itu, aku heran dan ingin tahu akan sebenarnya.

"Ibu, sudah pulang? Ibu dari mana saja? Aku menunggu lama di rumah, padahal aku ingin beritahu bahwa aku diberi Ayah cokelat karena juara peringkat-1 di kelasku loh! Aku bahagia sekali hari ini, hehehe! Oh iya apakah Ibu dari supermarket?" tanyaku pada Ibuku.

"Iya maaf, Ibu tadi memang ke supermarket. Kamu hebat Bina pertahankan semua yang telah kamu capai ya, Ibu sayang kamu!" jawab Ibuku dengan sedikit aneh seperti beliau ingin segera pergi. Entah hanya perasaan diriku saja atau memang benar. Aku merasa Ibuku seperti takut, terlihat dari matanya yang seperti tidak mau berkata sebenarnya. Tapi aku menyela pikiranku dan menganggap semua pasti bukan apa-apa. Aku juga senang telah diberi semangat oleh Ibuku agar tetap jadi bintang kelas.

SIKLUS TAKDIRKU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang