Terima kasih, Teman! Sedih dan Sesak Kulalui Dengan Ikhlas

45 30 38
                                    

HAPPY READING! (◍•ᴗ•◍)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING! (◍•ᴗ•◍)

"Kamu harus jujur padaku, Kel! Jika kau tak jujur padaku maka kita takkan bisa berteman lagi karena itu akan berubah menjadi suatu hal yang sukar untuk aku lakukan. Bak menyambung lagi kaca yang telah pecah dan hancur, maka itu sangatlah mustahil untuk bisa kembali semula kecuali harus menimbulkan darah kesakitan."


____________________

Sejak tadi Kelino hanya bungkam karena dia bingung harus menjawab pertanyaanku tersebut. Hingga kami sampai juga di parkiran SMP sekolah kami tepat pada pukul 06.00 saat itu juga. Aku dan Kelino diselimuti hawa kikuk dan sunyi tanpa ada yang ingin memulai percakapan antara kami berdua.

"Kel, kau tak mau menjawab pertanyaan dariku kali ini?" Aku mulai angkat bicara karena tak tahan lagi sekaligus sedih karena terus dicuekin sama Kelino.

"Bukan, bukan begitu Bina! Aku hanya bingung harus mulai mencerirakannya darimana?" Kelino ikut sedih melihat wajah orang yang dia sayangi begitu murung karena dirinya.

"Jadi sebenarnya kamu sudah tahu semuanya atau kah tidak?" Aku begitu sangat berharap bahwa Kelino tak akan membohongiku.

"Yang sebenarnya ... aku sudah tahu semuanya, Bina." Kelino mengungkapkannya sambil menatapku dalam-dalam dengan tampang menyesalnya.

"Terima kasih, Kel! Kamu sudah jujur padaku. Aku takut kau tak jujur padaku maka hancurlah pertemanan diantara kita." Aku meninju-ninju dada Kelino gemas karena dia begitu lama untuk menjawab pertanyaan itu hingga membuatku gelisah sekali.

Kelino yang mulai kesakitan pun berbicara, "aduh-aduh, sudah hentikan Bina! Ayo ke kelas sekarang! Mungkin di sana belum banyak siswa yang datang, aku akan menceritakan semua kejadian yang sebenarnya padaku hari ini juga, Bin!"

"Oke, Let's go!" Aku senang dan kuhapus wajah sedihku segera mungkin dan itu semua karena Kelino.

****

Flashback ON

~POV Author~

Kejadian sebagai dimulai dari kemarin pagi disaat Kelino tiba-tiba ingin untuk menjemput Bina dan mengajaknya untuk berangkat sekolah bersama. Entah apa sihir yang bisa membuat Kelino terus merindukan Bina saat itu.

Sial, gue rindu sama lo jadinya Bin! Gue juga bingung kenapa bisa aku rindu sama lo sekarang, batin Kelino sambil mengepalkan tangannya.

Setibanya di rumah Bina, dia hendak untuk mengetuk pintu. Namun mendadak dia mendengar suara perbincangan antara Bibi Bina dan Melina.

"Putriku Melina, kamu pakai saja motor milik Bina itu! Tak usah pikirkan nantinya, dia pasti gak akan berani ngelawan kita. Kalau dia berani pun pasti kita beresin dengan sedikit kekerasan padanya pasti dai lumpuh juga tuh anak rapuh!" kata Bibi Bina yang berada di depan anaknya yakni Melina.

SIKLUS TAKDIRKU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang