Antara Kebimbangan dan Naluri hati ini, apa yang harus dipilih?

24 22 0
                                    

HAPPY READING! ʕ º ᴥ ºʔ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING! ʕ º ᴥ ºʔ

"Ayah, kau orang yang aku benci karena semenjak segala yang kutahu bahwa yang merenggut senyumku selama ini mengarah padamu. Tapi jujur saja tetap diri ini masih sayang padamu dan berusaha mengelak akan opiniku yang lainnya. Apa yang harus aku lakukan untuk menenangkan perseteruan gejolak hatiku yang tak karuan ini?"

____________________

~POV Bina~

"Loh kalian udah sampai ke sini ternyata, maaf aku ketiduran ya,"ucapku sambil hendak turun dari ranjang yang kutempati saat ini.

"Tunggu kok kalian diem aja? Ada apa? Eh, Winda kamu ngapain ngambil handphoneku kayak maling aja ... hahaha, aku bingung kok bisa kalian masuk ke kamar ini atau memang kalian manusia jadi-jadian?" Aku bertanya aneh sekali meski itu niatnya mau candaan aja karena aku juga bingung mengapa mereka terlihat begitu tegang saat barusan aku bangun dari tidur.

"BWAHAHA!!!" Winda, Abian sama Alfan tertawa bersama sambil berjalan menuju ke arahku.

"Yang ada itu hewan jadi-jadian, bukan manusia jadi-jadian Bin!" ujar Abian seraya tertawa kembali.

"Tapi ada juga kok yang manusia jadi-jadian seperti jin atau hantu nyamar jadi manusia atau juga seperti manusia serigala dan vampir sekalipun," sahut Winda yang kubalas jempol dariku.

"Ngaco kamu! Kebanyakan nonton Film Barat kamu yang biasa tentang horor dan kayak vampir-vampiran atau serigala-serigalaan. Ya kan Win?" tanya Abian.

"Lah itu tau, kok pakek nanya lagi," Winda menghampiriku sambil meletakkan kembali handphoneku yang dia bawa di tangannya tadi.

"Yasudahlah, susah ngomong sama kamu Win." gumam Abian yang diikuti anggukan Alfan yang pas sekali mendengar ucapannya barusan.

"Maaf ya Bin! Aku gak pakai izin dulu dah ngambil handphone kamu. Sebenarnya kami mau menghubungi sahabat SMP yang seperti kau katakan agar meringankan sedikit aktivitas yang akan kamu lakukan. Tapi kamu malah kebangun gara-gara kita, maafkan yee, Bin!" ungkap Winda sambil memohon-mohon di depanku.

"Iya, gak papa. Aku akan memanggil mereka sekarang dan menanyakan mereka sedang sibuk atau tidak. Sebelum mereka ke tempat kita ini," tuturku pada mereka yang langsung dibalas jempolan khas kami pertanda 'sepertujuan'.

Tanpa berlama-lama aku langsung hendak menelpon Kelino sekarang juga.
______________________________________

DALAM PANGGGILAN

SIKLUS TAKDIRKU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang