Sahabat Terasa Seperti Keluarga

29 6 0
                                    

HAPPY READING! (个_个)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING! (个_个)

"Setelah kau meninggalkanku selamanya, aku hidup dengan satu hal yang berat kupikul, yakni kesedihan yang mendalam. Bisa saja aku jatuh ke jurangnya tanpa bisa kembali, aku hidup dengan bernafas namun tak bisa lagi menikmati setiap deru nafasnya sebab keterpurukan ini begitu memukul seluruh hati dan ragaku."

—Bina Hazimah

_____________________

"Lailahaillalloh, Lailahaillalloh, Lailahaillalloh," ucap serempak semua warga desaku yang ikut berziarah saat mulai mengantarkan jenazah ayahku ke liang lahat.

Setelah jenazah ayahku dimandikan dan kini telah dikuburkan di tanah lapang pemakaman setempat. Tepatnya di samping kuburannya ibuku, mataku sembab sebab terlalu menangis sejak tadi malam. Bahkan untuk menutup mata agar tidur pun, aku tak sanggup alhasil aku tak bisa tidur sejak tadi malam. Tubuhku lemas dan remuk bersamaan perutku yang telah berkoar-koar ingin mencerna makanan.

Sedari tadi sahabat-sahabatku menawariku untuk makan dahulu, tapi dengan bodohnya aku menolaknya. Rasanya aku tak bernafsu untuk makan sejak kala itu. Aku sudah sangat rindu pada ayahku. Ayah yang selalu menyayangi diriku dan selalu bisa saja membahagiakanku dengan hal-hal sederhananya yang begitu istimewa bagiku.

"Hiks, Ayah, Ibu! Bahagia ya di surga! Bina akan selalu akan mendoakan kalian dan semoga Bina kuat menjalani hidup ini dengan mandiri, hiks, hiks.." lirih aku dengan bulir air mata yang tak bisa kutahan kembali mengalir membasahi pipiku sampai hidungku terus saja berair.

Alfan yang berada di samping ditambah lagi Winda, Ririn maupun Kelino hanya menatapku sayu. Satu kata yang menggambarkan suasana sekarang adalah kesedihan yang mendalam mencekam membuatku terus terisak tak kuasa.

Mendadak Alfan yang menyentuh bahuku, menepuk-nepuknya dan berucap, "Bina, kau tak perlu merasa sendirian, di sini kami semua ada untuk terus bersamamu dan membantu apapun yang kamu butuhkan."

"Hidupku benar-benar tak beruntung sekali, hiks. Setelah aku kehilangan ibu, hiks, sekarang aku harus kehilangan ayahku. Hiks, aku seharus tak pernah ada di dunia ini, hiks, daripada harus kehilangan mereka berdua yang begitu berharga dalam hidupku, hiks." ujarku sambil mulai berjalan meski keadaanku berjalan terhuyung-huyung Hingga sempat dibantu oleh Winda dan Ririn.

Namun tiba-tiba aku menyadari satu hal. Dimana Abian? Kulihat tadi dia ada di rumahku, tapi entah mengapa dia keluar dari rumahku dengan cepat. Kelakuannya seperti orang asing, aku sekarang jadi khawatir akan sahabatku tersebut. Bagaimana jika dia mempunyai masalah besar?

Aku mulai mengusap air mata yang sedari tadi terus menyiksaku, "Dimana Abian? Apakah kalian melihatnya?"

"Oh, yang benar saja. Aku tadi ada di sampingnya, namun dia tanpa berkata apapun padaku dulu. Dia langsung pergi begitu saja, Bina,'' balas Kelino mulai merasa aneh pada Abian pula.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SIKLUS TAKDIRKU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang