Part 21

636 19 1
                                    

Hai readersku, kalian yang belum 18++ menjauhlah. Karena cerita kali ini menuntut fikiran kalian untuk berkelana. Ada yang beda dari part-part sebelumnya. Lebih seru pastinya. So kalian jangan ketinggalan buat bacanya ya. Dan terus support aku untuk meneruskan ceritanya dengan vote sebanyak-banyak setiap episodenya kalau kalian suka. Salam sayang, Aku cinta kalian.


Tangan Bara mulai berkelana di tubuh Cinta, sentuhan demi sentuhan lembut dirasakan di tubuhnya, dari pipi, leher hingga kedua lengannya. Nafasnya kian memburu seiring dengan detak jantung yang tak beraturan. Tanganya satu persatu membuka kancing piyama milik Cinta, seketika Cinta memejamkan mata. Ia pun kini tahu, bahwa sebagian pakaian atasnya sudah tidak lagi menutup. Dalam keadaan mata tertutup, batinnya bergejolak ketika sentuhan Bara tak lagi dirasakan di tubuhnya. Fikirannya pun berkelana, mungkinkah Bara kecewa dengan nya? Kenapa pergerakannya terhenti setelah selesai membuka kancing piyama miliknya?

***********

*Cinta POV*

Aku tahu, malam ini akan jadi malam yang panjang dan bersejarah dalam hidupku. Aaah, katakan saja aku berlebihan memikirkannya. Tapi memang harusnya ini akan dialami oleh semua perempuan sehabis menikah. Bagaimana pun aku harus siap. Dia kan suamiku, dia berhak atas tubuhku juga. Kapanpun dia memintaku aku harus siap dan dengan senang hati menyambutnya. Oh astaga, memikirkannya saja membuatku pusing. Aku bahkan sampai mondar mandir di dalam walk in closet. Aku bingung harus apa, aku tidak tahu apa yang harus kupersiapkan. Mandi lagi? Atau ganti baju? Atau apa?.

Setelah berkutat dengan fikiranku sendiri, aku pun membuka layar ponselku dan mencari di internet tentang apa saja yang harus disiapkan pengantin dimalam pertamanya. Belum sempat aku mencari ternyata kak Bara sudah memanggilku. Ya ampun jantungku 2x lebih cepat dari biasanya, seolah mau loncat dari tempatnya. Bagaimana ini.

Kulangkahkan kakiku keluar dari walk in closet, kulihat suamiku sudah duduk ditepi ranjang sambil menatap kearahku. Aku masih berdiri terdiam terpaku menatap kearahnya, sesungguhnya aku terdiam karena aku tidak berani melangkah mendekatinya. Aku bahkan menunduk tak berani menatapnya, sekilas kulirik suamiku mengulurkan tangannya mengisyaratkan aku untuk mendekat padanya. Kutarik nafas panjang sambil berjalan kearahnya perlahan dan menggapai tangannya.

"Dengar aku, aku tahu ini yang pertama untukmu. Dan kamu juga harus percaya, bahwa ini juga pertama untukku. Tapi jika kamu belum siap, aku tidak memaksa. Kita bisa melakukannya lain waktu sampai kamu benar-benar siap".

Oh Tuhan!!! Dia mengetahui kegugupanku, bahkan sepertinya mengetahui kalau aku belum siap. tapi Lagi-lagi seperti sihir. Cinta hanya mengangguk setelah mendengar ucapan suamiku yang terlihat tulus dimatanya. Bahkan keinginan untuk menolak pun tidak ada.

"Artinya?". suamiku berusaha meyakinkan pertanyaannya setelah melihat aku menganggukkan kepala tanda setuju.

"Aku... Aku siap kak".

Aaahh, akhirnya kalimat itu keluar dari mulutku. Ya Tuhan, ini akan menjadi malam yang panjang dan aku tahu esok dan seterusnya tidak akan sama. Aku hanya berharap semoga tidak ada kekecewaan dari suamiku setelah malam ini berlalu.

Aku merasakan sentuhan tangannya di wajahku, dia mengusap lembut pipiku. Kemudian tangannya berpindah ke leherku, aku hanya bisa membuka tutup mataku berulangkali sekaligus menormalkan jantungku yang entah sudah berapa lama berdegup tak beraturan. Aku sedikit tersentak ketika tiba-tiba kurasakan suamiku meletakkan bibirnya diceruk leherku, menyesapnya seolah dia sedang menikmati minuman anggur yang memabukkan. Oh astaga, baru seperti ini saja aku sudah dibuat gila olehnya. Tangannya yang tak berhenti berkelana ditubuhku, menyentuh dan meremas apa saja yang dilaluinya dengan lembut. Aku hanya bisa menikmatinya tanpa berusaha membalas, aku bingung apa yang harus aku perbuat. Dia menuntunku untuk berbaring di ranjang. Ketika tangannya mulai membuka kancing piyama milikku satu persatu, aku memejamkan mata.

ISTRIKU...MAHASISWIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang