part 13

914 25 8
                                    

Bara pov

Hari ini aku terbangun dengan mendapati rumah kosong. Hanya ada aku didalamnya. Benar saja, ternyata Cinta sudah pergi ke kampusnya. Dan dia menuliskan pesan bahwa dia akan pergi selama seminggu. Ah, yang benar saja. Ada sedikit rasa khawatir yang menjalar di hatiku, bukan bagaimana ya? Aku hanya ingin menepati janjiku pada papa mertuaku. Tapi aku sedikit heran kenapa kepergiannya dalam waktu seminggu bisa sama sepertiku. Aku juga ada acara di kampusku selama seminggu. Kuletakkan kembali pesan di kertas dari Cinta dan bergegas bersiap untuk perjalanan jauhku. Hanya butuh waktu 30 menit aku berkemas kemudian berangkat, mengingat perjalananku menggunakan mobil pribadi jadi bisa kapan saja aku berhenti.

Kulajukan mobilku menuju ketempat tujuanku. Dalam perjalanan tiba-tiba saja aku teringat ucapan papa Atma . Suaranya yang lirih memohon seolah-olah membayangiku dan selalu terngiang di telingaku "tolong jaga anak papa" yah begitulah suara itu selalu membayangi telingaku beberapa hari terakhir. Sepertinya hidup dengan Cinta tidak seburuk yang aku fikirkan, walaupun aku dan dia belum saling mencintai. Tapi sepertinya aku yakin kalau seiring berjalannya waktu kami akan membuka diri satu sama lain. Yahh! Hari ini aku putuskan untuk menjadikan pernikahanku dan dia dalam arti yang sebenarnya. Tapi aku juga akan memastikan dia tidak keberatan menerimaku perlahan. Aahh sial!!! Aku menyesal pernah membuat kesepakatan gila itu! Lagi pula apalagi yang aku harapkan dari wanita lain? Apalagi Angel! Ah nama itu lagi!!! Kini aku bahkan muak menyebut namanya. Aku sudah memiliki istri... Yah, mulai sekarang aku akan menerima Cinta sebagai istriku yang sebenarnya.

Dalam perjalananku, aku sempat mampir beberapa saat ke cabang restaurantku di Surabaya barulah kemudian aku menuju hotel di daerah Malang yang sudah dipesan khusus untuk beberapa orang mahasiswi mahasiswa di kampus tempatku mengajar. Aku sampai terlebih dahulu beberapa menit sebelum mereka sampai, aku bisa saja sampai lebih dulu tapi tujuanku mengendarai mobil sendiri memang karena aku ada keperluan lain. Jadi sekalian saja.

Bus yang membawa rombongan kampusku tiba di depan hotel. Mereka turun satu persatu, hingga mataku sedikit terkejut melihat salah satu mahasiswi yang baru turun dari busnya. Aku kaget! Dia lebih kaget lagi. Yah! Aku melihat gadis yang beberapa minggu lalu kunikahi! Cinta Anastasya! Dia mahasiswiku??

Setelah turun dari busnya dia berjalan menuju rombongan yang sudah berkumpul untuk mendengarkan arahan dari salah satu dosen. Aku jelas melihat dia berdiri sedikit jauh dariku. Mungkin dia sengaja menghindariku!
Aku tak kuasa untuk menahan untuk tidak mendekatinya dan bertanya secara langsung.

"Kamu mahasiswi kampus ini?" tanyaku.

"astagfirullah! Bikin kaget aja sih!" dia nampak terkejut ketika mengetahui aku sudah ada disampingnya. Jelas saja! Sedari tadi dia menunduk saja. Mana menyadari aku berjalan mendekatinya.

Aku tak mau kalah! Aku harus mendapatkan jawaban darinya langsung! "Jawab aku!"

"Nanti saja!" jawabnya singkat! Kemudian dia bergeser dengan sengaja dan aku yakin itu untuk menjauhiku.

Aku sungguh tak sabar mendengar jawabannya. Saat semua rombongan memasuki kamarnya, aku juga langsung berjalan menuju kamar, eitss tapi bukan kamarku. Aku kekamar Cinta! Apalagi? Tentu saja aku meminta jawabannya langsung darinya. Oh ayolah! Ini sebenarnya tidak penting, karena jelas-jelas istriku ini juga mahasiswiku. Tapi ini kesempatanku untuk berdekatan dengannya. Ok ralat! Mencoba.

Beberapa menit aku dan Cinta berdebat kecil, tapi bukan pertengkaran. Hingga saat kita bertemu dalam tatapan intens! Suara sahabat Mala yang bising itu mengalihkan perhatian kami. Dan kalian tau bagaimana reaksinya? Cinta sungguh terkejut, dia bahkan bingung harus melakukan apa jika sampai sahabatnya tau ada aku dikamarnya? Tanpa sadar dia berjalan mondar mandir sendiri, dan itu sukses membuatku tersenyum geli dengan tingkahnya. Kemudian dengan santai saja aku menyuruhnya mengaku pada sahabatnya "Bilang saja aku suamimu!"

Lagi-lagi Cinta bersemu merah membuatku gemas ingin mencubit pipi merahnya. Sepertinya aku punya mainan baru di rumah nanti, yaitu menggodanya!.
Entah kenapa sekarang aku mulai suka saat dia bersemu merah karena malu. Bagiku itu adalah pemandangan menyenangkan sekaligus hiburan bagiku. Lagi-lagi aku menyesal merutuki diriku sendiri. Bodoh Bara! Kenapa kau meminta kesepakatan itu! Dan kini dia sendiri yang melanggar kesepakatanya!!!


Lanjut nggak nih?
Kalo mau lanjut, mohon di vote ya!!!

....assalamualaikum....

ISTRIKU...MAHASISWIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang