Part 19

862 26 10
                                    

Perjalanan panjang pun di mulai, semua mahasiswa/i dan dosen kembali ke jakarta. Menandakan seluruh kegiatan telah usai. Bara harus merelakan berpisah sementara waktu dengan Cinta, karena tidak memungkinkan mereka kembali ke jakarta bersama-sama. Tidak ada alasan untuk mereka bisa satu mobil kembali ke jakarta.

*******

Hari yang melelahkan akibat perjalanan panjang tentunya dirasakan Cinta dan juga Bara. Bara dengan setia menunggu kedatangan bus yang ditumpangi Cinta meski ia tahu akan sangat lama, dan untuk akhirnya mereka kembali ke rumah bersama-sama. Bara menunggu di parkiran kampus, beberapa jam kemudian bus rombongan tiba. Cinta yang mendapat pesan singkat dari Bara jika ia telah menunggunya di parkiran segera berlari menemuinya setelah berpamitan pada sahabatnya.

"Hai kak, kok masih disini? Kenapa nggak balik duluan?".

"masa iya aku pulang duluan setelah tahu kita satu kampus, acara kita sama, Cinta. Kamu mau pulang naik apa?". Ujar Bara sembari tersenyum.

Cinta memasuki mobil dan segera memakai sabuk pengaman. Bara segera mengemudikan

"Ya kan bisa nanti naik taksi pulangnya, atau nebeng sama Mala". Cinta menoleh ke arah Bara dan bersuara.

"sudahlah, kita kembali ke rumah. Aku lelah, dan kamu pasti juga lelah,".

"Hmmm baiklah. Iya amat sangat lelah. Haaahhhh...". Helaan nafas Cinta menyiratkan ia sangat amat lelah.

Bara mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, tak lagi ia dengar suara Cinta berbicara. Hanya deru nafas yang teratur yang terdengar. Bara menolehkan pandangannya ke samping dan ditemukannya Cinta sudah terlelap tidur. Ia segera menepikan mobilnya ke tepi jalan, Bara membetulkan posisi duduk Cinta agar tidurnya nyaman. Setelah itu ia kembali melanjutkan perjalanan.
Sore hari mereka baru sampai di rumah. Rasa lelah dirasakannya, di lihatnya Cinta masih terlelap tidur di jok mobil samping kemudinya. Tanpa fikir panjang dan tanpa berfikir membangunkannya, Bara menggendong Cinta masuk kedalam rumah. Ia membawa Cinta kedalam kamar, tapi bukan kamar Cinta yang sesungguhnya. Melainkan kamarnya, eeh??!.

Dengan hati-hati Bara menurunkan tubuh Cinta ke ranjangnya agar tidak membangunkannya. Ia tahu bahwa Cinta sangat lelah. Ia pun juga lelah, tanpa membuang waktu ia segera bergegas membersihkan diri kemudian ikut beristirahat disamping istrinya itu. Sejenak Bara memandangi wajah istrinya dihadapannya. Istrinya???
Sejenak dia berfikir, "apakah ini saatnya aku memulai hal baru? Bukankah memang seharusnya begitu? Aku harus melanjutkan hidupku. Hidupku kini bersama Cinta, aku tidak perduli masa laluku. Yang aku tahu kini masa depanku dengan Cinta. Aku harus mulai membicarakannya dengan Cinta, perkara dia menolak. Itu urusan nanti".

Perlahan kedua kelopak mata Cinta bergerak. Hingga terbuka dengan lebar, Cinta tampak terkejut melihat Bara ada di hadapannya. Tidurnya menyamping sehingga mereka berhadapan.

"Kaak... Bara ke-kenapa ada disini?". Tanya terbata-bata.

"Ini kamarku, wajar kan kalau aku ada disini?". Jawab Bara sambil tersenyum.

Cinta ingin bangkit dari tidurnya dengan segera ketika Bara berkata ini adalah kamarnya. Tapi sebelum seutuhnya Cinta terbangun, lengannya dengan cepat di tarik oleh Bara. Sehingga ia kembali terjatuh di samping Bara yang sedang tertidur.

"Mau kemana?".

"Maa-mau ke- kekamar!"

ISTRIKU...MAHASISWIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang