24

1.3K 147 14
                                    

Yeay aku update!!😆
Maaf udh buat kalian nunggu lama ya:')

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

Minggu ini sudah memasuki musim dingin. Salju pertama tidak lama lagi akan turun. Memikirkan itu membuat Hana merasa senang. Dia sangat menyukai salju meski terkadang tidak bisa menahan hawa dingin yang teramat sangat.

"Apa kau juga menyukai musim dingin Rokie?" Hana bertanya pada bunglon itu yang tengah menikmati makanannya dengan lahap.

"Kau harus menyukainya. Nanti kau bisa bermain salju, membuat boneka salju bahkan membuat bebek salju." Hana berceloteh seakan hewan reptil itu akan menanggapinya.

Seolah memberi perhatian pada Hana, Rokie sesekali melirik padanya namun tetap menikmati makanannya. Hana terkekeh geli melihatnya. Setelahnya Hana kembali melirik jam tangannya. Sudah pukul setengah delapan tapi Taehyung belum menampakkan batang hidungnya. Padahal biasanya Taehyung sudah kembali paling lama jam tujuh malam. Memang terkadang pria itu juga bisa pulang larut malam, tapi pasti dia akan memberi Hana kabar agar tidak menunggunya pulang.

"Kenapa dia belum pulang?" Gumam Hana sembari melirik pintu depan.

"Huh, padahal aku sudah sangat lapar," Sungutnya dengan bibir mengerucut sambil mengelus perutnya.

Hana kembali melirik ke arah Rokie. Bunglon itu begitu menikmati makanannya. Hana bisa saja makan malam lebih dulu tapi pasti Taehyung akan mengomel. Entahlah, menurut Hana Taehyung sedikit aneh belakangan ini. Terkadang dia bisa berubah menjadi cerewet tapi beberapa saat kemudian dia akan menjadi pendiam hampir seperti patung yang kaku. Hana tidak mengerti dengan perubahan sikap yang Taehyung perlihatkan.

Klik

Suara pintu yang terbuka membuat Hana memutar tubuhnya kebelakang. Benar saja, Taehyung baru saja muncul disana. Wajahnya terlihat kusut, rambut yang berantakan, dan jangan lupakan dasi yang sudah tidak terpasang. Padahal Hana yakin dia sudah memasangnya dengan benar tadi pagi.

Pandangan mereka tanpa sengaja bertemu. Mata Hana meneliti Taehyung dari bawah ke atas lalu dia menggeleng pelan.

"Kau seperti habis diterjang badai." Hana berkomentar sambil melipat kedua tangannya di dada.

Taehyung tak menjawab. Dia menghela pelan kemudian berjalan gontai mendahului Hana. Gadis itu ternganga. "Bahkan dia tidak menyapaku, ck." Gumam Hana sedikit merasa kesal.

Tak mau ambil pusing, Hana segera beranjak ke dapur. Dia harus memanaskan kembali masakannya yang sudah dingin. Selama berada di dapur, pikiran Hana kembali pada Taehyung. Sepertinya pria itu sedang tidak baik-baik saja. Belum pernah ia melihat Taehyung selesu itu. Dan itu membuatnya merasa khawatir.

Hana menghela nafas lagi. Sudah lima belas menit tapi pria itu tidak kunjung keluar dari kamarnya. Taehyung tidak pernah mandi selama itu. "Ada apa dengannya?" Gumam Hana sembari berjalan ke arah kamar Taehyungi.

Hana ragu untuk mengetuk pintu kamar itu. Bagaimana jika Taehyung sedang tidak ingin diganggu? Atau mungkin pria itu akan marah? Tidak tidak, Hana menggelengkan kepalanya. Akhirnya dengan sedikit keberanian Hana mengetuk pintu dihadapannya.

"Kim Taehyung, kau tidak makan malam?" Seru Hana masih berada di depan kamar Taehyung.

"Hei, kau dengar tidak," Serunya lagi saat Taehyung bahkan tidak menyahut dari dalam sana.

Hana menghentakkan kakinya kesal. Dia mengetuk lebih keras lagi. Kali ini terlibat lebih bar-bar.

"Kim Tae-"

Our Destiny - K.T.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang