12

1.5K 146 9
                                    

Keep vote & comment 😍

Happy reading
.
.
.
.
.
.

Setelah pertengkaran di ruang makan pagi itu, Taehyung segera kembali ke kamar mereka. Ia masih kesal dengan ucapan ayahnya. Taehyung itu tidak suka di perintah ataupun di atur. Mungkin perbuatannya tadi termasuk keterlaluan, terutama karena orangtua Hana masih ada di sana. Tapi mood nya sudah menurun, daripada keributan itu tetap berlanjut Taehyung lebih memilih pergi.

"Pria tua pengatur." Gumamnya kesal. Taehyung segera melepas sepatu dan jam tangannya. Ia mengambil satu kaleng soda lalu membawanya ke balkon. Dia segera mendudukkan bokongnya di kursi yang ada disana. Meneguk minuman nya sembari menatap lurus ke depan.

Pandangannya kosong. Ia hanya tidak mengerti, mengapa ia masih belum bisa memaafkan ayahnya. Memikirkan itu membuat Taehyung sedikit pusing. Ia lalu menghela nafas pelan sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja.

Lalu ia teringat akan percakapannya dengan Hana di depan lift tadi. Ia bisa melihat mata gadis itu sedikit terkejut dengan ucapannya yang mengatakan bahwa Hana bukanlah siapa-siapa.

"Aish, untuk apa juga aku peduli. Itu benar 'kan? Aku menikahinya juga karena alasan tertentu." Rutuknya frustasi.

~~~

Hana berjalan dengan pandangan sendu. Gadis itu tidak hentinya menatap ayah, ibu dan kakaknya bergantian. Sekarang sudah saatnya orangtua Hana pulang dan Hana juga Taehyung akan segera ke apartemen pria itu. Karena Hana sudah menikah dengan Taehyung, maka dia jelas akan ikut bersama Taehyung.

Fakta bahwa ia akan berpisah dari keluarganya membuat Hana sedih. Dia hampir menangis saat mereka sudah di dekat mobil orang tuanya.

"Jaga dirimu baik-baik Hana. Jadilah istri yang baik dan kau harus rajin belajar agar bisa lulus dengan baik." Tuan Jung tersenyum sembari mengelus rambut putrinya.

Hana mendengus. "Aku bukan pergi jauh appa. Aku masih tinggal di Seoul." Mendengar hal itu membuat ayah serta mertuanya tertawa. Meskipun mengucapkannya sedikit ketus, tidak bisa di pungkiri bahwa saat ini dia ingin berteriak jika ia tidak mau ikut bersama Taehyung. Tapi apa daya, gadis itu hanya bisa berteriak dalam hati.

Secara tiba-tiba ia langsung menerjang tubuh ayahnya dengan pelukan. Bagaimanapun, Hana akan merindukan suara tegas ayahnya nanti. Melihat hal itu, tuan Jung lalu membalas pelukan putri kesayangannya itu sambil mengelus punggung nya. Ayah Hana sebenarnya merasa sedikit bersalah karena sudah membuat Hana merasakan hal ini. Tapi tuan Jung yakin bahwa semua akan baik-baik saja.

Tangisnya pecah. Ia memeluk ayahnya sembari menangis. Ibu Hana juga tidak bisa menahan air matanya. Ia lalu mendekati ayah dan anak itu kemudian segera memeluk Hana. Nyonya Jung akan merindukan saat-saat dimana dia harus membangunkan Hana dan membuat bekal untuk putri kecilnya itu.

"Jangan bangun kesiangan lagi eoh. Karena eomma tidak akan ada disana untuk membangunkan mu." Mendengar hal itu Hana hanya terkekeh sembari mencoba meredakan tangisnya. Ia hanya mengangguk saja.

Ayah dan ibu Taehyung menatap keluarga itu haru. Bagaimanapun, berpisah dengan keluarga itu memang sulit. Meski masih tinggal di satu kota yang sama.

Tangisan Hana sudah reda. Ia tersenyum menatap Hoseokㅡ kakaknya. Hoseok lalu memeluk adiknya erat sebagai perpisahan. Kemudian mereka bercakap-cakap sebentar lalu masuk ke mobil bersiap untuk pulang.

Lantas dimana Taehyung? Pria itu juga ada disana. Tapi ia hanya berdiam diri sembari menjaga jarak dari sang ayah. Ia juga sempat berbicara sebentar dengan tuan Jung.

Our Destiny - K.T.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang