20

1.6K 140 3
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.

Matahari tampak bersinar sangat terik, membuat gadis yang tengah berjalan kaki itu mendengus kesal. Hana baru saja pulang sekolah. Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa ia justru berjalan kaki dan bukannya pulang bersama Jungkook. Jawabannya adalah karena pria itu sedang ada ekskul basket sore ini. Ia meminta maaf kepada Hana karena tidak bisa mengantarnya pulang. Hana hanya tertawa menanggapi dan mengatakan jika itu bukan masalah.

Tapi sekarang Hana justru mengeluh kelelahan. Jarak dari halte ke apartemen mereka cukup membuat kaki kecilnya serasa hampir patah. Belum lagi beban tas yang cukup berat dipundaknya. Huh, rasanya gadis itu ingin sekali memiliki sayap sehingga ia tidak perlu berjalan susah payah.

Akhirnya setelah menempuh jarak yang cukup jauh, Hana tiba di apartemen. Ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke sofa.

"Tubuhku rasanya hampir remuk." Keluhnya.

Ini sudah sebulan sejak gadis itu terkena demam. Rasanya waktu berlalu begitu cepat. Hana tidak menyangka bahwa ia dan Taehyung akan tahan hidup bersama hingga satu bulan lebih. Hana pikir ia mungkin akan menyerah ditengah jalan jika saja bukan karena Taehyung yang berbaik hati mengurusnya ketika ia sedang sakit waktu itu.

Selama satu bulan ini pula Hana mencoba untuk mengenal Taehyung lebih jauh. Meski pria itu masih terlihat tertutup padanya. Mereka biasanya hanya akan berbicara jika ada hal penting saja. Seperti belanja untuk mengisi kulkas ataupun mengenai Hana yang terlalu sering memakan ramyeon. Entahlah, Taehyung selalu mengomel jika ia melihat gadis itu makan ramyeon. Pria itu seperti punya dendam tersembunyi pada ramyeon.

Sejauh yang Hana tangkap, jika Taehyung itu tidak suka jika seseorang mengusik privasinya. Entah itu masuk ke kamarnya sembarangan ataupun menyentuh barang miliknya. Sejak perselisihan mereka hari itu, Taehyung sudah tidak marah lagi jika Hana masuk ke kamarnya ketika hendak membersihkan rumah. Hana juga akan selalu berpikir dua kali jika hendak menyentuh barang di kamar pria itu. Ia seperti trauma jika mungkin Taehyung akan marah besar.

Selain itu, Taehyung selalu berbicara dengan nada datar dan menyebalkan. Terkadang terlihat angkuh hingga Hana ingin merontokkan semua rambut pria itu.

Tapi ... adakalanya ia akan menemukan Taehyung yang sedang melamun.

Pernah suatu waktu, ketika Hana melewati pintu kamar Taehyung yang tidak tertutup. Ia mengintip dari luar dan melihat Taehyung sedang berdiri di balkon sambil menatap lurus dengan pandangan kosong. Ia belum pernah melihat Taehyung seperti itu sebelumnya. Ia seperti memiliki pergulatan batin dan sedang berusaha untuk mencari jalan keluarnya.

Hana rasa ucapan Ibunya waktu itu benar, jika Taehyung sebenarnya pria yang kesepian dibalik wajah angkuh dan menyebalkan. Namun, ia sangat tertutup dan tidak mau berbagi cerita apapun. Hana jelas terlalu gengsi untuk menanyakan hal itu. Belum lagi, bisa saja Taehyung akan menganggapnya terlalu penasaran.

Tapi, untuk saat ini Hana hanya akan mengikutinya alurnya saja. Mungkin dengan seiring berjalannya waktu Taehyung akan mulai membuka diri. Yah, mungkin.

🍥🍥🍥

Setelah mengistirahatkan tubuhnya sekitar 15 menit, Hana kembali pada rutinitasnya, yaitu membersihkan apartemen Taehyung. Atau yang biasa ia sebut "tugas pembantu paruh waktu".

"Lain kali aku akan membuat perhitungan dengan Taehyung." Ia berujar kesal dengan bibir yang mengerucut.

Ia meletakkan kain pel itu kedalam ember lalu mendudukkan dirinya.

Our Destiny - K.T.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang