Pagi ini Taehyung kembali memulai aktivitas nya seperti biasa yaitu bersiap ke kantor. Jabatannya sebagai seorang CEO dari Kimcorp mengharuskannya untuk berada di kantor tepat waktu.
Namun sepertinya hari ini dia memiliki agenda lain diluar jam kerjanya.
Pagi ini tuan Kim menghubungi Taehyung. Awalnya pria itu malas untuk sekedar mengangkat, karena Taehyung yakin pasti ayahnya itu akan menyuruhnya melakukan sesuatu. Tapi karena ponselnya terus berbunyi akhirnya ia mengangkat nya juga.
Dan benar saja, tujuan tuan Kim menghubungi Taehyung adalah untuk meminta pria itu mengantar calon menantunya ke sekolah. Alasannya sederhana,
"Agar kalian bisa lebih dekat. Dan Jika kau menolak, lebih baik jangan datang lagi ke kantor."
Mendengar hal itu Taehyung hampir membanting ponselnya. Ayolah, ini masih pagi tapi ayahnya sudah berhasil merusak mood nya. Taehyung berteriak kesal setelah mengakhiri percakapan mereka. Lebih tepatnya Taehyung yang mengakhiri panggilan itu.
Tapi ia tetap melakukan apa yang ayahnya perintahkan meski dengan wajah yang bersungut-sungut.
Ini pertama kalinya Taehyung bolos bekerja. Sebenarnya bagi kebanyakan orang hal ini tidak termasuk bolos bekerja, karena Taehyung hanya telat ke kantor saja. Tapi bagi Taehyung tidak ada namanya hari tanpa bekerja. Meskipun di hari Minggu perusahaan mereka libur, Taehyung tetap bekerja dengan membawa pulang berkas - berkasnya.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk tiba di kediaman keluarga Jung itu. Karena jarak apartemen Taehyung juga tidak terlalu jauh. Selanjutnya Taehyung menekan bel rumah itu, tidak lama setelahnya pintu terbuka memperlihatkan presensi nyonya Jung--Ibu Hana.
"Selamat pagi bibi," Sapa Taehyung dengan sopan dan sedikit membungkukkan badan.
"Taehyung? Ayo silahkan masuk," Taehyung hanya tersenyum lalu mengikuti ibu Hana menuju ruang tamu.
Nyonya Jung cukup terkejut melihat kedatangan calon menantunya di pagi hari seperti ini.
"Apa yang membawa mu kemari? Bukankah kau seharusnya pergi ke kantor?" Tanya nyonya Jung sambil turut duduk di sofa.
"Ayah menyuruhku untuk mengantar Hana ke sekolah bibi." Ujarnya sambil tersenyum.
"Begitukah, baiklah tunggu sebentar ya. Hana akan segera keluar dari kamar." Kata nyonya Jung tersenyum pada nya, lalu bangkit berdiri untuk kembali ke dapur.
Lalu tiba-tiba ibu Hana berbalik, sepertinya ia lupa untuk mengatakan sesuatu.
"Oh ya Taehyung, pulang sekolah nanti ajak Hana untuk fitting baju pengantin dan juga kalian harus membeli cincin."
"Baiklah, aku mengerti bibi," Ujar Taehyung seraya menganggukkan kepala.
"Dan ya, jangan panggil aku bibi lagi. Kau akan segera menjadi menantu ku jadi panggil aku Eommonim. Arrachi?" Kata ibu Hana ramah.
Mendengar hal itu Taehyung kembali mengangguk.
"Ne, Eommonim."
Setelahnya nyonya Jung berlalu ke dapur. Tidak lama setelahnya Taehyung mendengar suara pintu kamar terbuka, lalu ia melihat seseorang keluar dari sana.
Itu Hana. Sekarang ia bisa melihat Hana yang notabene calon istrinya sedang bersiap untuk ke sekolah. Taehyung masih tidak percaya, bahwa ia akan segera menikah.
Tapi ia masih bingung. Kenapa ayahnya tidak memilih wanita yang seumuran dengannya, tapi malah memilih Hana yang bahkan belum tamat sekolah. Apa yang membuat Hana berbeda dari wanita di luaran sana? Taehyung bukannya tidak menyadarinya, ia sadar bahwa sang ayah berusaha memberinya ancaman keras agar Taehyung tidak menolak perjodohan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny - K.T.H
Fanfiction"Entah apa yang ayahku pikirkan, bagaimana bisa dia menjodohkanku dengan pria yang tidak ku kenal. Bahkan aku belum lulus sekolah. Aku benar-benar marah pada ayah. Namun, saat aku mengetahui alasan ayah menjodohkanku dengan pria itu, akhirnya aku me...