8. 20 Putaran maut

1K 74 5
                                    


"YOOO!!!"

Rio menelusupkan tangan kanan nya ke punggung Ify, wajahnya yang semakin mendekat membuat gadis itu terpaksa memejamkan mata nya.

satu detik..

dua detik...

tiga detik...

Sadar tidak ada yang terjadi, Ify kembali membuka matanya, menunjukkan seorang sedang tersenyum puas dihadapan nya sambil memeluk bantal guling.

Ify dengan kesal langsung mendorong Rio dengan tangan nya.

"Tai lo! Gak lucu!"

"Gue bukan pelawak." Rio membaringkan badan nya diatas kasur menghadap kiri membelakangi Ify yang masih kesal.

"Pilihannya cuma 2. Lo mau tidur di kasur, tapi sampingan sama gue, atau lo mau tidur di sofa? Gue bisa jamin sih lo besok sakit leher."

Ify tidak peduli dengan ucapan Rio, ia tetap kukuh akan tidur di sofa. Entah itu akan membuat badan ataupun lehernya sakit, ia tak peduli. Yang pasti ia tidak akan pasrah begitu saja dan menyerahkan dirinya pada pria datar itu.

Ting!

Dentingan suara hp Rio mengalihkan pandangan nya. Ia tak berniat untuk mencari tau, lagipula ia tidak perlu ikut campur dalam urusan pria itu. Hanya tiga bulan Ify, tahannnn. Batinnya berbicara. Ia baru saja akan memejamkan matanya, namun suara dering telfon hape milik suaminya itu membuatnya tidak nyaman. 

Ify melirik sebentar ke arah Rio, lalu dengan perlahan meraih hp Rio yang sedang di cas.

si anjing

Begitu tulisan yang Ify baca saat melihat layar hp Rio. Dengan ragu ia mengangkat telfon itu, 

[kenapa lo nggak ada di arena balap? takut kalah lo ha?tumben lo nunjukin sisi pengecut lo.]

Ify hanya diam tak berkutik. Suara berat yang lebih serak dari Rio itu membuatnya merinding.

[besok gue tunggu di lokasi, kalo lo nggak dateng gue habisin lo sama dua pengawal banci lo itu!]

tut

Ify menarik nafasnya pelan. Lalu ia melirik kearah Rio yang sudah tertidur pulas

'lo itu sebenernya siapa sih Yo?'


OoO



Ify memasuki area sekolah dengan santai, meskipun ia saat ini harusnya dihukum bersama dengan murid terlambat lain nya di lapangan. Semua ini karena sedari pagi gadis itu sudah berlarian kesana kemari mencari kaus kaki nya, pasal nya jika pun ia terbang menuju sekolah, tetap saja ia terlambat. Ia benar-benar ingin meneriaki wajah Rio dengan segala umpatan kasar di muka bumi ini. Bisa-bisanya pria itu tidak membangunkan Ify dan sudah berangkat yang entah sejak kapan. Ify bahkan tak mendengar suara derap langkah saat Rio bersiap-siap.

Ify masuk ke dalam kelas nya dengan santai. Wajahnya cengo melihat seisi kelas sunyi dan semua orang sibuk membaca buku masing-masing, termasuk sahabat gila nya Via.

"Sekelas abis di ruqyah semalem?" tanya Ify saat meletakkan tas nya diatas meja.

Via mendongak sebentar lalu kembali membaca bukunya,

KETOS IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang