13. Belajar bareng

900 71 13
                                    

Rio meneguk saliva nya. Perasaan nya sangat abu-abu sekarang. Dulu ia sangat menanti kepulangan Aura, berharap gadis itu kembali berada di sisi nya. Tapi kini, entahlah. Rio sendiri bingung memahaminya. Melihat Ify lebih akrab dengan pria lain, membuatnya kesal sendiri.

"Eh, gak usah di jawab sekarang! A--aku juga tadi cuma asal ceplos aja." 

Rio menganggukkan kepala nya dua kali dan kembali fokus menatap jalanan.

Di dunia lain, seseorang menggerutu kesal dalam hatinya. 


OoO


Via membopong Ando yang setengah tertidur. Jam kini menunjukan pukul 11 malam. Gadis chubby itu tetap saja kewalahan membopong Ando, meskipun tubuh nya lumayan berisi.

"Enghh.. pisang.." racau Ando tak karuan.

Via dengan kesal membanting tubuh Ando keatas sofa begitu saja. "Tai lo, kek nge bopong truk gue anjir! Dosa lo banyak banget! Berat tau gak! Kalo gue--"

"Gue sayang sama lo, Vi."

Deg

"Kenapa lo gak sadar sih?"

Via masih mematung menghadap Ando yang berbaring diatas sofa.

"Tapi gue juga malu buat ngungkapin perasaan gue."

"Gue harus apa?"

Setelah racauan Ando berhenti Via mengerjapkan matanya beberapa kali. Kemudian mencubit lemak di perutnya untuk memastikan apakah ini mimpi atau bukan. Sedetik setelah nya, Via tersenyum simpul.

"Lo nggak perlu ngapa-ngapain, Do. Cukup selalu di samping gue."

OoO


Ify dan Rio turun di halte yang sama, dengan alasan jarak rumah mereka tidak jauh. Padahal sesungguhnya mereka bahkan berada di kamar yang sama. Dua insan itu berjalan menelusuri gelap malam didalam keheningan. Tak banyak lampu yang menerangi langkah mereka berdua.

"Lo sama Topan ada hubungan?"

Suara yang begitu tiba-tiba itu membuat Ify sedikit terkejut. "Hah? eng-engga. Kenapa?"

Rio hanya menggeleng kecil. Kemudian salah satu dari mereka tak ada yang ingin berbicara lagi. Namun pertanyaan yang dari tadi memutar di kepala gadis itu, membuatnya pusing sendiri.

"Lo sendiri? Sama Aura?"

"Kita temenan,"

Ify hanya meng oh kan jawaban dari Rio. Langkah mereka akhirnya tiba di kamar apartemen milik Rio. Kali ini adalah jadwal untuk Ify menggunakan kasur sepenuhnya. Ya, selang beberapa hari pernikahan, mereka membuat jadwal khusus untuk menguasai kasur sendirian.

Ify yang sudah selesai memakai pakaian nya dan disusul oleh Rio yang juga baru keluar dari kamar mandi saling bertatapan. Alis Rio terangkat sebelah, seolah bertanya atas tatapan Ify barusan.

"Eng, gue, mau minta bantuan." tanya Ify ragu-ragu.

Rio mengambil posisi nya untuk tidur diatas sofa.

KETOS IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang