15. siapa naksir siapa?

507 55 8
                                    

Rio dan Ify turun di halte yang sama, dengan alasan Rio akan mengantar Ify menuju rumah nya karna searah. Padahal sesungguhnya bukan searah, tapi seatap.

Ify hanya menatap jalanan di depan nya sambil sesekali mengeratkan jaket tebal yang ia pakai.

Tanpa menoleh, Rio bersuara, "lain kali makan jangan telat, kalo pagi jangan air dingin, kalo hujan jangan diterobos, kalo minum jangan air es, kalo-"

"Yo, lo sakit?" tanya Ify polos.

Rio hanya berdecih. Ia tak melanjutkan repetan nya.

Ify memang selalu merasa Rio sangat menjengkelkan, namun beberapa kejadian membuat Ify tau bahwa Rio juga manusia biasa seperti nya.

"Makasih buat obat sama jaket nya."

"Hm."

"Gue salah gak kalo gue bilang sekarang gue udah mulai suka sama lo?"

Rio terdiam menatap Ify. Mereka bahkan tak sadar bahwa langkah mereka sudah di depan pintu apartemen.

"Rio?"

Pandangan keduanya teralihkan dengan suara tersebut. Sepertinya gadis itu sudah menunggu lumayan lama.

"Wa? Kenapa?"

Aura tersenyum dan berjalan ke arah Ify dan Rio berdiri.

"Aku tau apart lo dari Topan. Em, kalian bareng?"

Ify bingung ingin menjawab apa. Tapi pikiran nya lebih bingung dengan 'kenapa ia bisa mengatakan bahwa dia mulai menyukai Rio?' mungkin ini efek samping dari obat yang ia minum tadi pikirnya.

"Enggak. Aku mau nganter dia kerumah Via." jawab Rio lalu membuka kode pintu apartemen nya.

Ify hanya menganggukkan kepalanya.
Aura yang merasa canggung langsung bersuara, "em aku masuk bentar gapapa kan, Fy? Mau numpang minum hehe."

Ify mengangguk kecil seraya tersenyum. Ia kembali termenung. Melihat Aura terus-terusan mendatangi Rio membuatnya ragu apakah Rio memiliki perasaan yang sama terhadap nya.

Ify melangkah masuk karna merasa tidak enak berdiri sendirian di luar. Namun baru beberapa langkah, pemandangan yang ada didepannya membuatnya berbalik badan.

Rio tidak membalas pelukan Aura, namun ia juga tidak mungkin melepasnya.

Aura dengan tangisan nya yang pecah semakin erat memeluk Rio.
"Aku nggak punya siapa-siapa lagi Yo. Jangan pergi lagi ya aku mohon. Jangan ninggalin aku juga." tangisan Aura yang semakin menjadi membuat Rio membalas pelukan nya. Mungkin berita bahwa nenek nya meninggal membuat nya merasa sangat kesepian. Ditambah orang tua nya yang selalu berada diluar negri. Ia memang seperti tidak memiliki siapapun untuk berbagi kesedihan.

Rio melepas pelukan Aura sambil mengusap kepala gadis itu,
"Aku ada disini, cantik. Jangan nangis lagi ya. Jelek ntar."

Ify memutuskan untuk keluar dan mengirim pesan singkat saja pada suami nya itu.

Gue balik duluan, Yo. Lo tenangin Aura dulu aja, kasian dia lagi butuh lo banget sekarang.

Send.
Ify tersenyum samar. Mungkin perasaannya terhadap Rio hanyalah perasaan sebatas teman yang saling menyayangi. Tidak lebih.

Ia menurunkan kaki nya dari taksi dan berjalan ke dalam rumah lama nya. Sudah cukup berdebu, namun kamarnya masih sangat rapi. Rumah ini milik Ify

Mungkin terlihat kecil, tapi tak ada yang tau tempat ini adalah persembunyian nya ketika ia selalu mendapat masalah atau pun kesedihan. Mungkin karna ia juga tidak ingin menyusahkan orang lain.

KETOS IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang