Chapter 11

738 52 6
                                    

Abaikan typo yang menyebar

Happy reading
*****

Pelajaran pun dimulai, butuh waktu hampir 3 jam untuk selesai. Akhirnya waktu itu pun tiba, waktu yang dinanti oleh semua siswa. Iya! Waktu istirahat.

Beda dengan hari sebelumnya, kini Al memutuskan untuk pergi ke kelas Safa dan mengajaknya untuk pergi ke kantin.

"Saf". panggil Al

Orang yang dipanggil pun melihat ke sumber suara. "Iya kak". jawab Safa berjalan menghampiri Al.

"Kantin". ajak Al

"Reva, Vina ayok. Udah ada kak Daffa sama kak Rakka nih".

Yang dipanggil pun berjalan menghampiri Safa. Ralat, Daffa sama Rakka maksudnya.

Mereka berjalan menuju kantin. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka, memang pasalnya dari pertama mereka masuk ke sekolah tak ada satu pun cewek yang dekat dengan mereka.

Tak hanya itu, tapi juga banyak ungkapan dari beberapa siswa yang mereka lewati. Dari ungkapan kagum sampai ungkapan ketidaksukaan terhadap mereka. Ralat, mereka disini hanya untuk Safa dan sahabatnya bukan untuk anak inti Argasa.

Sesampainya di kantin, mereka duduk dalam satu meja yang sama.

"Al lu bener nolak tawaran tadi?". tanya Rio

"Hem". jawab Al

"Percuma juga dia nerima kalau pun dia menang, mereka bakal tetep kekeh minta balapan terus". jelas Daffa

"Tumben pinter". celetuk Fendy

"Gua gini juga bisa pinter kali".

"Masa sih, coba kerjain soal matematika gua kak". tantang Reva

"Kalo itu gak bisa sayang, gua remed mulu".

"Gombal aja nomor 1, pelajaran remed mulu". cibir Safa

"Diem deh lu Saf".

"Serah gua dong".

"Kalo bukan adiknya Al udah habis deh lu Saf".

"Gak usah bawa-bawa abang gua, kalo mau ngehabisin ya habisin aja. Tapi ya siap-siap aja lu nyusul gua".

"Cuma Al doang kan?".

"Tentu nggak dong, ada Abang gua yang siap ngehabisin lu, ada kak Dito yang siap mutilasi lu, ada kak Rio yang bakal buang mayat lu, ada kak Fendy yang bisa ngehapus jejak, ada juga kak Rakka yang bakal memutar balikkan fakta".

"Oh iya gua lupa kalo temen gua psikopat semua".

"Ngaku kalah?". tanya Safa

"Iya gua kalah".

Al merogoh saku celananya untuk mengambil handphone. Ia pun mengecek siapa yang mengiriminya pesan.

Adit

Terima tawaran gua atau cewek lu yang jadi korban

Ia pun membaca pesan itu, seketika tangannya mengepal kuat,rahangnya mengeras.

"Kenapa?". tanya Dito

"Dek, lu jangan jauh-jauh dari kita. Kalo mau keluar jangan sendirian harus ada salah satu dari kita yang jagain lu. Gua gak menerima kata penolakan, ini demi keselamatan lu". ujar Al kepada Safa

"Iya kak". balas Safa

"Buat lu berdua". ucap Al seraya menunjuk Reva dan Davina. "Jaga diri juga, kalo perlu ada yang jagain kalian berdua".

My Brother Handsome [PROSES REVISI]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang