Chapter 6

1.1K 79 5
                                    


♦Hαρργ rεαdiηg♦
----------
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Panggilan terputus. Safa kembali memberikan atensinya kepada Al. "Kenapa ngeliatin kayak gitu?"tanya Safa

Al menggeleng. "Gak ada"

"Bener?"

"Iya bener"

"Boleh gua tanya?"

Laki-laki itu mengangguk. "Tanya apa?"

"Gini, lo sama orang lain cuek, tapi kenapa kalau di rumah lo jadi cerewet, dan disaat sama gua, lo lebih sering senyum ketimbang sama anak-anak yang lain"

"Random amat pertanyaan lo" Al terkekeh. "Gua bisa aja senyum ke orang lain, tapi menurut gua, mending gua senyum ke orang yang gua sayang aja, termasuk lo"

"Sayang sebagai adik?

"Ya iya cantik, yakali sebagai pacar"

Safa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Iya ya, aneh pertanyaan gua"

"Tau deh dek terserah lo"

Gadis itu terkekeh. "Eh iya, mama papa gak lo kasih tau?"

"Kalo gua kasih tau nanti pada marah"

"Ya setidaknya mereka tau dikit kak, daripada gak tau apa-apa"

"Mending tau pas gua udah sembuh daripada gua gak dibolehin masuk rumah"

"Serah lo dah serah"

*****

Jam istirahat berlangsung, tak sedikit siswa yang tengah berada di kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar, begitupun dengan Reva dan Davina.

Reva menyuapkan sesendok siomay kedalam mulutnya. "Safa ada hubungan apa dah sama kak Al?"

Gadis yang duduk di depannya segera menegakkan kepalanya, menatap Reva yang masih sibuk memakan siomay miliknya. "Bukannya kemarin udah jelas, mereka cuma adik kakak"

Tangan Reva meletakkan sendok yang sedari tadi ia pegang, menarik selembar tissu untuk membersihkan ujung bibirnya yang dirasa kotor akibat makanannya. "Lo pikir, kak Al cuek gitu, sejak kapan dia mau deket-deket cewe lain"

"Perasaan orang beda-beda, mungkin menurut lo dia cuek tapi menurut Safa beda lagi. Gak semua orang yang lo pandang cuek itu bakalan cuek juga sama orang lain. Emang dia cuek sama kita gak cuma sama kita, tapi sama cewek disekolah ini juga, tapi bisa jadi dia bawel sama Safa kan kita gak tau. Lo sendiri liat kan kemarin gimana tingkah dia sama Safa. Dia jadi pribadi yang bawel dan perhatian"

Reva mengangguk. "Betul juga, tumbenan otak lo bisa diajak mikir"

Davina mendorong pelan kepala gadis didepannya. "Lo pikir gua sebego apa? Hah?!"

Terlihat Dito, Rio, Daffa, Rakka, juga Fendy berjalan menghampiri mereka yang tengah berdebat. 

"Woi" Rio memukul pelan meja pelan.

Reva mendongakkan kepalanya, mengetahui siapa pelakunya. "Gajelas"

Rakka memilih duduk di samping Davina. "Pulang sekolah, mau jalan?'

Kepala gadis itu menoleh. "Kemana?"

"Nonton?"

Davina mengangguk. "Boleh, habis dari rumah sakit ya"

Terlihat Daffa terkejut. "Ngapain ke rumah sakit?"

"Heh buset, temen lo sakit, ya kita mau jenguk"

Daffa menoleh ke arah Rio. "Lah iya, kita belum ke rumah sakit"

My Brother Handsome [PROSES REVISI]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang