Bonus chapter 1

413 31 3
                                    

Komen aja kalau ada yang typo

Happy reading
********

Safa nampak mencari sesuatu, dirinya lelah menunggu orang yang ingin bertemu dengannya kali ini. Akhirnya, orang yang ia tunggu-tunggu menghampirinya, Bryan.

"Sorry lama" Bryan duduk tepat di depan Safa

"Gak masalah, kenapa ngajak ketemuan?" tanya Safa

"Gua harap lu mau jujur sama gua, gak maksa juga itu pun kalau lu mau"

Raut wajah Safa berubah, apa yang dimaksudkan Bryan? Jujur tentang apa? Apakah ada yang disembunyikan dirinya dari Bryan?

"Jujur tentang apa?" Safa bertanya sekali lagi

"Lu ada berapa kebohongan sama gua? Cuma satu kan? Harusnya lu tau"

"Gua gak ada kebohongan apapun sama lu, bahkan kita ketemu baru kemarin"

"Gua yang bego apa lu sih Saf, gua udah tau semua tinggal lu mau jujur apa gak" Bryan semakin mendesak Safa agar jujur

"Bry, gua baru kenal lu kemarin apa yang harus gua katakan jujur?" Safa sama sekali tak mengerti

Bryan nampak meremehkan lawan bicaranya, ia memutar bola matanya malas. "Lu kan yang udah buat gua amnesia, lu juga kan yang udah bikin gua hampir mati"

"H-hah? Lu tau dari siapa?"

"Gak penting, yang penting sekarang" ia berdiri dari duduknya dan mencengkeram erat pergelangan tangan Safa. "Lu ikut gua"

Safa menggeleng dan mencoba untuk menolak. "Gak bry gua gak mau, gua gak mau masuk dalam neraka lu lagi gua capek"

"Lu ikut atau anak lu yang jadi korban?" ancam Bryan dengan senyum miringnya

"STOP!" teriak Adit

Sontak pandangan mereka terfokus kepada Adit. Safa mencoba menggunakan kesempatan ini untuk berlari kearah Adit dan segara memeluknya mencoba menyalurkan rasa takutnya.

"Tenang ya, aku di sini sama kamu" Adit mencoba menenangkan istrinya

"Sh*t gagal lagi gua bawa Safa" gumam Bryan melenggang pergi dari hadapan mereka

Adit melepaskan pelukan tersebut. "Pulang yuk, Aren nungguin kamu" ajaknya

Safa hanya mengangguk dan menuruti perkataan Adit.

*****************

Al mengobrak-abrik isi ruangannya. "Kenapa harus gagal? Lu pecus gak sih sebenernya, tinggal bawa dia doang lu gak bisa?" suara Al menggema di ruangan tersebut

"Sorry, tapi menurut gua lebih gampang kalau lu yang turun tangan, lu yang dulu jadi abangnya dia lebih percaya sama lu, dan lu bisa dengan mudah bawa dia" jelas Bryan

******************

Hari berlalu, Dito berjalan menghampiri Safa dengan secangkir teh hangat ditangannya, ia meletakkannya di meja.

"Minum dulu dek" ujarnya

Safa mengangguk dan meminum teh yang dibuatkan oleh Dito. "Ada yang mau gua bahas"

My Brother Handsome [PROSES REVISI]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang