Rio nampak berfikir. "Ada problem tentang Al" balas Rio
"Pesawat yang ditumpangi dia hilang" lanjutnya
Safa terdiam mencerna perkataan Rio.
"Saf" panggil Rio
"Terus kalian kenapa masih disini?" tanya Safa dengan tatapan yang sama
"Udah ada Nathan sama Mike yang urus"
"Gak bisa gitu dong, kalian harusnya juga ikut turun tangan. Ini ketua kalian saudara kalian juga masa cuma mereka berdua doang yang turun tangan, terus kalian jadi anggota inti buat apaan?"
"Kita masih sibuk sama urusan masing-masing"
"Emang dulu pas kalian ada problem bang Al masih ngutamain urusan dia? Masih sempet bilang 'bentar gua kelarin urusan gua dulu' dia ada bilang gitu?"
Rio terdiam seribu bahasa, apa yang dikatakan Safa benar tapi mereka mempunyai urusan pekerjaan masing-masing.
**********************
Terdengar suara tawa dari ruang keluarga, kini mereka tengah bercanda dengan anak semata wayangnya. Suara deringan ponsel terdengar, dengan cepat Adit mengambil ponselnya dan menggeser ikon hijau untuk menjawab telfon.
"Halo bunda"
"Kalian apa kabar kok jadi jarang ke rumah"
"Baik bunda ini lagi kumpul"
"Bunda mau kesitu ya boleh kan"
"Boleh bunda Adit jemput"
"Gak usah bunda sama Rizky kok, ini udah otw"
"Yaudah kalau gitu bunda, kita tunggu ya hati-hati Bun"
"Iya sayang"
Ia mematikan telfonnya setelah percakapan selesai dan beralih ke istrinya. "Bunda mau kesini" ujarnya
Safa mengangguk faham.
"Yeyy Oma mau kesini" sahut Aren senang
"Iya sayang Oma mau kesini" jawab Adit
*******************
Ketukan pintu terdengar, cepat-cepat Safa membuka pintu mendapati Dinda yang berdiri dengan Rizky disebelahnya.
"Assalamualaikum" sapanya
"Wa'alaikumussalam bunda" jawab Safa lalu mencium punggung tangan Dinda
"Silahkan masuk bun" tutur Safa
Dinda mengangguk dan memasuki rumah minimalis milik anaknya itu.
"Oma" teriak Aren berlari kearah Dinda, dipeluknya kaki sang Oma karena tinggi badannya yang belum sampai untuk memeluk tubuh Dinda keseluruhan.
"Hai sayang" sapa Dinda lalu melepaskan pelukannya dan berjongkok dihadapan Aren, diusapnya lembut rambut Aren. "Gimana kabar kamu? Sehat?" lanjutnya
Aren mengangguk mantab dengan senyuman yang tak hilang dari wajahnya. "Iya Oma, Alen sehat kok" jawabnya terkekeh
"Bunda" panggil Adit berjalan menghampirinya lalu mencium punggung tangan Dinda
"Duduk bunda" ucap Safa yang langsung diangguki oleh Dinda, ia duduk di kursi yang terdapat di ruang tamu
"Oh ya kemarin bunda sempet ketemu sama mantan Safa, Bryan ya kalau ga salah" cetus Dinda
Mengapa sang ibunda tetiba membahas tentang orang yang bahkan sudah dipastikan meninggal? Tampak disana raut wajah Safa dan Adit menjadi cemas, apakah benar yang dilihat oleh sang ibunda? Lalu siapa laki-laki yang dulu sempat dibunuh oleh Safa?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Handsome [PROSES REVISI]
Novela JuvenilMasih tahap revisian Langsung dibaca aja, oke Happy Reading Jangan lupa follow ya @sfr_.tm