Chapter 30 [TAMAT]

674 37 5
                                    

Adit memasuki cafe dengan langkah gontai, satu persatu keryawan menyapanya hingga sampai didalam ruangan kerja sang istri. Terlihat wajah safa yang nampak serius berpikir.

"Baby, mikirin apa?" suara Adit memecahkan lamunan Safa

"H-hah enggak kok gak papa, udah selesai kerjanya?" jawabnya mengalihkan pembicaraan

"Jam makan siang, kan aku udah bilang tadi pagi kalau jam makan siang aku kesini mau makan bareng sama kalian. Aren mana?"

"Dibawa sama Bryan" kepalanya menunduk takut akan orang yang dihadapannya memarahi dirinya

"Terus kamu ngapain nunduk gitu?" kakinya melangkah menghampiri Safa

"Takut kamu marah" balasnya dengan suara kecil

Tentunya jawaban itu membuat Adit tertawa, mana pernah dirinya memarahi istrinya. Semenjak kejadian tujuh tahun yang lalu ia tak pernah memarahi istrinya apalagi anaknya, ia takut mereka akan trauma dengan seorang laki-laki.

"Ada-ada kamu tuh ya enggak lah toh aku udah kenalan sama Bryan kemarin-kemarin, kamu yang baru liat dia. Dia hilang ingatan semenjak kejadian itu, hanya memori tertentu yang bisa dia ingat"

Safa memposisikan kepalanya seperti semula. "Dia nunjukin foto aku tadi, katanya dia itu cinta sama aku dan sampai sekarang dia masih coba cari aku tanpa tau kalau orang yang dia ajak ngobrol itu adalah orang yang dia cari"

"Sudahlah sekarang kita ke rumahnya, Bryan bilang Aren ada dirumahnya" ujar Adit

*********************

Suara tawa memenuhi ruang tamu, Adit dan Safa tengah sibuk menjahili anak semata wayangnya. Ketukan pintu terdengar, Safa berjalan untuk membukakan pintu. Siapa yang bertamu malam-malam begini?

Seorang lelaki berdiri di depan pintu, Safa sangat mengenali betul lelaki itu. Namun mengapa tatapan matanya berbeda? Bahkan tak ada senyum yang terpancar dari wajahnya. Datar, itu lah yang bisa mewakili ekspresi Al.

"Loh kapan pulang bang?" tanya Safa

Al hanya diam memandangi orang yang berdiri didepannya, siapa dia? bukannya dipersilahkan masuk tapi malah dirinya ditanyai seperti itu? lalu, bang? siapa yang dia maksud? apa dirinya, bahkan dirinya saja tak mengenali wanita itu.

"Adit ada?" Al tak menjawab pertanyaan Safa, justru dirinya berbalik tanya kepada Safa

"Disini" sahut Adit berdiri di samping Safa. "Kenapa?"

Al memberikan sebuah undangan pernikahan kepada Adit. "Ajak wanita ini sekalian"

Safa terdiam mendengar ucapan Al. Wanita? Siapa wanita yang dimaksud? Apakah dirinya? Dirinya adalah adiknya bukan, bahkan dia sendiri yang bilang.

"Iya nanti gua dateng, kenalin Safa istri gua" Adit memperkenalkan istrinya

"Bang Al udah tau kali kalau aku istri kamu"

"Saya sudah tau, satu lagi kamu hanya istri dari teman saya tidak lebih, jadi jangan memanggil saya dengan sebutan 'bang' karena saya bukan saudara kamu apalagi kakak laki-laki kamu"

"Hah? Gua adek lu bang, Safa astaga selama lu di USA ngapain aja sampai lupa sama adek lu?"

"Maaf saya anak tunggal jadi jangan menyebarkan berita yang tidak-tidak tentang saya, permisi" ucapnya lalu meninggalkan mereka berdua

"Sayang, masuk yuk aku jelasin sama kamu semuanya" ajak Adit

Safa hanya mengangguk dengan pikiran yang masih tidak percaya, apa yang membuat Al lupa dengan dirinya?

Mereka kembali duduk di ruang tamu, Aren kini tengah bermain di kamarnya. "Sayang, maaf ya kalau Al tadi bikin kamu gak enak hati" permintaan maaf Adit kepada Safa

"Jadi Al sebetulnya pengen pulang ke Indonesia tapi kecelakaan terjadi, pesawat yang ditumpangi Al dikabarkan jatuh hingga akhirnya Al ditemukan namun dengan memori yang hilang, hanya satu persatu orang yang berkenalan dengannya yang dia ingat termasuk aku dan teman-teman yang lain"

"So aku udah gak ada harapan buat kenalan sama dia?" mata Safa mulai berkaca-kaca

"Enggak sayang, kita udah berusaha buat kenalin kamu ke dia tapi dia kekeh kalau dia nggak punya adik cewek. Kita cuma bisa pasrah Saf"

"No problem, mungkin emang udah seharusnya kayak gini. Takdir aku emang dari dulu kejam"

Adit memeluk erat tubuh Safa setelah mendengar ucapannya tersebut. "Sayang takdir nggak kejam, justru takdir baik sama kamu, kamu ditinggal sama Al tapi kamu masih ada Rizky kan Abang kandung kamu, jangan pernah bilang takdir kejam okey?"

*************

Dito mendengar semua cerita dari Rio, apa betul Al sudah benar-benar melupakan adik perempuannya?

"Gua pergi dulu" izinnya untuk pergi menemui Al

Seluruh anggota Argasa hanya mengangguk, dicegahpun tak ada gunanya dirinya akan tetap pergi tanpa persetujuan.

Sesampainya di apartemen Al, ia langsung masuk begitu saja. Iya! Al tinggal di apartemen pribadinya dengan alasan belajar mandiri setelah menikah nantinya. Teman-temannya ia biarkan mengetahui kode apartemen miliknya itu, agar mereka mudah ketika ingin bertemu.

"Al" panggil Dito

Hanya deheman yang diberikan oleh Al, matanya tetap fokus dengan pekerjaan yang ada didepannya.

"Bisa-bisanya lu lupa sama Safa hah? Safa adek lu bangs*t, bahkan lu sendiri yang mau jadi abangnya, dia yang nemenin lu dari mulai dulu dan sekarang setelah lu sukses lu lupain dia gitu aja? Lawak lu"

"Safa? Oh istri Adit bukan? Sorry gua bahkan kenal dia dari Adit" balas Al dengan santai

"Bangs*t lu, Anj*ng" umpat Dito, dia sangat-sangat ingin membunuh orang yang di depannya itu, bagaimana bisa dia melupakan gadis yang selama ini mereka jaga?

"Santai kali, emang dia siapa?"

Dito tak menjawab pertanyaan Al, ia memilih keluar dari apartemen tersebut daripada dirinya harus membunuh orang di depannya. Setelah kepergiannya, Al bahkan tak merasa bersalah, ia melanjutkan pekerjaannya tanpa memikirkan yang dimaksud Dito.

TAMAT

*******************

apakah orang yang baik akan selalu baik? dan apakah orang yang jahat akan selalu jahat?
No!! orang yang kita nilai jahat ga selamanya jahat begitupun sebaliknya, perubahan itu ada yang kita anggap baik mungkin saja akan menusuk kita sendiri dan orang yang kita anggap jahat bisa saja dia yang akan membantu kita.

*****************************

Hai hai, gimana ceritanya? Ga menarik ya? Maaf kalau gak semenarik yang kalian bayangkan, makasih buat yang udah stay sampai chapter terakhir kali ini.

Dan cerita ini udah tamat sampai disini ya, maaf kalau end nya juga gak menarik.

Abaikan aja kalau ada typo.
Jangan lupa vote and komen.
Thanks yang udah baca!!

My Brother Handsome [PROSES REVISI]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang