Chp.18 - Unclear

440 55 24
                                    

Ethan sama sekali tidak beranjak dari sana. Masih setia sekali menemani pujaannya itu.
Katakanlah ia tidak tahu diri, karena June sudah memiliki kekasih hati yang lain, namun ia benar-benar tidak mau mengalah kali ini.
Perasaannya sama sekali belum berubah. Apalagi semenjak ia mengetahui latar belakang June yang terlihat depresi.

Persis sama dengan dirinya bertahun-tahun lalu.


*

*

*

*

*


"Aku enggak pernah tau awalnya kak June ketergantungan obat sampai beberapa bulan lalu setelah kami juga enggak terlalu canggung satu sama lain, karena bagaimana pun dia boss-ku dan aku merasa ada batas yang harus ku perhatikan, tapi untungnya kak June bukan type yang begitu."

Sofia dan Ethan sedang menunggui June yang akhirnya di rawat karena suhu badannya yang kemudian tinggi.

Ethan hanya diam dan memasang kupingnya baik-baik.

Pertama kali ia menjejakkan kakinya di toko roti Eden, ia sudah sangat terpesona dengan sang pemilik yang ramah, dan memiliki senyum yang sangat manis baginya.
Tapi bukan berarti keramahan June membuat dirinya serta merta mendekati laki-laki manis itu.

Ia tetap berlagak menjadi customer yang setiap hari datang, dan tidak lupa menyapa. Agar June lambat laun ingat dengan kehadirannya.
Sampai akhirnya kejadian barusan membuat Ethan sepertinya mau tak mau masuk ke dalam kehidupan laki-laki itu yang paling dasar.
Yang mungkin sebenarnya June tidak ingin orang lain tahu.

"Lalu, tadi pagi, enggak ngerti dapat ide dari mana, obatnya yang enggak sengaja kak June tinggal di toko tadi malam, aku buang," Sofia menutup wajahnya menggunakan kedua belah tangannya yang bergetar, "lancang banget emang, aku tau, tapi—" Sofia tidak kuasa meneruskan kata-katanya lagi karena napasnya yang memburu dan tersengal-sengal. Air matanya luruh sudah.

Untuk orang lain mungkin ini terlihat berlebihan. Namun June datang menawarkan pekerjaan padanya yang dahulu kala hanya sebuah pedagang asongan pinggir jalan merupakan suatu berkah Tuhan yang tiada tara.
Tidak seberapa memang, tapi upah yang diberikan laki-laki itu sangatlah membantunya mencukupi kebutuhan keluarganya.

"Obat?"

"Penenang, kak, dan obat alergi yang memberikan efek mengantuk," jawab Sofia lemah, "kak June enggak bisa tidur kalau enggak minum obat itu."

Ethan memejamkan matanya sejenak.

Sama.
June persis sama seperti dirinya.


*

*

*

*

*


Ethan duduk pada sebuah bangku di dekat tempat tidur June, menundukkan kepalanya dan memandangi lamat-lamat wajah yang akhirnya tertidur juga.
Tangannya kembali mengelus pipi June.

Slice of Heart - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang