Chp.4 - That Ethan

531 64 13
                                    

"Ethan Mahawira? Sponsor?"

Bobby menenggak kopinya hingga setengah. Ia butuh lebih banyak asupan kafein untuk membuat pandangannya sedikit lebih terang pagi ini. Pengambilan gambar untuk iklan kesekiannya harus berjalan lancar. Bukan gayanya menunda pekerjaan walau tidurnya sangat tidak cukup tadi malam.

"Gue belum pernah tau nama itu. Lo kenal dimana?"

"Di rumah June."

"Tadi malam?"

"Sebelumnya."

Rardian menganggukkan kepalanya, "oke, lalu? Setelah lo udah tau dia siapa, terus?"

Bobby seketika bingung menjawab pertanyaan Rardian. Iya, lalu apa?

Rardian menepuk punggung Bobby lembut. Ia sebenarnya paham sekali dengan keadaan hati sahabatnya itu. Tapi June dan Bobby sama-sama orang yang keras kepala. Tidak mau kalah, dan merasa paling tersakiti. Mereka lupa bahwa mereka sama-sama korban dari situasi sulit yang mereka buat sendiri.

"Minta maaf kalau memang salah, Bob," kata Rardian.

"Gue enggak salah!"

"Halah! Susah! Ya udah gini deh, abis ini mumpung lusa lo baru syuting lagi, gue kasih lo dispensasi ketemu June. Awas bikin kacau lagi."

Bukan tidak senang, Bobby hanya bingung kalau sudah berhadapan dengan June. Laki-laki itu seperti membangun temboknya tinggi-tinggi dan susah sekali didekati lagi.

Bukan Bobby ingin menyerah, tapi apa ini tidak terlalu terburu-buru? Ia takut June tidak nyaman dengannya. Tapi disisi lain, ia juga takut sekali June kembali hilang dan dapat dipastikan ia akan terpuruk lagi.


***


"Kak June enggak hadir hari ini, kak. Sakit," Sofia tetap meladeni pertanyaan Bobby walau banyak sekali pelanggan yang hendak bayar dihadapannya sekarang.

Rey sedang membuat kue kering jahe untuk pesanan natal. Untungnya June sudah mengajarkannya cara membuat kue tersebut sehingga ia tidak perlu lagi takut rasanya akan aneh.

"Sakit?"

Sofia menganggukkan kepalanya, "beberapa hari kemarin dia memang sering ngeluh kalau perutnya sakit dan mual. Aku udah yakin kalau asam lambungnya naik."

"Sofi, aku tau ini lancang banget, tapi aku boleh minta nomor June?" Bobby menatap Sofia penuh harap, "June enggak mau kasih, jadi aku minta ke kamu."

June tidak pernah melarang Sofia untuk hal yang satu ini, tapi mengingat interaksi keduanya terakhir kali, sangat bisa membuat dirinya berpikir kalau hubungan mereka tidak sebaik dugaan awalnya. Bobby memang artis idolanya, tapi June juga seseorang yang sangat ia hormati. Terlebih dengan kenyataan June memperbolehkan dirinya dan Rey yang hanya lulusan menengah pertama yang notabene tidak memiliki keterampilan apapun selain mencari uang yang halal.

Rey datang dari arah kitchen, ia mungkin mendengar permintaan Bobby tadi kepada Sofia, "kayaknya kita enggak berani deh, kak, soalnya kak June enggak pernah bilang boleh atau enggak."

Sofia menghembuskan napasnya lega, untung saja Rey mengerti situasinya yang membingungkan.

Bobby menerima alasan mereka, lagipula ia juga sadar dirinya yang memang tidak sopan.

"Kenapa kakak enggak kerumah kak June aja?"

Sulit. Bobby takut June belum berkenan sepenuhnya dengan kehadiran dirinya. Ia takut diusir seperti kemarin.

Slice of Heart - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang