Gak bakal bosan ngingetin untuk follow akunnya dan vote setiap part cerita Adhitama Saputra ini.
Typo bertebaran..
Happy Reading ^_^
🐣🐣🐣
Author POV
Akhirnya setelah menempuh perjalanan cukup panjang. Keluarga Tama ditambah Aliya sampai juga dikediaman orangtua Tina. Rumah yang tidak bisa dibilang sama besar dengan kediaman keluarga Doni di Jakarta. Rumah sedikit lebih minimalis. Namun, dengan interior yang tak kalah dari kediaman keluarga Doni yang di Jakarta. Hanya saja ada satu kesamaan rumah ini dengan kediaman keluarga yang di jakarta,sama-sama memiliki dua lantai.
Mereka sampai di rumah orangtua Tina sekitar pukul sembilan malam, setelah menempuh perjalanan sedikit panjang. Padahal hanya dari Jakarta menuju Bandung. Karena terjebak macet cukup lama dan harus beristirahat untuk makan dan melaksanakan sholat membuat mereka sedikit lama sampai di kediaman orangtua Tina. Sesampainya disana mereka langsung disambut sang pemilik rumah yang tak lain Ibunya Tina dan nenek dari Tama dan Visha.
Visha yang terlihat antusias langsung memeluk sang nenek yang menunggu kedatangan mereka bersama dengan dua wanita yang satu wajahnya sedikit mirip dengan Tina dan diyakini Aliya sebagai saudara Tina. Dan wanita satu lagi dengan pakaian lebih sederhana yang langsung bisa Aliya tebak itu mungkin ART di rumah nenek Tama.
"Bang bantu Ayah turunin koper-kopernya ya." Pinta Doni setelah menutup gerbang rumah mertuanya dan menghampiri Tama yang merenggangkan otot-ototnya di samping mobil. Sementara itu, Tina, Visha dan Aliya sudah terlebih dahulu masuk kedalam rumah.
Setelah selesai menurunkan koper-koper. Tama dan Doni langsung membawa koper-koper berukuran sedang tersebut kedalam rumah. Setelah dirasa selesai semuanya, mereka langsung menghampiri yang lainnya yang sudah berkumpul di ruang keluarga sembari bercengkrama. Saat keduanya hampir sampai di sana, Tama dapat mendengar suara sang nenek.
"Sekolah dimana?"
Tama dan Ayahnya langsung duduk di sofa yang masih kosong bertepatan dengan keluarnya pertanyaan dari mulut Ibu dari Tina itu.
Sementara itu, sang objek utama menatap wanita yang umurnya sudah hampir menginjak tujuh puluh tahun itu dengan sungkan dan sebelum menjawabnya dia melirik Tina sekilas. Posisi duduknya sekarang berada di tengah-tengah antara Tina dan Visha.
Sedikit cerita, jadi tadi setelah mereka sampai di ruang keluarga dan salah satu wanita yang Aliya sempat tebak adalah seorang ART membuatkan minum untuk semuanya, Tina tanpa basa-basi langsung memperkenalkannya pada sang Ibu dan juga seseorang yang tadi sempat Aliya yakini sebagai adik dari Tina. Dan memang benar saja beliau memang adik dari Bunda Tama, usia mereka hanya terpaut lima tahun. Dan Tina memperkenalkan Aliya sebagai anak dari tetangganya dan juga anak sahabatnya yang langsung disambut baik oleh nenek Visha dan Tantenya. Setelahnya Tina memperkenalkan kedua wanita yang duduk dihadapan mereka dengan menyebut nama keduanya. Ibunya yang bernama Laras dan beliau sendiri meminta Aliya memanggilnya Nini atau Ni Lala. Walaupun usianya hampir menginjak tujuh puluh dan keriput di wajah sudah terlihat, tapi menurut Aliya Ibu dari Tina ini masih terlihat cantik. Dan begitupun dengan adik Tina yang mempunyai nama Anindita dan meminta Aliya memanggilnya Tante Ani. Sementara nama ART nya adalah Mimin.
Merasa pertanyaan yang dilontarkan Laras harus segera dijawab, Aliya dengan memberanikan diri menatap orang yang bertanya padanya dan mengulas senyum setulus mungkin. Walaupun masih terlihat guratan kelelahan di wajahnya, namun Aliya masih tetap terlihat cantik.
"Sekolah di Bina Putra, Ni."
"Satu sekolahan sama Tama Bu. Dia adik kelas Tama." Timpal Tina dengan senyum merekah.
![](https://img.wattpad.com/cover/207778387-288-k335352.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhitama Saputra (END)
Chick-LitTidak ada salahnya kan dengan jatuh cinta? Tidak ada yang melarang dan juga tidak ada undang-undang yang melarang atau mengharamkan jatuh cinta. Namun salahnya Aliya memilih jatuh cinta pada orang yang jelas-jelas tidak bisa diharapkan sama sekali. ...