Gaiss mon maap tp knp aku oleng ke Sungchan ya? Hiksrott 😭🙏 apa perlu aku buat ff? Aku ada ide cerita lagi:(Dia pake pelet apa si? Kok manjur bat gt:(jd pengen kenalan sma dukunnya buat melet dia balik.g :v
Btw cover ganti, knp malah jd kea horor ya?:v
Happy Reading~
Di pagi yang cerah dan tak ada satupun gumpalan gelap di atas sana, justru membuat si wanita kesal. Padahal dia harap hari ini turun hujan yang sangat deras seharian agar pria yang kemarin menyudutkannya tak datang kesini.
Namun kenyataannya? Pucuk matahari justru bersinar terang di ufuk timur. Hampir saja dia mengumpat jika saja tidak ada anaknya disampingnya.
Wanita itu berjongkok menyamakan tinggi putra tunggalnya. Dia menyisir rapi rambut hitam anaknya dengan telaten. Lalu saat sudah selesai, dia menelisik pandangannya pada si anak yang hanya menurut atas semua yang dilakukan ibunya padanya.
Minhyung tampak rapi dengan kaos merah marun beserta jogger pants abu-abu. Entah kenapa Hanyeon gemas melihatnya, anaknya sangat tampan. Namun selang beberapa detik, senyumnya agak memudar saat dia teringat mendiang suaminya.
Melihat perubahan garis bibir ibunya, tampaknya si Lee kecil menyadarinya. "Eomma gwaenchanikka?" tanyanya. Wanita itu mengerjap beberapa kali, tersadar saat anaknya bertanya.
"Eoh... Ne, eomma tidak apa." jawabnya. Sebisa mungkin Hanyeon menyembunyikan luka hatinya di depan sang anak. Bayang-bayang Lee Taeyong terus menghantuinya, dia hanya merasa suaminya masih berada di sisinya saat ini. Ya meski dia tahu itu tidak mungkin.
"Eomma seulpeo hajima... Jika ibu sedih aku merasa sedih juga." bujuk Minhyung sembari memegang tangan ibunya. Garis bibirnya melengkung kebawah, matanya seperti memohon pada ibunya untuk tidak sedih.
"Eomma seulpeo anniya, jadi kau jangan sedih ya, sayang." Hanyeon mengusap lembut di pipi gempal putra semata wayangnya. Tak menyangka anaknya sangat mengerti perasaannya.
Lelaki kecil itu mengangguk, "Tapi eomma harus tersenyum lebih dulu. Lalu aku tidak akan sedih." ucapnya. Entah kenapa dengan semua sikap balita ini, terlihat sangat menggemaskan. Dan perlahan senyum hangat terukir di bibir wanita itu.
Bak virus, anaknya turut menyungging senyumnya. Hingga deretan giginya tampak meski di tengah beretan itu berlubang. "Eomma neomu yeppeoso," ucapnya. Gelak tawa sang wanita terdengar pelan dan sangat menyejukkan di telinga siapapun.
Nyatanya di balik semua ujian yang dia lewati, ada Minhyung selaku pelipur laranya. Hanya lelaki itu yang membuatnya tegar menghadapi semuanya. Bahkan dia mampu tersenyum lagi karena bocah kecil itu. Setiap dia tampak murung, Minhyung akan datang dan memeluk ibunya. Seakan dia tahu ibunya tengah memerlukan sandaran, dia sangat cerdas dan peka terhadap ibunya. Dan itulah kekuatan Hanyeon untuk tetap berdiri kukuh melalui semua cobaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss In Love 2 : Saudade
Fanfiction[END] Pernahkah kalian kehilangan orang yang kalian cintai? Ya, dia mengalaminya. Dia kehilangan cintanya saat usia pernikahannya masih seumur biji jagung. Berat, tetapi harus dia lakukan. Menerima takdir dengan ikhlas. Inilah dia dan kisahnya, sete...