Happy Long Week gaiisss:))
Hadiah dr aku nihh update:) biar ga gabut:)) tp jan lupa vomment ok? Comment 40+, update lagi!
Happy Reading~
Dua orang yang berada di tengah-tengah reramaian orang itu menjadi pusat perhatian. Si pria dari dua orang itu menghela nafas kasar. Dia terus berjalan di antara ramainya orang.
"Jisung-kun!! Tunggu aku!" Teriak gadis do belakangnya yang tengah menali sepatu.
Namun tetaplah Jisung tak peduli. Sejak kemarin, gadis itu selalu mengusiknya. Ah bukan kemarin saja, sejak dulu. Sejak gadis itu menyatakan perasaannya saat valentine. Memberi Jisung coklat buatannya sendiri dan menyatakan perasaannya. Sayang, Jisung malah mengacuhi gadis itu, tak menerima coklat darinya.
Saat sepatunya sudah rapi, dia berdiri lagi dan berlari kencang mencoba menjajarkan langkahnya dengan Jisung. Namun tetap, langkah Jisung terlalu panjang lantaran kakinya yang begitu jenjang.
Gong Nami tidak menyerah, dia tidak mempedulikan tatapan sinis dari mahasiswi yang berdiri di sekitarnya. Dia mencoba menarik pergelangan tangan besar Jisung. "Jisung-kun!"
Saat pergelangan tangannya di tarik, Jisung berdecak dan melepaskan tangannya. Namun saat sebelum Jisung pergi, Nami berjinjit menjambak rambutnya, sehingga lelaki itu mengerang. Orang-orang disana terkejut dengan perlakuan barbar Nami.
"YAA!! GONG NAMI!"
Nami melepas jambakannya. Ah, sepertinya dia sudah membuat kesalahan besar. Jisung berbalik dan menatap marah pada gadis di depannya. Rambutnya yang dijambak terlihat berantakan. "Apa masalahmu sampai kau menjambakku?! Kau mau mati muda?!"
Bukan wajah takut yang di tampilkan, justru cengiran dari gadis itu. "Mianhae." ucapnya.
"Jika kau lakukan ini lagi, aku takkan segan memberimu pelajaran!" ancam Jisung dengan tatapan nyalang. Namun anehnya gadis itu tak gemetar sama sekali.
Jisung membenarkan posisi gantungan ranselnya. Lalu berbalik, namun ditahan oleh Nami. "APA LAGI?!" Pria itu menepis kasar tangan Nami.
"Yaa... Aku ingin mengatakan sesuatu! Ini penting!" ucap Nami.
Jisung menghela nafas kasar, "Setahuku kau tidak pernah mengatakan hal yang penting."
"Aku serius! Ini sangat penting!" Nami menampilkan wajah seriusnya. Dia tak berbohong sama sekali. Jisung sebenarnya melihat sorot keseriusan Nami, hanya saja dia tidak percaya jika gadis itu bisa serius.
"Sudahlah, hal seriusmu itu tidak penting bagiku." Jisung menghempas-hempaskan tangannya pada gadis itu dia hendak berbalik namun saat kalimat selanjutnya membuat Jisung terdiam.
"Ini tentang kakakmu. Kakak iparmu."
Pria jangkung itu diam sejenak. Dia tahu betul, kakak iparnya sudah tidak ada. Lalu apa yang akan dibicarakan oleh Nami tentang Lee Taeyong? Tahu apa gadis itu tentang kakak iparnya?
Menghela nafas sejenak, Jisung tetap mempertahankan tatapan datarnya. "Tau apa kau tentang kakak iparku? Tau apa kau tentang kakakku?" ujarnya dengan nada yang sangat dingin. Tak ada keramahan sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss In Love 2 : Saudade
Fanfiction[END] Pernahkah kalian kehilangan orang yang kalian cintai? Ya, dia mengalaminya. Dia kehilangan cintanya saat usia pernikahannya masih seumur biji jagung. Berat, tetapi harus dia lakukan. Menerima takdir dengan ikhlas. Inilah dia dan kisahnya, sete...