Mon maap late update, tugas menggunung everest:))
~Happy Reading~
Wanita yang ada di depan Na Jaemin utu mengerutkan dahinya. Sepertinya dia tak mengerti apa maksud dari penawaran pria itu. Karena penawaran dari Na Jaemin itu agak... Entahlah sulit untuk dijelaskan dan kurang cocok dengan mereka yang baru saling kenal dalam sehari.
Mengerti maksud dari ekspresi wanita di depannya, Na Jaemin terkekeh pelan. "Maksud saya bukan karena apa, tetapi saya hanya ingin menuruti keinginan Minhee. Sejak kemarin dia mencari anda," jelasnya.
Lalu wanita itu membentuk mulutnya seperti huruf O dan mengangguk paham. Dia diam sebentar, menimang tawaran itu. Sesekali melihat pria yang ada di depannya. Nampak sekali pria itu menginginkan kehadirannya di acara itu.
Karena tak mau mengecewakan, wanita itu mengangguk seraya tersenyum. "Baiklah, saya akan datang bersama putra saya."
Jawaban positif itu membuat Presdir Na tersenyum lebih lebar. "Baiklah, saya akan menghubungi anda nanti." lalu Na Jaemin merogoh sakunya dan mengeluarkan benda pipih berbentuk persegi pada Hanyeon.
"Saya perlu kontak anda," ucapnya. Dan tanpa berpikir dua kali wanita itu mengetikkan nomornya di ponsel Na Jaemin.
Di belakang, dua wanita itu berbisik. "Jinjja. Hanyeon dari dulu tidak berubah, tidak pernah peka dengan para pria di dekatnya." bisik Lee Chaeryeong. Ryujin yang mendengarnya tertawa pelan.
"Bukan hanya Direktur Na saja, sudah banyak para petinggi lain yang mendekati Hanyeon. Wajar saja karena dia memang cantik." balas Ryujin dan diangguki Chaeryeong.
Lalu setelah mendapatkan nomor telfon Hanyeon, mereka berpisah. "Sampai jumpa nanti malam Direktur Na." pamit Hanyeon dan berlalu bersama Ryujin dari sana.
Na Jaemin terdiam di tempatnya, melihat mobil yang ditumpangi dua wanita disana sampai hilang dari pandangan. Senyumnya terus terukir di wajah tampannya.
Chaeryeong mengulum bibirnya melirik sang atasan. "Maaf, Direktur Na. Tapi... Kapan kita akan kembali ke kantor?"
Kembali ke dunia nyata, pria itu mengerjap beberapa kali. Tersadar jika wanita cantik tadi sudah pergi, dan sekarang dia seharusnya juga pergi. "Ah, iya."
Dan akhirnya keduanya masuk ke dalam mobil yang tadi mereka tumpangi saat berangkat ke tempat ini.
****
Wanita yang masuk ke ruangan itu membenarkan kacamata bening yang bertengger di hidungnya. Melirik sofa khusus tamu yang ditiduri sosok kecil putranya. Ternyata memang selelap itu putranya tidur.
Kini dia berjongkok di depan putra tunggalnya. Memperhatikan setiap inci wajah tampan si kecil Lee Minhyung. Yang terus mengingatkannya pada mendiang sang suami. Ya... meskipun wajah Minhyung dan Taeyong tak terlalu mirip. Tetapi pria kecil di depannya ini memiliki wajah perpaduan antara ayah dan ibunya.
Tangannya terulur, mengusap lembut kepalanya. Dan perlahan matanya terbuka, dan itu membuat ibunya agak terhenyak. "M-maaf membangunkanmu Nak."
Pria kecil itu mengucek matanya dengan lucu. "Eomma?" lalu dia mendudukkan posisinya.
Hanyeon tersenyum gemas dengan putra semata wayangnya. Minhyung itu agak pendiam, tetapi sifat menggemaskannya tak pernah hilang di mata siapapun.
"Sepertinya kau lelah. Apa lebih baik kita pulang?" tawar wanita itu yang masih setia berjongkok di depan putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss In Love 2 : Saudade
Fiksi Penggemar[END] Pernahkah kalian kehilangan orang yang kalian cintai? Ya, dia mengalaminya. Dia kehilangan cintanya saat usia pernikahannya masih seumur biji jagung. Berat, tetapi harus dia lakukan. Menerima takdir dengan ikhlas. Inilah dia dan kisahnya, sete...