Pagi ini Chaca udah siap berangkat ke kampus, Bang Ten juga pasti udah rapih di meja makan sama mamah Gina yang lagi nyiapin sarapan.
Niatnya sih pagi ini Chaca mau langsung berangkat, terus mau ajak Aheng buat makan nasi uduk depan komplek, soalnya hari ini uang bulanan Chaca udah di transfer sama papah, lumayan lah traktir si Aheng.
itung-itung sedekah sama duafa.
"CHACAA ADA YANG JEMPUT NIH"
Chaca mengerutkan alisnya mendengar ucapan mamah Gina yang memanggilnya dari lantai dasar.
Setau Chaca mamah gak mungkin neriakin Chaca kalo si Aheng ada di dalem rumah.
Tapi kalo bukan Aheng siapa yang pagi-pagi gini niat jemput Chaca? Kan Chaca gak punya janji sama Siapa-siapa.
"CHACA BURUAN ITU UDAH ADA YANG NUNGGU"
Mendengar teriakan Mamah Gina, Chaca buru-buru turun ke lantai bawah. Kepo juga siapa yang berani jemput Chaca pagi-pagi gini.
"Dejun?"
Chaca bisa melihat Dejun yang duduk nyaman di atas sofa ruang tamu di temani Bang Ten yang duduk disampingnya sambil memainkan handphone.
"Nih.. Pacar paripurna lu jemput" Bang Ten berceletuk ria di susul tawa tipis yang keluar dari mulut Dejun.
Tumben. Dejun Jemput Chaca tanpa memberi tahu dulu. Apalagi semalam mereka habis berargumen ria.
"Kamu namanya siapa nak? Udah sarapan belom? Ayo sarapan dulu yuk"
Dejun terlihat kaku saat mamah Gina menggiring nya ke meja makan. Chaca yang masih shock cuma diem aja, mematung memandang Dejun yang sudah duduk nyaman di depan meja makan.
Bang Ten menyenggol lengan adiknya lalu tertawa pelan.
"Gimana? Deg-degan gak di jemput pacar lu yang paripurna itu?"
Chaca cuma berdecak pelan mendengar godaan bang Ten yang sekarang sudah bergabung dengan Dejun di meja makan.
Harusnya sih Chaca seneng Dejun pagi-pagi gini datang menjemputnya, menebar senyum indah di pagi hari untuk Chaca, bersikap seperti pacar sungguhan.
Tapi nyatanya ada yang ganjal.
Sejujurnya Chaca merasa tidak nyaman.
"Sini Chaca.. Buru makan"
Mamah Gina memerintah Chaca agar duduk dan bergabung di meja makan.
"Kamu kuliah juga nak?"
"Iya tante, seangkatan ko sama Chaca" Jawab Dejun manis menatap mamah Gina dengan lembut.
"Nama kamu teh siapa sih? Tadi belum jawab tante"
"Hehe maaf tante, nama saya Dejun"
Bang Ten menahan geli melihat adiknya yang terus memperhatikan interaksi pacarnya dan mamah mereka.
Bang Ten sedikit mengerutkan dahi tatkala netra hitamnya melihat Chaca yang terlihat tidak suka.
"Nih makan ya, tante cuma masak nasi goreng, ga sempet bikin yang macem-macem"
Mamah Gina menyodorkan piring-piring penuh dengan nasi goreng diatasnya.
"Si Aheng gak ke sini nih ca? Mamah masak banyak padahal"
Bang Ten hanya menaikan alisnya melihat Chaca yang diam membatu juga Dejun yang memancing kan mata tajam pada adiknya.
"Gak tau mah"
KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGA-AN
Teen FictionPokoknya selain selera humornya, ga ada lagi yang bisa di banggain dari si Aheng-Chaca. © 8 Oktober 2020