3. Pulang Bareng

1K 86 0
                                    

Jangan lupa vote + coment sobatt hihi ..

Selamat membaca

***

Tin tin

Suara klakson mobil mengagetkan Chacha. Chacha mengernyitkan dahinya. Setelah kaca pintu mobil terbuka Chacha kaget bukan main.

Huh, benar-benar hari ini Chacha sedang bermain-main dengan jantungnya.

“masuk!” suruh Arza.

Tidak ada jawaban, Chacha bingung, menerima ajakan dosennya atau tidak, pasalnya Chacha sangat tahu daerah ini, jarang sekali ada angkutan umum yang lewat, tapi jika menerima mau di taroh dimana muka Chacha ini, sudah menjelek-jelakkan dosennya eh sekarang malah menerima ajakannya.

“atau saya tinggal” ancam Arza kepada Chacha yang tak kunjung sadar.

Ah sudahlah, apa boleh buat? Gengsi tak bisa mengentarkan Chacha pulang.

Tanpa menjawab Chacha langsung masuk ke dalam mobil Arza. “makasih Pak” ujar Chacha setelah masuk mobil.

Mobil Arza pun mulai berjalan membelah kemacetan kota Jakarta. Sial sekali hari ini, jika saja Chacha tak lupa membawa ponselnya, maka kejadiannya tak berakhir seperti ini.

Tidak ada interaksi antara kedua manusia di dalam mobil, suasana canggung membuat Chacha merasa tidak nyaman.

“Pak saya minta maaf soal yang tadi” Chacha membuka suara.

“yang mana?” jawab Arza datar.

“yang tadi pagi sama yang barusan” ucap Chacha takut setengah pingsan.

“iya saya tau” jawabnya datar lagi dan lagi.
Bukannya menjawab permintaan maaf Chacha malah menjawab diluar dugaan. Chacha yang sedari tadi mati-matian menyusun kata-kata agar pantas untuk di dengar malah jawabnnya ‘iya saya tau’ jawaban apa-apaan itu.

Rasanya Chacha ingin mencabik-cabik orang disebelahnya ini, jika saja dia bukan dosennya habis sudah di tangan Chacha.

“di toko kue depan berhenti ya Pak” ucap Chacha sopan.

“mau beli kue?” tanya Arza.

“bukan Pak, kontrakan saya disitu” jelas Chacha.

Arza hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

“terimakasih Pak sudah ngasih saya tumpangan, permisi saya duluan. Assalamu’alaikum” izin Chacha dan segera keluar dari mobil.

“Wa’alaikumsalam” jawab Arza setelah Chacha keluar dari mobil dan tanpa disadari senyum keluar dari ujung bibir Arza.

Tak lama mobil yang di tumpangi Arza kembali jalan dan Chacha pun segera masuk ke toko nya yang berada di lantai satu kontrakannya dengan perasaan yang ingin mencabik-cabik muka kedua sahabatnya itu yang sudah meninggalkannya berdua dengan dosen rese menurutnya.

“maksud kalian apa hah? Ninggalin gue berdua sama Pak Arza?” tanya Chacha tanpa salam, tanpa basa-basi dengan nafas menderu dan langsung melemparkan tasnya asal.

“sudah kuduga bakal begini kejadiannya” celetuk Rein sambil meneguk sekaleng soda.

Rein seolah sudah dapat menebak bagaimana reaksi Chacha yang sudah ditinggal berdua dengan Arza.

Sedangkan Anita masih sibuk menyiapkan bahan-bahan kue untuk pesanan wedding cake.

“yee, lo kalo mau marah tuh jangan sama kita, marah aja sono sama Pak Arza, orang dia yang nyuruh kita pulang duluan” jelas Anita tak terima.

Wujud Impian (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang