Haiii..
wah maaf banget ya udah lama banget ga update cerita-cerita di wattpad :( sibuk kerjaan, terus ngurusin kuliah juga, jadinya ga sempet-sempet mau nulis.
ini sekarang ceritanya dilanjutin lagi. semoga ga mengecewakan ya.
selamat membaca ^^
***
SASSHIE
Suasana breakfast hari ini ternyata lebih heboh dari perkiraanku.
Kadang saat kupikir aku adalah satu-satunya orang yang – mungkin – bahagia dengan rencana pernikahanku, setelah melihat reaksi seluruh keluarga besarku, aku malah jadi berpikir kalau mereka-lah yang jauh lebih bahagia dan excited dengan itu semua, terlepas dari terburu-buru atau tidaknya pernikahan ini.
Papa tentu senang, karena murid sekaligus junior kebanggaannya, sebentar lagi akhirnya bisa menjadi menantunya.
Mama, ia biasanya tidak banyak berkomentar tentang hubunganku dan reva, tapi tau-tau saja saat sedang berkumpul dengan keluarga besar seperti ini, ia-lah yang paling heboh tentang topik ‘malam pertama’ atau ‘cucu’.
Kurasakan pipiku memanas setiap mendengarnya. Ya Ampun, yang benar saja.
Bisa ga sih, seenggaknya hari ini aja, jangan ada orang yang membicarakan topik seperti itu. topik-topik yang, yeah, you know lah.
Lalu reva, yang biasanya datar-datar saja, sekarang malah duduk dengan sangat manisnya di hadapanku – membuatku bertanya-tanya tentang alasan apa yang mungkin ada di baliknya.
Kadang aku heran pada diriku sendiri, yang ketika berusaha menjadikan dia menjadi milikku dengan cara apapun, nyatanya malah selalu curiga dan kecewa terhadap apapun sikapnya.
Ia menyodorkan sepiring pancake bertabur sirup maple dan kismis padaku, “ayo dimakan pancake-nya, sash. Ini kan makanan kesukaan kamu.”, ujarnya seraya tersenyum lembut. Aku balik tersenyum padanya – tapi tidak antusias.
“Jadi tadi malam kamu ketemuan sama temen-temen kamu, sash? kok ga ajak aku? Ga bilang-bilang juga, tumben. Aku pikir tadi malam kamu istirahat di kamar, karena aku ketok-ketok ga ada jawaban.”, reva mulai bertanya lagi tentang keadaanku semalam.
Aku berusaha menjawab sewajar mungkin, meski pikiranku melayang kemana-mana – memikiran hubungan cia dan reva, lalu aku tadi malam yang..
“oh, itu.. mm, ya, soalnya kebetulan yang dateng juga cuma cewek-cewek kok.”
Ia menghentikan makannya, lalu tangannya meraba jemariku. “Kamu ga lagi badmood kan? Aku minta maaf ya kalau tadi malam aku malah asik jalan sendiri. Aku pikir kamu gamau diganggu di kamar, jadi–”
Dengan reflek aku menarik tanganku dari genggaman tangan reva, masih sambil berusaha tersenyum sewajar mungkin. Aku melanjutkan makanku.
“mm-mm, gapapa kok.”
Ia menghela nafas lalu melanjutkan makannya lagi.
“oh iya, terus tadi malam kamu balik ke kamar jam berapa? Sekitar jam setengah satu pagi aku ketuk kamar kamu tapi ga ada yang jawab. Ditelpon juga ga diangkat.”, nada suaranya seperti orang cemburu, “hmm.. yah, aku kan khawatir. Sedikit heran juga, karena tadi malam kamu sempat nelpon fotografer kita, tapi kamu malah ga hubungin aku yang notabene-nya adalah calon suami kamu.”,
![](https://img.wattpad.com/cover/8232053-288-k223106.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Us
RomanceRandra Scott Aley, Tasya Syifia Saranindita Putri, Tabitha Alicia Norman, Revano Putra, dan kisah mereka dalam memperjuangkan 'cinta' mereka masing-masing. "To make one person the center of your world is bound to end in disaster. There are too ma...