Chapter One

967 12 0
                                        

halo haloo..

ini opening cerita the story of us :) masih agak membosankan. baca terus sampai ke belakang ya.

semoga suka. thanks !

***

RANDRA

Apa yang membuat seorang pria jatuh cinta pada seorang wanita? Ada sahabatku yang mengatakan, yang membuat pria tergila-gila pada seorang wanita adalah parasnya, kemolekannya, kepribadiannya, lalu hatinya. Aku juga pria, dan aku tau, paras cantik seorang wanita bisa membuatku tergila-gila dan bahkan rela mengekornya sepanjang hari hanya untuk tau siapa namanya.

Tapi untuk kasusku, aku tidak benar-benar mengerti apa itu cinta. Seorang wanita membuatku tertarik, berkenalan, ketika merasa cocok lalu kami berkencan. That’s it. Dan FYI, Most of them, memutuskanku dalam waktu kurang dari enam – atau empat? – bulan, setelah sebelumnya menanyakan kalimat yang sama, “kamu sayang sama aku ga sih?”. Pertanyaan yang klise. Apa menurut lo gue bakal pacaran sama lo kalau gue ga sayang sama lo?, biasanya itu yang selalu muncul di otakku, tapi karena aku bukan orang yang suka ribet, biasanya aku hanya menjawab, “Iyalah, beb. sayang.”

Tapi begitu saja, jawaban itu ujung-ujungnya hanya membuat mereka menuntut pertanyaan lainnya, yang ketika aku sudah kehabisan kata-kata, mereka hanya menangis, dan memutuskanku sambil berujar “brengsek lo” atau “kamu-tuh-jahat-banget-tau-ga” atau “kita putus aja”. Makhluk wanita itu benar-benar makhluk yang paling susah untuk dimengerti. Mereka pengen dimengerti, mereka pengen disayang, mereka ‘menuntut’ untuk disayang, mereka ‘menuntut’ untuk diperhatikan. Terus kita bisa apa ketika mereka mengatakan “katanya kamu sayang sama aku, tapi kamu tuh ga pernah ada buat aku, di bbm dibalesnya lama, jarang nelpon aku, terus kamu main mata kan sama cewek lain? Emang dasar kegatelan kamu ya. Brengsek.”

Jadi apa definisi sayang itu aku harus selalu membalas pesan mereka saat itu juga, aku harus selalu ada untuk mereka, aku harus nelpon mereka tiap saat, aku ga boleh ngobrol sama cewek lain? Hell, ini sih bukan pacaran namanya, tapi dijebak buat dijadiin budak dengan status ‘pacar’.

Dalam kasusku, kalau aku udah ngerasa tertarik sama seorang cewek – dan sejauh ini mereka juga tertarik sama aku, biasanya kita jadian, dan well, kebersamaan kita bikin aku nyaman, dan begitu aja, aku rasa aku sayang sama dia. Tapi aku juga punya social life, punya temen, punya keluarga, punya kerjaan, punya kegiatan, which means ga mungkin aku bisa ada setiap saat untuk mereka, dan juga mereka ga ada hak untuk ngatur-ngatur hidup aku. Dan entah kenapa semua cewek yang jadi pacarku selalu tipikal yang kaya gitu, manja, terlalu ‘penuntut’, tukang ngatur. Pas awal-awal sih ga keliatan, kalau udah pacaran dua bulan baru mulai deh keliatan sifat aslinya.

“sebenernya mereka begitu gara-gara lo juga kali ‘ndra. Lo tuh terlalu cuek. Emangnya lo pikir cewek lo puas cuma dengan kalimat aku-sayang-kamu? Blah. Basi banget. Tapi ya emang lo brengsek sih.”,  komentar didi sambil cengengesan saat aku mengeluh masalah rani (ex-gf terbaru) padanya. Pandangan matanya masih tetap fokus pada Wii yang ia mainkan. Sialan ni orang emang, ngakunya sohib, tapi bisanya cuma ngeledek doang. Ga kasih solusi sama sekali.

“woo lo tuh yang brengsek, bilang aja lo sirik sama kegantengan gue.”, sahutku sambil melempar kaos-bekas-futsal-penuh-keringat-yang-baru-kulepas ke wajahnya yang lagi cengengesan.

Dengan cepat ia melempar kaosku lagi ke lantai “kaos lo bau, tau ! ganggu mainan wii gue aja nih lo, ndra.”

“ya makanya kasih solusi kek. Gue beneran bete di. Kenapa juga gue selalu diputusin? Cowok se-oke gue kisah cintanya selalu berakhir dengan diputusin. PRIDE, MEN. Hancur harga diri gue. Gue butuh pacar yang bisa ngertiin gue ! Gue males juga kan malming cuma nongkrong di apartemen ga jelas. Berduaan sama lo lagi, najis.”

The Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang