12.

865 91 2
                                    

Suara langkah kaki yang begitu dikenalinya, berhasil membuat senyum semakin terkembang di wajah. Taehyung sudah mau berlari menghampiri, tapi Toddy memintanya menunggu di tempat.

"Lebih baik kau beri dia kejutan dengan berpaling secara dramatis, oke? Aku akan duluan menemuinya untuk membuatnya semakin penasaran. Bitch, kau pasti dikira hasil kerjaku kalau begini." Toddy tertawa berat, Taehyung mengedikkan bahu, ikut tertawa. Lalu Toddy berpaling meninggalkannya menunggu.

Taehyung antusias ingin menunjukkan diri pada Gerard setelah setengah hari bersama Toddy pergi ke sana-sini membenahi beberapa jengkal bagian dirinya. Tidak banyak. Hanya rambut, wajah dan pakaian, sebenarnya, tapi Toddy membawanya ke semua tempat dengan cerewet agar nanti Taehyung pintar mendandani penampilan kalau dirinya tidak ada.

Toddy berkali-kali bilang padanya bahwa modal Taehyung sudah cukup besar untuk menggaet pria atau wanita mana pun yang dia mau, hanya butuh keberanian dan rasa percaya diri. Jika sudah, bahkan Gerard akan bertekuk lutut padanya.

Taehyung menggeleng mengusir keinginan itu. Takut terlalu senang.

"Tae?"

Taehyung berpaling, tidak sengaja bergerak dramatis seperti Toddy bilang tadi. Gerard terdiam, kehilangan kata-kata saat Taehyung mendekatinya dengan senyum cerah seperti biasa.

"Bagaimana? Aku tidak ada andil sedikit pun dalam pilihannya, bitch. Dia bisa jadi sugar babymu dengan resmi sekarang, bos. Manis dan menawan."

Taehyung tengadah. "Gery suka?" tanyanya lalu menyentuh rambut yang sengaja dibuat sedikit ikal di ujungnya agar terlihat tebal, tersenyum, "ash grey, seperti warna mata Gery."

Gerard jujur tidak menyangka. Apa yang dilihatnya jauh dari perkiraan. Anak itu tampak luar biasa sekarang dengan kemeja longgar putih bergaris hitam tipis, celana jins biru pudar dengan beberapa robekan di lutut kanan dan paha kiri, lalu sepatu convers hitam putih dengan bercak cat warna warni, sungguh membuat Taehyung tampak berpendar. Mata cokelat terang itu, terlihat magis indahnya.

Tanpa sadar Gerard menyelipkan sejumput rambut dari pelipis ke belakang telinga kiri Taehyung, anak itu langsung meringis. Ada sebuah anting perak mungil di sana juga pada tengah daun telinga.

"Kau menindiknya?" Taehyung mengangguk dengan bibir tergigit. "Kenapa?"

"Ingin. Victory bilang kurang cantik, jadi aku mau punya anting. Gery suka?"

Gerard tersenyum. "Suka. Kau manis sekali."

Taehyung tersenyum senang. Gerard mengajak mereka makan siang, lalu pergi ke house party Toddy di tengah kota. Taehyung ingin tahu bagaimana bisa Toddy bergerak juga menari dengan sepatu wanita berhak lancip itu dengan mudah.

Dan, sesuai perkataan Toddy, sepanjang perjalanan Gerard selalu bertanya apa saja yang Taehyung inginkan hari itu. Bahkan saat tiba di club waria kelas kakap Toddy, yang semuanya langsung memekik histeris saat melihat Taehyung dan spontan mengajaknya ikut menari di lantai dansa, Gerard hanya mengawasi dengan senyum hangatnya.

Bak ayah yang sedang menjaga dengan bangga anaknya yang seru bermain.

"Gery! Sini!" panggil Taehyung antusias. Dirinya sedang diajak menari oleh sekelompok drag queen yang ikutan memanggil Gerard dengan genit.

Gerard menolak dengan enggan. Lalu, kembali musik menderu di lantai dansa. Gerard terlupakan dan Taehyung sudah kembali berdansa ceria.

.

Saat pulang, Taehyung terkulai di pangkuan Gerard. Dia terlalu bersemangat sampai lelah sendiri. Pria itu mengusap-usap kepala dengan tatanan baru yang tetap lembut itu pelan-pelan. Sementara empunya bercerita kenapa sampai dirinya merubah keputusan soal warna sampai style yang kini dikenakan.

to die for | vottom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang