(Saya berusaha membuat ini sederhana dan mudah dimengerti, tapi kalau masih membingungkan, yah, well, kemampuan saya belum selihai para pro itu, mungkin.)
.
.Selama dua hari sejak kemarin, hujan turun dengan lebat. Udara berubah lebih berangin dan lembap. Semua memengaruhi suasana hati. Begitu pun pada Taehyung. Sejak V sengaja membagi sensasinya saat bersenggama dengan Jakey, sekarang Taehyung harus merasa wajahnya panas tiap kali bertemu.
Taehyung dibiarkan keluar karena rasa bersalah V yang mengacaukan pelatihan dengan Edward. Bahkan, sesi pemanasan sampai latihan memanah bersama Jakey direlakan untuk Taehyung.
Dan, begitulah. Sudah sekitar enam jam dihabiskan. Dari teori, pengenalan juga pemanasan sampai kini saling lomba dengan Jakey untuk menembak sasaran. Di luar dugaan, Taehyung dengan mulus melalui itu semua tanpa kendala berarti.
"Bagus sekali, Taehyung. Kau mempelajarinya dengan baik, walau pelan," puji Jakey setelah putaran terakhir. Membuat Taehyung tersenyum senang.
"Aku, bisa sepintar Victory?"
Jakey mengangguk. "Ya. Kau bentuk dirinya yang menurut tanpa mengumpat. Sebenarnya memang harus demikian karena ingatan dan refleks tubuh itu tidak bisa dibohongi. Dan, karena baru pertama melihatmu olah fisik, bagiku ini luar biasa. Selain tentu, kalian berada dalam tubuh bagus yang sama."
Taehyung mendengar gerutuan V dalam benaknya, itu membuatnya tertawa senang, tapi kurang waspada. Busur yang dipegang terayun kelewat cepat dan terlepas. Menimpa salah satu anak panah sampai terlontar ke atas. Tepat saat Taehyung menatap di mana jatuhnya. Jakey sigap merengkuhnya menghindar saat anak panah itu memecahkan satu buah lampu di atas mereka.
Taehyung terlalu kaget. Yang dia tahu hanya ada tubuh hangat yang merengkuhnya erat. Sebuah dengung berulang didengarnya, menariknya tengadah. Sepasang mata hijau Jakey menatapnya khawatir.
"Kau terluka? Kau bisa mendengarku?"
Taehyung memadatkan suara itu dan mengerjap. Wajahnya panas. "Uh, iya, aku baik," jawabnya pelan dengan latar tawa ejekan di benak. Taehyung menarik diri dengan salah tingkah.
"Apa semua baik-baik saja di sini?"
Teguran berat itu menggaung jelas. Membuat Taehyung dan Jakey menoleh bersamaan.
"Hanya kecelakaan kecil, tuan," jawab Jakey sigap.
Gerard lurus menuju Taehyung yang mengulas senyum. "Kecelakaan? Kau baik-baik saja, Tae?"
Taehyung mengangguk, senang sekali ketika keningnya diusap pelan oleh Gerard. Telapak besar pria itu juga mengelus sayang pipinya dan memintanya melepas peralatan memanah dari tubuh. Taehyung melakukannya sementara Gerard menanyakan hasil latihan pada Jakey. Taehyung bingung kenapa dia begitu berdebar tadi, tapi kemudian mengerti itu karena ulah V yang usil.
Taehyung menggerutu balik dalam kepalanya dan pergi meraih tangan Gerard. Pria itu dengan paham langsung menariknya pergi untuk makan siang. Sepanjang perjalanan, Taehyung menceritakan pengalamannya dengan menggebu. Bahkan, tangannya yang menggenggam Gerard terayun-ayun ringan. Gerard seperti biasa menanggapi dengan tepat. Wajahnya ikutan penuh senyum.
"Aku bisa sepintar Victory itu pujian. Aku tidak lemah, 'kan, Gery?"
"Oh, ya. Tentu saja. Lampu saja sampai pecah tadi."
Taehyung menggeleng, rambutnya yang masih ikal bergerak menggemaskan. "Bukan, Gery. Itu tidak sengaja."
Gerard mengedikkan bahu. Mereka sudah tiba di ruang makan. "Bagiku itu luar biasa. Aku saja tidak bisa. Nanti ajari aku, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
to die for | vottom ✔
RomanceYang tinggal kini, hanya keinginan untuk mati, tapi ia punya sedikit harap bisa menemukan siapakah yang layak untuk itu. Seseorang yang dirasanya pantas sebagai empunya nyawa yang ia miliki. Seorang yang tulus mencintainya luar dalam. Tanpa pamrih...