KOMENTAR DAN VOTE SANGAT DIBUTUHKAN UNTUK KELANJUTAN CERITA!
Disarankan untuk memfollow akun ini agar mengetahui pemberitahuan baru atau cerita baru. thx
—————————
FOLLOW INSTAGRAM KAMI : @.kimyooal.wpS e l a m a t M e n i k m a t i
"Kenapa sih? Ada masalah? Dari tadi ngelamun mulu perasaan"Tanya Ryujin memandang wajah Jaemin yang terlihat kelelahan.
Keduanya kini sedang berada di basecamp Neo. Sebenarnya Ryujin sudah menolak diajak ke sini tapi bukan Jaemin kalau tidak bisa memaksa Ryujin dengan seribu tingkah lucunya.
Jaemin menoleh ke arah Ryujin yang duduk di sebelahnya. Keduanya memang sedang berada di sofa ruang tengah. "Gak apa-apa, banyak pikiran aja"
Ryujinpun hanya mengangguk lalu kembali memperhatikan Haechan dan Johnny yang sedang bermain game di komputer keduanya yang berada di sudut ruangan.
"Temenin aku ke kamar yuk"Ajak Jaemin menarik pelan tangan Ryujin menuju salah satu kamar yang Ryujin juga tidak tahu kamar siapa.
"JANGAN BERBUAT ZINA DI SINI!"Teriak Haechan ditengah-tengah permainannya.
Jaemin berdecak ingin sekali membuang Haechan ke segitiga bermuda. "Yang mau buat zina siapa sih?"
"Kali aja lo khilaf"Jawab Haechan terkekeh.
Jaemin kembali menarik Ryujin. "Ayo, jangan dengerin kata mereka."
"Kamar kamu?"Tanya Ryujin begitu memasuki salah satu kamar yang memiliki kesan kamar cowok pada umumnya.
Jaemin mengangguk. "Bareng sama Jisung"
"Sini baring"Ujar Jaemin menepuk tempat kosong di sampingnya. Setelah sebelumnya ia langsung merebahkan dirinya.
"Hah?"
"Gak bakal aku apa-apain"Sambung Jaemin mengerti kekhawatiran gadisnya itu. Lagipula Jaemin masih cukup waras.
Ryujinpun hanya menurut saja.
Tiba-tiba Jaemin memeluk tubuh Ryujin dari samping. "Aku sayang kamu"
Ryujin mengerutkan keningnya, tangannya terangkat begitu saja untuk merapihkan rambut Jaemin yang mulai teracak. "Kok tiba-tiba sih?"
Jaemin menggeleng.
"Gapapa, pengen aja"Tangan Ryujin dengan telaten mengelus rambut hitam lebat milik Jaemin.
"Ryu"Panggil Jaemin mengangkat kepalanya untuk menatap Ryujin.
"Mmm"
"Pokoknya janji ya kalau kita ada masalah pokoknya diselesaiin secepet mungkin, dengerin penjelasan satu sama lain, dan yang diselesaiin itu masalahnya bukan hubungannya"Ucap Jaemin panjang lebar. Ntahlah Jaemin tidak memiliki feeling yang bagus untuk hubungannya sejak kepulangan Hina.
"Iyaaa. Kenapa sih? Kamu abis denger sesuatu tentang aku?"Tanya Ryujin yang masih diselimuti rasa bingung dengan sikap Jaemin yang tiba-tiba.
Jaemin menggeleng dan makin mengeratkan pelukannya.
"Ngingetin doang. Aku udah sayang banget sama kamu, gak mau kamu ninggalin aku"Ryujin hanya diam. Jaeminnya aneh hari ini.
"Ryu"
"Mmm"
Jaemin melihat Ryujin yang ikut melihatnya. "Nanti dengerin cerita aku ya? Aku pengen cerita tapi belom siap"
Ryujin tersenyum tipis.
"Cerita apa emangnya?""Banyak. Maaf ya gak bisa cerita sekarang"Kata Jaemin lirih kembali menyembunyikan wajahnya di pinggang Ryujin.
Ryujin mengangguk dan tersenyum tipis. "Iyaa gapapa, lagian juga itu hak kamu mau cerita apa gak"
"Percayakan aku cinta kamu?"Tanya Jaemin lagi.
"Iyaa percayaa Na"Jawab Ryujin meskipun sedikit risih dan aneh ia tetap menjawab. Aneh sekali Jaemin hari ini.
"I love you"
"Love you too"
———
"Udah cerita sama Ryujin?"Tanya Renjun melirik Jaemin yang baru kembali usai mengantar Ryujin pulang.
Jaemin menggeleng.
"Ck, Tunggu apa lagi sih? Sampai Ryujin tau sendiri?"Tanya Jeno sarkas, ia selalu terbawa emosi jika bego Jaemin kumat.
"Gue gak tau mau mulai darimana. Dan gue rasa Hina itu hanya masa lalu gue, ngapain pake diceritain?"Tanya Jaemin mengeluarkan pikirannya.
"Masalahnya di sini itu Hina masa lalu lo itu balik dan bisa aja merusak hubungan lo sama Ryujin."Balas Haechan.
"Lo jangan berburuk sangka"Sanggah Jaemin masih saja membela Hina.
Haechan mengusap wajahnya frustasi. Temannya ini benar-benar arghhh. "Bukan berburuk sangka buaya! Ini memikirkan hal terburuk!"
"Nanti gue pikirin dulu"
"Gue bakal jadi orang pertama yang mukulin lo kalau lo nyakitin cewek"Kini Mark membuka suara.
"Gue kedua deh"Sahut Chenle mengangkat jarinya membentuk angka 2.
"Gue bagian supporter aja dah"Ikut Jisung. Lagipula Jisung pikir ia tidak punya hak apa-apa untuk memukul Jaemin.
"Lapor komandan saya siap untuk menghujat"Celetuk Chenle. Jaemin hanya menggelengkan kepalanya.
Hina calling....
2 kata yang berhasil menarik perhatian 6orang yang kebetulan ada di ruang tengah itu. Jika bertanya kemana yang lain jawabanya berurusan.
"LO UDAH SAVE NOMOR NJIR"Pekik Haechan kini sudah berdiri dengan tatapan terkejutnya menatap Jaemin.
"Dia sendiri yang save"Jawab Jaemin santai seolah ia tidak memiliki salah apapun.
"Gue udah bisa mencium aroma buruk di hubungan lo sama Ryujin"Gumam Renjun. Menurutnya semua sudah terbaca dari saat ini, ntahlah mudah-mudahan saja hanya feeling Renjun yang salah.
"Mulut lo"Tegur Jaemin menatap Renjun datar.
"Lo liat aja ini.. ini.. ini awal kehancurannya. Lo ngapain kontak-kontakan lagii Na Jaeminnnnn"Ucap Haechan sambil menunjuk-nunjuk ponsel Jaemin. Tuhan, rasanya Haechan ingin memukul Jaemin jika tidak dosa.
Jaemin tidak mengindahkan perkataan Haechan, dan mengangkat telfon Hina.
"Halo"
"Gue kesana sekarang""Cabut"Pamit Jaemin langsung bergegas keluar dari basecamp
"LO MAU KETEMU HINA?!"Tanya Haechan heboh. Sementara temannya yang lain hanya menatap Jaemin dengan tatapan yang datar bercampur gemas.
"Nyokap gue di rumah Hina"Jawab Jaemin langsung berlalu.
Haechan memijit kepalanya, sambil menyugar rambutnya beberapa kali. "Sakit kepala gue mikirin hubungan mereka. Heran. Gue aja gak mikirin percintaan gue, gue malah mikirin percintaan orang"
"Kenapa tuh muka lo"Tegur Chenle memukul lengan Jeno yang sedari tadi ia perhatikan hanya diam.
Jeno menggeleng. Ntahlah moodnya jelek seketika melihat Jaemin dan Hina berhubungan. BUKAN! Jeno masih 10000% normal menyukai cewek.
———————
Giliran minta saran banyak amat yang comment, awas aja kalau ini gak ada yang komentar!
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER MINE ♾ [JAEMIN X RYUJIN]
FanfictionJAEMIN X RYUJIN FOLLOW DULU BARU BACA🔐 -Rumit. Mungkin satu kata yang bisa mendeskripsikan hubungan ini. Hubungan yang terjadi secara alami seperti sebuah takdir dan berjalan dengan tenang seperti air yang mengalir yang sekejap dibuat terombang-am...