CF 55

369 25 6
                                    

Cahaya matahari masuk menembus hordeng jendela kamar dan menusuk retina mata. Ayam berkokok dan burung yang berkicauan menghiasi suasana pagi yang cerah ini. Rara membuka matanya perlahan lalu mendongakan kepalanya menatap Irwan yang masih terlelap sambil memeluknya.

"maafin aku ya udah sering banget bikin kamu repot" gumam Rara sembari mengelus pipi kiri suaminya

"jangan menatapku seperti itu" Irwan mempererat pelukannya.

"aah ayolah kau membuatku sesak nafas" ucap Rara sedikit mendorong lengan kekar suaminya namun nyatanya tenaga suaminya jauh lebih kuat.

"Hei suamiku kau lupa? Bukannya hari ini harusnya kau ada meeting?"

"aku CEO nya jadi terserah aku kapan meeting itu akan dimulai" ucap Irwan parau sambil terus mempererat pelukan mereka

"jangan mentang-mentang kamu CEO kamu bisa merubah jadwal meeting sesuka hatimu, klienmu bisa saja kecewa"

"aku tidak akan kekantor hari ini, aku masih lelah sayang" gumam Irwan

"ya setidaknya kamu kabari asistenmu dan klienmu biar mereka tidak menunggumu"

"baiklah-baiklah.." Irwan menggapai ponselnya yang berada dinakas tanpa melepas pelukannya terhadap istrinya.

"ooh ayolah lepaskan aku dulu" ucap Rara

"Hallo pak.." ucap seseorang diseberang sana

"tolong ambil alih meeting hari ini, saya ada kesibukan mendadak" ucap Irwan lalu memutus sambungan telpon secara sepihak.

"Hah.." Rara menatap cengo suaminya

"kenapa?" tanya Irwan kembali meletakkan ponselnya dinakas

"kesibukan mendadak? Memangnya kamu sibuk apa?" tanya Rara

"sibuk bersama dengan istriku"

"ooh ayolah, lepaskan aku kau membuatku gerah saja" ucap Rara mencoba melepaskan diri dari dekapan sang suami

"tidak istriku, tadi malam aku membiarkanmu tidur begitu saja karena aku tau kau kelelahan tapi tidak hari ini!" ucap Irwan sembari menekan remot AC

Rara mendorong pelan dada bidang Irwan dan merenggangkan pelukan mereka, "apa maksudmu berkata begitu? Kau lupa aku lagi hamil baby twins dan kau mau kita membuatnya lagi? Apa dua tidak cukup untukmu?" protes Rara melihat tingkah nakal suaminya.

"tidak, aku mau anak yang banyak darimu"

"ya setidaknya biarkan mereka lahir dengan tenang dulu!" ucap Rara. Karena pelukan Irwan sudah merenggang, ini kesempatan bagi Rara untuk kabur sekarang juga.

"ayolah sayang, mereka akan senang mendapat adik baru"

"Tidak!" Rara langsung bangkit dari kasurnya.

"jadilah suami yang bijak, kau harus pikirkan kandunganku juga" ucap Rara, ia pergi kekamar mandi dan segara menguncinya takut suaminya akan menyusul dan meminta mandi bersama. Ia tahu seperti apa suaminya itu, sangat nakal kalau sudah ada maunya.

~~~~~
~~~~~

Rara sedang malas memasak saat ini, karena itu ia hanya membuat salad. Ia tau suaminya itu pasti akan merengek minta dimasakin nanti karena suaminya penggemar masakannya nomor satu. Irwan selalu menanti sarapan yang dibuatkan oleh istrinya, Namun karena sikap Irwan pagi tadi membuatnya kesal ia pun jadi malas untuk memasak dan lebih memilih membuat salad.

Rara pergi keruang tamu ia akan menyantap saladnya sambil menonton tv. Irwan menuruni anak tangga dan melihat istrinya itu. Ia melirik ke meja makan.

Badboy || Beautifulgirl [END ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang