Alif sudah bersiap, dia akan membawa Irwan bersamanya. Sedangkan yang lainnya akan menyusul bersama polisi. Alif mencari cara agar dia tidak dicurigai, ia mengambil pewarna makanan dan memberikannya kepada Irwan.
"buat apa?" tanya Irwan keheranan
"pakai dikepala lo! Biar keliatan kalo gue habis mukul lo, dan pas lo sadar lo harus pura-pura sakit kepala atau pusing atau apalah, lo bisa akting kan.." ucap Alif
"gue selalu berhasil dalam hal berakting" ucap Irwan berbangga diri
"yaudah buruan.."
Dijalan Irwan mengoleskan pewarna makanan itu dikepalanya. dan ia akan berpura-pura pingsan didepan Zivanna sesuai rencana Alif.
*****
Zivanna dan Aulia sudah menunggu disebuah rumah kosong, yang letakknya jauh dari permukiman warga. Mereka sibuk sama pikiran masing-masing. Zivanna yang tidak sabaran dan Aulia yang terlihat khawatir.
Sebuah mobil berhenti didepan rumah tersebut. "lu harus pura-pura pingsan, sampai polisi dateng" ucap Alif
"hmm.."
"saatnya beraksi" ucap Alif, Ia keluar dari mobilnya, dan membuka pintu mobil disebelahnya, ia memapah tubuh Irwan menuju rumah tersebut. "Alif, kenapa Kepala Irwan jadi berdarah gini, lo apain?" tanya Zivanna melihat darah mengalir dipelipis Irwan yang sebenarnya itu adalah pewarna makanan.
"a~ i-itu Irwan gue pukul sama kayu, soalnya dia gak mempan dikasih obat tidur, lo tau kan Irwan selalu nolak apa yang gue kasih ke dia" ucap Alif berbohong
"baiklah... kerja bagus! Gue akan membawanya kedalam kamar" ucap Zivanna tersenyum senang
"Zivanna, lo serius mau bawa dia kekamar?" tanya Aulia
"ya iyalah, gue udah gagal ngasih Rara ke Alex, sekarang gue yang akan milikin Irwan, sepenuhnya." ucap Zivanna
"Ziv, lo serius? Kemarin aja lo hampir dilecehin sekarang lo mau ngelecehin si Irwan?" tanya Alif
"kalo Irwan sih gue its okay, malah gue seneng" ucap Zivanna tersenyum smirk lalu mengambil alih posisi Alif dan memapah Irwan kedalam.
"njir jadi Irwan mau dilecehin sama Zivanna, ini pasukan gue pada kemana sih, kok gak dateng-dateng juga" batin Alif celingak celinguk
Aulia mengernyitkan dahinya, ia yang sudah curiga langsung memegang tangan Alif, "lu kenapa?" tanya Aulia "ada yang lo sembunyiin?"
"Aulia kan kaki tangan Ridwan, jadi gak papa kali yah kalo gue kasih tau dia" batin Alif menatap Aulia
"sebenarnya Irwan itu sadar, dia gak pingsan, gue udah telpon polisi supaya kesini" bisik Alif
"Hah! A~apa? Astaga, lo tau kan apa yang akan Zivanna lakuin didalem, trus sekarang gimana?" tanya Aulia panik
"iya itu, gue lagi nungguin polisi, biar ada yang bisa ngelepasin si Irwan tuh" ucap Alif menggigit bibir bawahnya.
"lu gimana sih, mending lu gak usah bawa Irwan kesini, jadi ribet kan! Lagian gue juga udah kasih tau bang Uwan kenapa gak ada yang dengerin gue" ucap Aulia
"Aul..." Panggil Zivanna dari dalem
"si Zivanna manggil lagi, yaudah gue kedalem dulu" ucap Aulia
Aulia pergi masuk kedalam mobil dan menelpon Ridwan disana, untuk mengetahui lokasi mereka. "eh kalian dimana sih, kok lama?" tanya Alif
"polisi nya lagi dijalan Lif, lo jagain Irwan yah jangan sampai Zivanna macem-macem, kasian Rara juga nih" ucap Ridwan
"Irwan udah dibawa Zivanna kekamar njir cepetan" ucap Alif

KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy || Beautifulgirl [END ✔]
Fanfiction[COMPLETED] SEBELUM MEMBACA ADA BAIKNYA FOLLOW DULU AKUN AUTHOR :) ______ "Aku mencarimu, aku merindukanmu, tapi kenapa aku tidak bisa menyadari bahwa kamu adalah dia yang selama ini bertengkar denganku. Aku tidak ingin kehilanganmu untuk yang kedua...