Bismillah!
Semoga Am I Wrong versi wattpad gak begitu aneh buat yang udah baca AU nya di twitter yaa huhu. Selamat membaca~!!|
⋆◈ ━━━━━━━ ⸙⸙ ━━━━━━━ ◈
(Beberapa tahun kemudian)
Bukan Jimin jika tidak lebih sibuk memilih barang-barang mewah untuk menjadi buronan daripada sibuk belajar. Ujian Tengah Semester yang mendekati bahkan sudah hampir di depan mata tidak dapat menghentikannya mencari barang-barang yang akan dia beli selanjutnya. Seperti saat ini, dosen yang hampir kehabisan napasnya karena menjelaskan materi berharap para mahasiswa menangkap maksud dan inti dari pembelajaran hari ini sama sekali tidak mendapatkan perhatian Jimin. Barang sedetik pun, tidak. Alih-alih memperhatikan dosen, Jimin justru sibuk dengan ponselnya, menggulir layarnya ke bawah berusaha mencari barang yang cantik menurutnya.
"Tae?" panggilnya dengan bisikan lirih.
"Apa?" Taehyung menjawab, namun pandangannya tetap difokuskan pada sang dosen.
"Liat, ada tas lucu lagi."
"Kita baru aja beli kemarin padahal."
"Iya kan? Curang nih tasnya baru rilis. Aku pengen banget, Tae. Tasnya lucu."
"Duit dari mana? Sekarang kamu udah gak ada mama sama papa, kamu tau sendiri kak Seokjin lebih perhitungan belakangan ini gara-gara kamu belanja terus?"
"Ah sial, padahal pengen banget."
"Lagian kita baru aja beli tas, Jimin. Kita kan bisa beli bulan depan lagi. Kamu sih enak beli tinggal minta kak Seokjin, aku kerja banting tulang nih buat nafkahin diri sendiri."
"Idih, padahal dikasih uang bulanan juga sama orang tua."
"Iya tapi kan gak sekaya keluarga kamu juga. Kamu lupa aku ini miskin tapi kaya?"
"Oh iya juga ya... hehe yaudah deh aku masukin cart dulu, kalau udah dapet uang dari kak Seokjin aku check out."
"Nah, gitu. Udah ayo perhatiin itu dosennya, kamu mau gak lulus semester ini?"
"Aku sih gak peduli."
"Ji, kalau kamu ngulang semester, bakal lama loh bebas dari dunia kuliah yang nyebelin ini."
"OH IYA!! MAMPUS!!!"
Dan itu dia. Jimin dan segala kecerobohannya. Tanpa bisa Taehyung cegah, Jimin telah meneriakkan kalimat terakhirnya sekencang mungkin. Membuat beberapa teman sekelasnya menoleh dengan rasa terkejut, pun dosennya yang tengah mendelik menatap Jimin.
"Kamu, sebutkan nama dan nomor induk mahasiswa." begitulah respon kurang bersahabat dari dosennya.
"Anu.. pak, saya.."
"Nama?"
"Lupa, pak!" jawab Jimin sambil menggertakkan gigi-giginya. Berusaha keras untuk menahan rasa malu.
"Lupa? Kamu mau main-main, ya? Saya tidak punya waktu untuk mahasiswa yang hanya ingin main-main di kelas saya. Keluar."
"Tapi pak-"
"Sekarang."
"Park Jimin, pak! Nama saya Park Jimin!"
"Oh, sudah ingat sekarang?"
"...m-maaf pak" jawabnya kali ini dengan kerucut kecil di bibirnya, kemudian menundukkan kepalanya.
"Park Jimin, kalau mengikuti kelas saya membuatmu ingin mampus, atau membuatmu ingin saya mampus, saya beri saran sebaiknya kamu keluar sekarang. Tapi jika masih ingin mengikuti kelas ini, jangan berisik dan mengganggu mahasiswa lain yang ingin belajar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Wrong? [M] ㅡ Kookmin FF
Fanfiction[ on-going ] Di mana Park Jimin sangat putus asa mencari sugar daddy untuk memenuhi kebutuhan hidup (mewah) nya. Dan ketika dia menemukannya, Jimin baru menyadari satu hal. Bukan dia yang menemukan sugar daddy, justru dia 'ditemukan' oleh sugar dadd...