TMI

883 109 6
                                    

Masalah Permasalahan

|

◈ ━━━━━━━ ⸙⸙ ━━━━━━━ ◈

Jam kerjanya baru saja dimulai, namun tampaknya pria penyandang nama Jungkook ini telah berada di ruangannya setidaknya dua jam yang lalu. Tipikal pekerja keras, atau lebih tepatnya maniak kerja. Di samping pekerjaannya di kantor, tidak ada yang dapat menarik perhatiannya. Namun tentu dentingan ponselnya yang telah berkali-kali berteriak memanggilnya berhasil menarik perhatiannya. Setidaknya berhasil dalam percobaan ke sekian kalinya. Berhasil mengabaikan notifikasi yang masuk di ponsel pribadinya itu sedari tadi, kini Jungkook berbaik hati memberikan kesempatan pada apapun itu yang berniat mengganggunya di tengah kesibukannya.

"Awas aja kalau gak penting."

Begitu ancamnya sebelum meraih ponselnya yang beristirahat tepat di samping laptopnya. Jungkook tak segan mengancam karena dia tahu betul siapa yang berani mengganggunya di tengah kesibukannya. Bahkan orangtuanya pun tidak pernah berniat mengganggunya di jam kerjanya. Karena sekeras dan sebanyak apapun mereka berusaha meraih Jungkook, dia tidak akan pernah mencoba untuk peduli ketika dia sedang berkencan dengan pekerjaannya. Manusia-manusia konyol yang dia panggil "teman" inilah yang tidak pernah takut untuk mengganggunya. Lebih konyolnya lagi, setelah dia membuka notifikasi, satu kalimat berhasil dia tangkap meskipun maksud yang dia tangkap dari kalimat itu benar-benar melenceng.

 Lebih konyolnya lagi, setelah dia membuka notifikasi, satu kalimat berhasil dia tangkap meskipun maksud yang dia tangkap dari kalimat itu benar-benar melenceng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendapat respon yang tidak dia duga, belah bibirnya terbuka dan terkekeh kecil. Benar juga, otaknya belum bekerja dengan baik setelah dibuat pusing oleh banyak berkas sebelumnya. Tidak heran, belakangan dia harus memikirkan cara untuk melonjakkan pendapatannya dari hasil kerja samanya dengan perusahaan milik sang teman, Seokjin. Tiga bulan ini data yang dia terima menunjukkan bahwa performa perusahaan Seokjin kian menurun. Bukannya Jungkook egois dan tidak ingin rugi, hanya saja dia merasa ada yang aneh dengan sang teman. Bagaimana mungkin Seokjin yang dikenal pekerja keras dan tidak pernah mengecewakan para investor maupun partner kerjanya tiba-tiba menunjukkan hal yang berlawanan. Satu yang dia curigai, kemungkinan menurunnya kinerja Seokjin berkaitan dengan keluhannya belakangan ini. Keluhan mengenai adik tirinya yang jika dia tidak salah ingat bernama Jimin.

Terlepas dari apapun yang mengganggu pikiran Seokjin, Jungkook ingin setidaknya sekali saja dia bisa berada di sisi teman-temannya ketika mereka membutuhkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlepas dari apapun yang mengganggu pikiran Seokjin, Jungkook ingin setidaknya sekali saja dia bisa berada di sisi teman-temannya ketika mereka membutuhkannya. Bukan berarti dia tidak pernah membantu, tentu secara finansial atau segala hal dia selalu membantu teman-temannya. Satu saja yang tidak pernah bisa dia berikan pada mereka. Waktu. Menyedihkan jika dia dipaksa menghitung dan mengingat kapan terakhir kali mereka bertemu dan berkumpul berempat. Untuk menebusnya, setidaknya dia harus memaksakan dirinya kali ini.

Setelah ditentukan tempat dan waktu mereka akan berkumpul malam nanti, tangannya memijat pelipisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah ditentukan tempat dan waktu mereka akan berkumpul malam nanti, tangannya memijat pelipisnya. Sedikit pusing karena radiasi yang diterima kedua matanya sejak pagi tadi. Hanya itu saja yang dia benci dari pekerjaannya. Bahwa dia harus berhadapan dengan radiasi dari layar komputer, laptop maupun ponselnya sepanjang hari. Tepat sebelum dia melanjutkan pekerjaannya, suara pintu diketuk membuatnya mendongakkan kepala.

"Ya?"

"Pak, maaf ada Tuan Baek ingin menemui Anda."

"Ah, tolong minta dia masuk. Terima kasih."

Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang panjang baginya. Sudah dapat dipastikan karena partner kerjanya yang cerewet baru saja menunjukkan kedatangannya seolah menjanjikan sebuah negosiasi tanpa ujung.

|

◈ ━━━━━━━ ⸙⸙ ━━━━━━━ ◈

- to be continued -

Am I Wrong? [M] ㅡ Kookmin FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang