Should I?
|
⋆◈ ━━━━━━━ ⸙⸙ ━━━━━━━ ◈
Kelasnya telah usai beberapa saat lalu, seperti biasanya, Jimin menemukan barang baru setelah berkutat dengan ponselnya selama dua jam penuh. Menemukan barang yang benar-benar diinginkannya, Jimin mengunggah foto barang tersebut dengan harapan ada malaikat baik hati entah turun dari mana melihatnya dan menangkap maksud Jimin mengunggah foto itu. Dan berharap ketika dia tengah sibuk dengan rutinitasnya, bel rumahnya berbunyi dan berdiri di baliknya adalah seorang kurir yang mengantarkan barang yang diinginkannya dengan ajaib. Seperti itulah Jimin. Sangat mudah ditebak. Jika ingin mengenal Jimin, cukup perhatikan apa saja yang dia unggah di media sosialnya.
Tentu bukan Taehyung namanya jika tidak mendukung Jimin dalam apapun yang Jimin lakukan. Katakanlah Taehyung salah jalan dalam hal mendukung sahabatnya, namun apa boleh buat, Taehyung terlampau menyayangi temannya. Telah berbagai macam fase hidup mereka lalui bersama. Bagaimana mungkin Taehyung meninggalkan Jimin? Di balik semua komentar konyol Taehyung tersimpan rasa simpati dan ingin membantu yang begitu tinggi. Sisanya, dia sedikit merasa simpati karena temannya yang satu itu sepertinya mulai kesulitan untuk mengontrol nafsunya sendiri. Ini tidak seperti dirinya berbeda dengan Jimin. Dia pun kerap kali tergoda terlebih ketika Jimin mengajaknya untuk berburu barang-barang mewah. Namun dia masih memiliki kendali penuh terhadap nafsunya. Mudahnya, Taehyung adalah rem bagi Jimin. Bukan berarti dia selalu bisa menahan Jimin, namun seperti itulah perannya di hidup Jimin selain menjadi sahabat terbaiknya.Tangannya terhenti sejenak setelah mengetikkan kalimat tidak berdosa itu. Nyatanya, ketika jarinya mengetikkan kalimat 'gak bakal kutuker dengan apapun' di akun utamanya, jarinya telah mengetikkan hal yang bertentangan di akun pribadinya. Tidak, bukan salah Jimin. Tentu begitu yang ada di otaknya. Niat buruk yang belum dikerjakan bukanlah tindak kejahatan, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Wrong? [M] ㅡ Kookmin FF
Fanfiction[ on-going ] Di mana Park Jimin sangat putus asa mencari sugar daddy untuk memenuhi kebutuhan hidup (mewah) nya. Dan ketika dia menemukannya, Jimin baru menyadari satu hal. Bukan dia yang menemukan sugar daddy, justru dia 'ditemukan' oleh sugar dadd...