Chapter 17

535 109 1
                                    

Please, kalian jangan baca doang, divote juga kalau suka. Aku jadi nggak semangat ngetik.

Aku juga dulu gitu, cuma baca tapi nggak vote. Tapi akhir - akhir ini lagi memperbaiki diri buat nggak ngulangin hal yang sama lagi, soalnya aku tau gimana jadi author.

Jadi, yuk kita sama - sama belajar menghargai karya orang lain dan beri reward berupa vote dan komen 😊










































"Persiapan bagaimana? "

"Baik - baik aja"

Jisoo menghela nafasnya. Dia kemudian menatap bulan yang bersinar dengan terang di langit malam ditemani bintang - bintang.

"Dia mirip gue"

"Siapa? "

"Sang bulan"

Irene menatap Jisoo dengan pandangan bingung.

"Sang bulan itu akan kesepian kalau nggak ada bintang - bintang. Sama kayak gue, gue juga bakal kesepian kalau nggak ada kalian yang nge-bacot atau lainnya"

Irene menatap Jisoo yang sedang tersenyum. Dia kemudian ikut menatap langit malam.

"Bintang - bintang juga nggak akan bisa bersinar kalau nggak ada sang bulan"

"Tapi terkadang bintang menghilang dan kemudian kembali lagi menemani sang bulan. Bener kan? "

Irene terdiam. Perkataan Jisoo memang benar, bintang terkadang menghilang dan kembali lagi menemani sang bulan.

Irene menghela nafasnya. Dia menatap Jisoo dan menepuk bahunya dia kali.

"Udah larut malam, tidur"

Jisoo tidak menjawab. Matanya masih memandang langit malam, lebih tepatnya sang bulan. Setelah Irene keluar, dia masih tidak bergerak. Matanya terus memandang sang bulan hingga dirinya merasa mengantuk.

Jisoo kemudian menutup balkon dan berjalan kearah tempat tidurnya untuk tidur.

Dia berharap hari esok akan menjadi hari yang paling berkesan dalam hidupnya.

***

"YUHUU, EVERYBODY WAKE UP"

"HEY HEY HEY, HEECHUL YANG GANTENG DATANG~"

"GANTENG PALA LO"

"IRI BILANG DONG"

"CIH, TIDAK SUDI AKU IRI PADAMU SUKINAH"

"CIH, PEMBOHONG KAU DASAR MAEMUNAH"

Blackvelvetwicezy keluar dari kamar mereka dan turun dengan wajah kesal. Emang siapa sih yang nggak kesal tidurnya diganggu?

"Ini ada acara apa sampai kalian semua dateng? "

"Lah, kan besok mau nugas bareng"

Blackvelvetwicezy cengo. Mereka taunya yang ikut nugas cuma papa, mama, Jieun, Krystal, sama Somi. Mereka natap Tzuyu yang juga ikutan cengo.

"Hah, bukannya cuma kak Jieun, kak Krys, Somi, papa, sama mama doang ya yang ikut? "

"Nggak tau tuh. Para om-om juga mau ikut, Stray Kids katanya mau ikut juga"

"Lah, ini mau tawuran atau apa? Banyak banget"

"Kan emang mau tawuran. Gimana sih Yer? "

Yeri tepuk jidat. Dia lupa kalo nugas juga sama aja kaya tawuran.

"Terus kenapa kesini? Kenapa nggak langsung ke rumah belakang? "

"Jadi maksudnya kita nggak boleh disini gitu Lis?! "

"Nggak gitu om, maksudnya emang kalian nggak capek? "

"Halah, udah biasa"

Para om - om langsung duduk disofa.

"Silahkan, anggap aja rumah sendiri"

Blackvelvetwicezy menatap datar para om - om. Om - om mereka nggak tau diri emang, padahal kan ini rumah blackvelvetwicezy, bukan mereka.

Tapi biarlah, mereka nggak mau jadi keponakan yang durhaka. Padahal mah, selalu aja ghibahin para om - om di taman.

"Sana mandi. Kalian kayak gembel soalnya"

"Males, mending lanjut tidur"

Blackvelvetwicezy berjalan ke kamar masing-masing dan kembali tidur. Nggak peduli mereka sama para om - om yang lagi ributin tempat duduk. Padahal tempat duduk masih banyak yang kosong.

Jieun, Krystal, dan Somi ikut meninggalkan para om - om rempong itu. Mereka bertiga nggak mau telinga mereka jadi sakit gara - gara teriakan tidak berfaedah dari para om - om yang selalu ributin ini itu.

Cih, padahal umur udah tua tapi kelakuan macem anak TK.
















Jangan lupa vote dan komen!
Inget ketikan diatas, belajar menghargai karya orang lain dengan memberi reward berupa vote dan komen.

Selamat berusaha kakak - kakak dan adek - adek!

We Back [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang