Chapter 13

632 78 1
                                    

"Mereka udah dateng"

Para anggota blackvelvetwicezy menengok ke arah Jieun, Krystal, Irene, Seulgi, Jennie, dan Nayeon.

"Itu kenapa? "

"Pingsan, gara-gara Jennie pukul"

"Bukan gue, dia aja yang lemah"

Para anggota blackvelvetwicezy , Jieun, Krystal, dan Somi memutar bola mata mereka mendengar perkataan Jennie. Nayeon kemudian membawa pelaku itu ke kursi dan mengikatnya dengan rantai.

"Tunggu sampai bangun aja atau sekarang? "

"Tunggu sampai bangun ajalah. Nggak seru kalau mereka berempat nggak bangun"

Para anggota blackvelvetwicezy, Jieun, Krystal, dan Somi kemudian keluar dari ruangan itu dan menguncinya.

"Nanti yang mau duluan siapa? "

"Gue! "

"Oke, Jennie, Seulgi, Jisoo, Kak Krys, sana Yeji duluan"

Para anggota blackvelvetwicezy, Jieun, Krystal, dan Somi duduk di kursi sambil menunggu mereka berempat sadar. Tidak lama kemudian, semuanya melihat sedikit pergerakan dari mereka berempat.

"Masuk"

Krystal, Seulgi, Jisoo, Jennie, dan Yeji kemudian masuk sambil membawa sebuah ember air dingin yang baru saja diambil Lisa.

Byur

Mata mereka berempat terbuka sempurna karena merasakan air dingin.

"Siapa kalian?! "

Karena Krystal, Seulgi, Jisoo, Jennie,dan Yeji memakai topeng, jadi mereka berempat tidak mengetahui identitas mereka.

"Bukan urusan lo"

"Darimana lo dapet ganja? Mana banyak banget"

"Kalian tidak perlu tau"

"Katanya kita nggak perlu tau girl "

Krystal, Seulgi, Jisoo, Jennie, dan Yeji tertawa menyeramkan yang membuat mereka berempat takut.

"Sooya sama Yeye, ikut gue urus tiga orang itu. Bear sama Nini urus dia"

"Siap"

Krystal, Jisoo, dan Yeji menghampiri ketiga orang itu. Sedangkan Seulgi dan Jennie menghampiri sang pelaku yang sudah berkeringat dingin saking takutnya.

[Fokus ke Seulgi dan Jennie]

"Gue tanya, darimana lo dapet ganja banyak banget? "

Sang pelaku masih menutup mulut, dia tidak berniat memberitahukan Seulgi dan Jennie.

"Jawab selagi gue tanya baik - baik"

Sang pelaku masih menutup mulutnya. Seulgi dan Jennie mendengus kesal dan mengambil pisau lipat yang ada di balik jaket mereka. Mereka kemudian mulai menyayat kulit sang pelaku yang membuat sang pelaku berteriak kesakitan.

Tak lama kemudian, sang pelaku akhirnya menyerah dan memilih untuk mengatakan kebenarannya.

"Cukup! Saya akan mengatakannya! "

"Nah, dari tadi dong"

"Katakan"

Sang pelaku menelan salivanya dengan susah payah dan mulai berbicara.

"Saya membelinya di tuan Yeh. Dia memiliki banyak narkoba, salah satunya ganja. Saya sudah lama membelinya di tuan Yeh untuk kembali dijual agar mendapatkan uang"

Di balik topeng, Seulgi dan Jennie menyeringai. Ah, ternyata dari si tua bangka itu, pikir mereka.

"Terima kasih sudah memberitahukan itu kepada kami"

"Tapi, semua orang yang masuk kesini harus dibunuh"

Pupus sudah harapan sang pelaku. Dia kira mereka akan melepaskannya setelah dia mengatakan informasi itu. Ternyata sia - sia dia memberitahukan info itu pada mereka jika dia tidak bisa keluar dari sini.

"Langsung aja lah"

"Oke"

Seulgi mengambil pedang dan menebas kepala sang pelaku. Kemudian mereka berdua keluar bersamaan dengan Krystal, Jisoo, dan Yeji.

Setelah membersihkan diri, mereka berkumpul di ruangan bersama para anggota blackvelvetwicezy dan Somi.

"Ketiga orang itu siapa? "

"Mereka hanya pecandu ganja"

"Lalu, dimana dia membeli ganja itu? "

"Di si tua bangka alias tuan Yeh"

"Ayah Yeh Shuhua? "

Seulgi dan Jennie hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Dia memang harus segera di basmi"

"Hm, benar"

"Jadi, setelah ini bagaimana? "

Irene kemudian menyuruh mereka semua merapat dan mulai menjelaskan rencananya.

"Bagaimana? "

"Widih, tumben otak kak Rene encer"

"Hooh, biasanya kan kak Wendy yang bikin rencana"

"Jadi lo berdua ngatain gue goblok gitu?! "

"Tuh, kak Rene sendiri yang bilang goblok, bukan Ryujin sama Somi"

"Au ah, terserah"

"Yah, ngambek deh nyai"

Irene langsung mengumpat mendengar perkataan Ryujin dan Somi. Sedangkan yang lain tertawa melihat wajah cemberut Irene.

We Back [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang