Chapter 19

883 100 2
                                    

"Jangan sampai ketahuan. Paham? "

"Paham pa"

Blackvelvetwicezy kemudian turun dari helikopter diam - diam. Setelah masuk ke markas Red Moon, mereka menengok kanan kiri sambil menodongkan senjata, siapa tau nanti ada penjaga yang lagi berjaga.

Irene berhenti membuat yang lainnya hampir saja bertabrakan.

"Kenapa berhenti? "

Jisoo berbisik kepada Irene.

"Ada yang lagi jaga"

"Berapa orang? "

"10 orang"

"Gampang itu mah"

Yeji mengambil 2 pistol tanpa suara. Dia memberikan satu kepada Seulgi dan satunya lagi dirinya sendiri. Seulgi dan Yeji menembak para penjaga.

"Good job kalian berdua"

Irene kemudian melanjutkan perjalanannya diikuti yang lain. Irene kemudian membagi tim karena ada dua jalur di depannya.

"Tim sesuai rencana"

"Siap"

Mereka kemudian berpencar, tim 1 ke arah kanan dan tim 2 ke arah kiri.

Tim 1 pov on

"Ada yang janggal nggak sih? "

Jisoo bertanya pada mereka dengan pandangan yang masih menatap pintu - pintu bertuliskan angka.

"Emang ada? " Tanya Nayeon balik sambil menatap pintu - pintu yang bertuliskan angka.

Jisoo tidak menjawab. Dia masih menatap pintu - pintu itu dengan intens.

"Ini perlu sandi" Ucap Seulgi sambil berdecak kesal. Otaknya kemudian memikirkan sandi yang mungkin saja dipakai oleh para mafia.

"Gue tau"

Jisoo kemudian melangkah mendekati pintu itu dan memasukkan sandinya.

Ceklek

Mereka semua menatap Jisoo dengan bingung. Gimana caranya dapat sandi tanpa pentunjuk? Seolah mengerti pemikiran mereka, Jisoo tersenyum tipis dan menunjuk pintu - pintu yang bertuliskan angka.

"Petunjuknya ada diangka itu. Sisa diganti jadi huruf habis itu diurutkan"

Lainnya mengangguk mengerti. Mereka kemudian masuk ke ruangan itu.

Gelap dan sunyi

Itu adalah ciri ruangan tersebut. Chaeryeong dan Ryujin mengambil senter dan membagikannya kepada yang lain. Mereka menerima senter itu dan melangkah dengan hati - hati, takut terkena jebakan yang mungkin saja dipasang.

Ctak

Sana melemparkan batu kecil dan membuat lampu ruangan menyala. Mereka semua bernafas lega, setidaknya mereka menghemat penggunaan senter.

"Wow, laser yang sangat banyak"

"Fokus Dahyun"

Dahyun berdecak dan ikut melangkahkan kakinya melewati laser - laser itu. Mereka bergerak dengan hati - hati agar tidak terkena laser - laser itu.

"Ada pintu disini. Dibuka tidak? "

"Buka aja"

Mereka memegang senjata dan menodongkan nya di depan pintu. Tzuyu mengangguk dan membuka pintu.

Brak

Mereka memasuki ruangan itu dan mengelilinginya.

"Aman"

We Back [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang