F I F T E E N

2.4K 316 18
                                    

Happy Reading


Aqshel menggeliat kecil. Selimut terasa sangat hangat apalagi berada di pelukan seseorang seperti ini. Rasanya Aqshel ingin tidur saja seharian.

fuuu~

Zhaqvee meniup kecil bulu mata Aqshel. Zhaqvee tau sebenarnya gadis kecil di pelukannya ini sudah terbangun. Hanya malas membuka mata saja.

Aqshel sama sekali tak terganggu. Ia memasukkan semakin dalam wajahnya ke leher Zhaqvee.

"Wake up sweetheart or i'll kiss u right now"

Aqshel merinding mendengar suara sexy milik Zhaqvee itu. Gadis itu langsung bangun dan memberi jarak.

Yang pertama kali Aqshel lihat adalah Zhaqvee yang tersenyum manis sehingga lubang di pipi nya terlihat. Pria ini sudah Aqshel pastikan bukan tipe pria yang menyeramkan. Ups

Aqshel melamun sambil menatap Zhaqvee. Sudah berapa hari pria ini di sini? Seminggu? Apakah ia tidak bosan berada di kamar saja?

Tok tok

"Nona sarapan mu" itu salah satu maid.

Dengan sigap Aqshel menarik tirai di tempat tidur nya sehingga dirinya dan Zhaqvee tak bakal terlihat.

"Masuk, letakkan di meja kemudian keluar" perintah Aqshel segera di lakukan maid itu.

Maid, butler dan bodyguard yang bekerja di kediaman Arsen ini semua nya terpilih. Gaji mereka sepuluh kali lipat dari pelayan biasa. Karena selain melakukan tugas, mereka juga harus menjadi buta dan tuli akan urusan pribadi keluarga ini.

Maid itu keluar dan pintu tadi otomatis terkunci.

Aqshel turun dan membuka brankas nya, mengeluarkan tiga kotak susu coklat dan lima yang vanila kemudian meletakkan nya di sebelah sarapan yang tertata rapi di meja kecil itu.

Zhaqvee dengan rambut acak-acakan. Tanpa atasan hanya celana saja duduk, kemudian bersandar di bahu Aqshel.

Aqshel gemes sendiri menarik lembut pipi Zhaqvee membuat pris itu meringis kecil.

"Ayo cuci muka" langsung saja Aqshel menarik tangan Zhaqvee ke kamar mandi.

Zhaqvee hanya melihat Aqshel yang mengikat rambut nya kemudian mencuci muka dan gosok gigi. Zhaqvee baru sadar kalau perempuan itu memakai baju pria.

"Baju siapa yang kamu pakai?"

Aqshel berkumur-kumur kemudian mengeluarkan air nya. "Kakak ku" jawab Aqshel.

Melihat Zhaqvee yang tak terlihat berniat cuci muka. Aqshel mengambil sikat gigi berwarna hitam yang memang khusus Zhaqvee kemudian memberi kan odol dan memasukkan nya ke mulut zhaqvee. Mau tak mau pria itu menggosok giginya.

Aqshel naik ke bangku kecil supaya setara dengan kepala Zhaqvee. Kemudian dengan lembut membasuh wajah yang terpahat sempurna itu.

Selesai sikat gigi, Zhaqvee memsahi kepalanya kembuat rambut itu semakin terlihat acak-acakan.

Aqshel mengambilkan anduk kecil kemudian mengeringkan wajah dan rambut Zhaqvee.

Lihatlah, selama sekitar seminggu ini mereka selalu melakukan hal seperti ini setiap pagi. Aqshel jadi merasa seperti menikah muda saja. Dan ya Zhaqvee mulai terbiasa dengan Aqshel yang melayani nya.

Mereka kembali ke sofa dan duduk bersebelahan. Aqshel membuka susu rasa coklat dan memberikan nya kepada Zhaqvee. Zhaqvee tersenyum manis Aqshel gemes sendiri kemudian mengajak surai lembut itu.

"Good boy"

Terdapat banyak makanan di hadapan mereka. Maid dan koki tak mau membuat kesalahan jadi mereka selalu membuat macam macam menu walaupun hanya untuk satu orang.

Aqshel mengunyah toast dengan mozarela dan coklat. Zhaqvee juga memakan itu tapi yang hanya coklat tanpa keju. Aqshel sudah mengetahui jika pria ini maniak coklat.

"Luka di dahi mu itu karena apa?"

Zhaqvee berhenti mengunyah, menatap manik mata bertanya milik Aqshel. Di mata Aqshel ekspresi Zhaqvee sangat imut.

"Aku terbentur pinggiran bathup di kamar mandi semalam" jawab Zhaqvee kemudian kembali memakan toast nya.

Aqshel menganggukan kepalanya. Kemudian berdiri dan berjalan ke lemari. Ia membeli perlengkapan pria beberapa hari yang lalu melalui online shop. Aqshel memberikan Zhaqvee sweter Babyblue dan langsung di pakai oleh Zhaqvee. Terlihat pas dan manis.

"Hari ini aku akan sibuk. Kalau kamu lapar ambil saja semua di brankas itu okay?"

Zhaqvee hanya mengangguk singkat karena mulutnya penuh akan toast. Aqshel terkekeh kecil kemudian mengusap sudut bibir zhaqvee.

"Aku mandi dulu" Setelah mengatakan itu, Aqshel memasuki kamar mandi.

Ekspresi Zhaqvee langsung berubah. Ia menelan toast di mulutnya.

"Jika aku terbiasa, aku akan sulit melepaskan mu, princess albarack."


***

Aqshel memasuki rumah sakit dengan Gavendra dan Gazelle. Tadi kedua kakaknya ini menjemputnya dan mereka segera mengunjugi Arsen.

Gazelle tadi mengatakan kepada Aqshel bahwa ayahnya itu sudah sadar. Aqshel tambah tak sabar ingin bertemu. Gadis itu sangat sangat sangat merindukan sang ayah.

Bodyguard yang menjaga dan dua orang dokter yang keluar dari ruangan Arsen menunduk hormat ke generasi penerus albarack ini.

Aqshel memasuki ruangan langsung di sambut tatapan hangat Arsen. Garva yang berada di sebelah Arsen langsung menyingkir. Seberanya dari pada menjaga Arsen, Garva lebih wajib menjaga Aqshel. Tapi tadi ia sibuk meredakan emosi Arsen sampai tak sempat mengunjungi mansion.

Aqshel langsung memeluk ayahnya itu dan terisak pelan. Arsen tersenyum tipis, putrinya itu sangat mencintainya rupanya.

"Daddy yang mana yang sakit?" Aqshel bertanya sambil menangkup kedua belah pipi sang ayah. Manik mata kembar itu berhadapan. Tapi milik Aqshel berlinang air mata.

"Sudah tidak sakit, apalagi jika putri ku memberikan ciuman di pipi dua kali. Maka aku akan segera sembuh"

Aqshel tertawa kemudian mengecup pipi kanan, kiri dan dahi ayahnya.

Interaksi ayah dan anak yang manis itu juga membuat hati Gavendra, Gazelle dan Garva yang ikut menyaksikannya menghangat.






Dont forget to vote sweetheart
Aduh gaje wkwk

The Dark webTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang