S E V E N

3.4K 394 11
                                    

Menurutku baca dua atau tiga part di atas dulu, kalian pasti lupa kan😌🙏

HAPPY READING-!!


"Suks" umpat suara di dalam kepala Zhaqvee.

Zhaqvee duduk di sofa dengan kaki di naik kan ke atas meja. Tubuhnya toples, hanya menggunakan celana.

"Jangan hanya bersantai. Kau kira kau itu liburan ke mansion albarack?"

Zhaqvee pura-pura tak mendengar saja. Seumur hidup dia baru tau kalau susu kotak rasa coklat lebih enak dari pada kopi, jadi dia sedang menghabiskan stok susu kotak aqshel. Pantas saja gadis itu meletakkannya di dalam brankas.

"JERK! APA GUNANYA KAU MEMASANG CHIP DI KEPALA MU JIKA KAU TAK MENURUTI PERINTAH KU"

Zaqvee memegang kepalanya yang berdenyut nyeri. "Kau kira aku bisa berkeliaran sesuka ku di mansion ini? Stupid bahkan ada 10 penjaga yang menjaga di depan kamar si putri ini"

***

Ujian sudah selesai. Hari ini Aqshel di jemput oleh ayahnya itu. Melempar tas nya ke kursi belakang dan meneguk kasar susu kotak yang baru saja di lempar oleh Arsen.

"Makasi dad"

Tak ada jawaban. Biasalah, punya ayah half es batu.

"Langsung pulang dad?"

Arsen menatap jam tangan nya sejenak, kemudian kembali fokus ke jalanan. "Mau ikut misi?"

Seketika Aqshel tersedak. Selama ia hidup, pernah dua kali 'menjalankan misi'. Pertama kali saat usia 8 tahun. Sebenarnya saat itu ia sedang liburan bersama sang ayah.

Tapi di bandara ayahnya dan beberapa bodyguard sekalian menangkap seorang penjahat kelas atas. Pemerintah sendiri yang meminta bantuan Arsen dan bawahannya.

Aqshel yang saat itu kebingungan, di beri tugas untuk menekan remote. Iya, remote.

Puk

Arsen melempar benda kecil berbentuk persegi panjang dengan beberapa tombol di atasnya.

Aqshel menangkapnya, kemudian menatap sang ayah. "Buat apa, daddy?"

"Jika kau mendengar 1 suara tembakan, tekan yang berwarna orange, jika mendengar 2 kali tembakan, tekan yang merah."

Kemudian Arsen pergi. Aqshel duduk di dalam jet pribadi milik mereka, sendirian.

Beberapa saat kemudian, suara tembakan bersahutan, sebanyak dua kali. Tanpa pikir panjang Aqshel menekan tombol berwarna merah. Seketika bandara tersebut meledak.

Untuk misi ke dua. Aqshel yang berumur 12 tahun menghadiri pesta kolega bersama sang ayah. Membawa beberapa potong cup cake yang berisi bom. Meletakkannya secara acak di meja-meja.

Ya begitulah, hidup sebagai Anak dari seorang Arsen, setidak nya Aqshel harus memiliki sedikit ilmu manipulasi sang ayah.

"Hehe boleh, udah lama ga ikutan" jawab Aqshel cengengesan.

The Dark webTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang